Mohon tunggu...
Denny Reza K
Denny Reza K Mohon Tunggu...

Teknik Pertambangan ITB l dennyrezakamarullah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Guangzho-Indonesia Serupa Tapi Tak (Belum) Sama

18 April 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat lalu saya berkesempatan mengunjungi salah satu kota terbesar di China, Guangzhou, kunjungan ke ibukota propinsi Guangdhou ini adalah kunjungan ke-3 terhadap kota-kota di China, setelah sebelumnya Beijing dan Changsa.

Dibandingkan dengan Beijing dan Changsa, kondisi cuaca Guangzhou relative mirip dengan Indonesia. Ketika saya berkunjung, Negeri Tirai Bambu ini sedang dalam musim semi, dengan temperature di Kota Beijing antara 2-13 derajat Celcius, Changsa 4-14 derajat Celcius dan Guangzhou 15-25 derajat Celcius.

Alur Kunjungan Beijing-Changsa-Guanngzhou secara tidak langsung memberikan sebuah pelajaran berharga tentang kondisi geografis Indonesia. Beijing dan Changsa dengan suhu yang ‘ekstrem’, jelas bukan hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia seperti saya yang biasa menikmati iklim tropis.

Layaknya sebuah Ibukota, Beijng adalah tempat dimana Anda akan melihat gedung-gedng menjulang tinggi, jalan-jalan minim tumbuhan (maklum, cuaca tidak mendukung), mobil dimana-mana, kumpulan manusia yang siap memenuhi jalan-jalan di pagi dan jam pulang kerja. begitulah kondisi Beijing sebagai pusat pemerintahan. Dan ketika saya meliha kondisi Beijing dengan cuaca ‘ekstren’ nya itu, ada hal yang terpikir.

Kita (Indonesia) beruntung, dengan iklim tropis, tumbuhan dengan mudah tumbuh di berbagai sudut negeri ini, tanpa menanam pun, tumbuhan dengan mudah tumbuh subur dan berkembang. maka benarlah kta-kata koes Plus dalam lirik lagu Kolam Susu nya. Tanah Kita Tanah Surga Bung !!


Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jalan cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupmu

Tiada badai tiada topan kau temui

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun