Mohon tunggu...
Dennis Gavriel
Dennis Gavriel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis lepas

Seseorang yang dilahirkan ke dunia untuk memberikan hiburan dengan cara menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kamu

6 November 2021   14:19 Diperbarui: 6 November 2021   14:24 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku dan Kamu pernah bersama, Aku dan Kamu pernah dekat, tapi ternyata itu semua hanya sekejap. Aku dan Kamu dipaksa untuk melepaskan tangan, kita dipaksa untuk saling meninggalkan. Aku tau ini sangat sakit, tapi aku tau bahwa semua memiliki makna didalamnya.

Aku dan Kamu pernah membuat kenangan indah bersama, " Mau aku jemput gak?" Kalimat itu adalah kalimat yang selalu kau ucap saat kita akan berangkat ke sekolah. Kenangan yang selau kita buat saat kita berada di jalan pun, masih selalu terukir di pikiranku, yang paling aku ingat adalah saat kita saling bercanda tentang kejadian di sekolah atau saat kamu lupa mengerjakan PR. Kenangan lain saat di jalan adalah saat kamu bilang, "Kalau kita sudah lulus di jenjang pendidikan nanti, aku yakin akan bawa kamu ke pelaminan." Kalimat itu masih selalu membekas di pikiranku.

Kita juga pernah membuat kenangan bersama saat malam minggu. Setiap malam minggu apalagi saat luang kita pasti jalan bareng. Jalan bareng sama kamu, selalu membuatku gembira, tapi selalu membuatku meneteskan air mata saat aku mengenangnya. Kamu selalu mau dimanja, berbeda saat disekolah, saat disekolah kamu gila banget, tapi saat kamu sama aku, kamu manja banget.

Begitu juga dengan aku, saat disekolah aku biasa aja, tapi saat sama kamu, aku gak bisa jauh dari kamu dan selalu mau bergandengan tangan   " Aku mau itu beliin dong," sambil mimic wajah imut. Kalimat itu selalu yang kau ucapkan padaku saat kita lagi jalan bareng. Ada juga kalimat yang masih aku ingat saat kita lagi jalan bareng, " Tangan mu taruk di tanganku dong!" Sambil nada imut aku ucapkan itu padamu. Semua kenangan itu selalu membuatku meneteskan air mata saat aku mengingatnya.

Semua kenangan itu pernah kita ukir bersama-sama. Hal yang masih aku ingat juga adalah saat kita berdua udah gak kayak biasanya. Kamu yang dulunya saat di kelas sering banget datengin meja ku tapi saat itu kamu udah gak pernah liat aku lagi, kamu selalu ngejauhin aku, setiap kamu liat aku dari jauh kamu langsung putar balik, saat aku chat kamu, udah gak pernah ada balasan lagi. Kamu bahkan sempat memblokir kontaku dan setelah itu saat di kelas kamu tidak memberikan alasan apa pun. Kamu seakan-akan tidak peduli lagi sama aku. Aku pun tidak berani bertanya apalagi mendekatimu.

Teman dekatku yang bernama Caca sempat mencium keanehan diantara kita berdua. Caca pernah membuat kita duduk berdua saat didalam kelas, tapi hal itu tidak sesuai ekspetasi. Kamu mendiamiku, kamu malah ngobrol sama temanmu, bahkan seharusnya kita berbicara tentang keadaan kita sekarang. Aku melontarkan banyak pertanyaan seperti, "Kamu ngapain blok aku?" Jawabanmu hanya senyum yang tidak ikhlas. Aku melontarkan pertanyaan lagi, "Kamu kenapa belakangan ini kok beda banget?" Jawabanmu masih sama, senyum tidak ikhlas. 

Aku menahan air mata dan mengumpulkan kekuatanku untuk melontarkan pertanyaan terakhir. Pertanyaan terakhir pun akhirnya terucap, "Kamu itu tau gak sih kalo keadaan kita itu udah aneh?" Kali ini jawabanmu berbeda, pandanganmu kosong dan kamu menatapku. 

Ku kira akan ada jawaban jelas yang akan keluar dari mulutmu, tapi jawabanmu kurang jelas, kamu bilang bahwa, " Malam ini kamu kosong, kalo kamu kosong aku mau ajak kamu ke Storykafe." Lalu aku jawab, " Ya, aku kosong, jam berapa kita ketemuan?" Jawabmu, "Jam tujuh malam nanti, berangkat sendiri aja ya!" Setelah mengatakan itu kamu pergi ninggalin aku. Aku juga pergi dari situ dan pergi ke kamar mandi karena aku tak kuasa menahan tangis.

Sesampainya di kafe aku mencoba membuat raut wajah gembira, tapi saat aku melihat mu dari kejauhan wajahmu terlihat serius. Ternyata ada pembicaraan serius yang menantiku disitu. Pembicaraan itu bukan pembicaraan tentang, kita habis lulus rencana mau ngapain, bukan itu yang kita bahas, tapi pembicaraan itu adalah pembicaraan mengakhiri hubungan denganmu. 

Kita ada di rooftop saat itu. Kita cuman memesan minuman, kamu membayar itu semua dan menyuruhku untuk meminumnya terlebih dahulu. " Ada apa sih kok wajahmu serius banget, gak kayak biasanya," Kalimat itu adalah yang aku ucap kepadamu sesaat sebelum aku minum minumanku. 

Aku cuman minum sedikit, begitu juga dengan kamu. Tiba-tiba kamu menghela nafas dan ngomong sesuatu yang aku kira kamu gak bakalan ngomong hal itu, "Aku mau serius dulu sama kamu, aku tau ini susah, tapi aku mau putus sama kamu!" Aku kaget saat itu dan aku pun langsung mengeluarkan kalimat, "Kamu gila ya, kita ini bukannya cuman sekedar pacaran, tapi kita ini udah betul-betul saling mencintai." Lalu kamu menjawab, "Kalo kita bukan pacaran kita ini apa?" Aku kaget mendengar perkataan itu dan aku pun langsung melontarkan pertanyaan yang selalu kusimpan selama ini," Memangnya ada masalah apa sih, kamu itu udah beda banget tidak kayak biasanya, ada apa sih?" Lalu kamu menjawab, " Aku mau pergi ke luar kota, Ayahku dapat tugas baru di kota itu, ini kesempatanku untuk fokus ke masa depan ku dan bukannya pacaran denganmu, apalagi menghabiskan waktu disini!" Setelah mendengar itu aku tak kuasa menahan tangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun