Baca juga "Don't Follow Your Passion": Modal Berani Saja Tidak Cukup
Kita pun kemudian akan melakukan penyesuaian terhadap karier yang akan dijalani. Bisa jadi kita tetap berjalan lurus, mencari jalan berputar, atau berbelok ke tujuan lain yang malah lebih kita pahami rutenya.
5. Lebih realistis soal pasangan hidup
Usia 25 juga jadi momen di mana kita akan seringkali ditanyai soal calon suami atau istri. Lepas kuliah dan mulai bekerja, kurang lengkap rasanya tanpa pasangan.
Di Indonesia sendiri, usia 25 adalah usia yang dianggap matang untuk mulai membangun rumah tangga. Karena telah umum di mana-mana, yang masih men-jomblo di usia 25 seringkali jadi bahan candaan, dicap terlalu idealis atau dipertanyakan orientasinya.Â
Perkara pasangan ini juga merupakan salah satu masalah dalam quarter life crisis.
Membangun kembali konsep soal pasangan hidup akan kita alami selama quarter life crisis. Di masa remaja, kita mungkin fokus mengembangkan konsep pasangan yang ideal fisik, karier, dan sikapnya.
Setelah melewati quarter life crisis kita jadi lebih realistis. Pasangan hidup tidak lagi soal indah visualnya, tapi bagaimana komitmennya dalam berumah tangga kelak.Â