Mohon tunggu...
Denik13
Denik13 Mohon Tunggu... Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal dari Buku, Kemudian Bertemu dan Berteman Layaknya Seduluran

8 Maret 2022   20:09 Diperbarui: 8 Maret 2022   20:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan teman dari Mojokerto (dokpri)

Menjalin pertemanan itu bisa dimulai darimana saja. Dari sebatang rokok, korek api atau jam tangan. Kalau di era digital sekarang ini lebih banyak melalui media sosial.

Tak terkecuali pertemanan saya dengan seorang teman di daerah Mojokerto. Seorang guru di salah satu SLTA negeri Mojokerto. Saya mengenal beliau melalui Facebook. Kami sama-sama penyuka buku Balada Si Roy karya Gol A Gong. Sehingga kami pun berada di grup yang sama.

Dari sana kami saling berkomentar dan memberi pendapat tentang berbagai hal. Intinya cocoklah. Hingga suatu ketika saat saya melakukan perjalanan solo riding ke Surabaya. Saya pun menyempatkan diri untuk bertemu dengan beliau. Meski sebentar setidaknya singgahlah. Silaturahim. Itu prinsip saya.

Begitu bertemu ternyata tidak bisa sebentar. Saya diperkenalkan dengan anak dan istri beliau yang juga seorang pendidik. Dijamu oleh keluarga beliau layaknya sedulur jauh yang lama tak bertemu. Obrolan dan cerita kami pun mengalir begitu saja satu sama lain seolah sudah mengenal lama.

Dalam pertemuan singkat tersebut saya dibawa mengunjungi beberapa tempat iconik di sana. Bercengkerama dengan anak-anak juga sepanjang perjalanan. Sayang saya tidak bisa berlama-lama dengan mereka. Sebab waktu saya dibagi-bagi untuk yang lain. Sehingga tawaran untuk menginap di sana terpaksa saya tolak.

Pertemuan dengan anak dan istri teman di Jakarta (dokpri)
Pertemuan dengan anak dan istri teman di Jakarta (dokpri)

Meski singkat, pertemuan tersebut menguatkan pertemanan kami. Maka ketika istri dan anak beliau ada kegiatan di Jakarta, saya tak segan dan sungkan untuk menemui mereka. Walaupun tanpa kehadiran si teman itu sendiri. Selain sudah mengenal sebelumnya. Saya pun sudah menganggap mereka sedulur.

Nah, pertemanan rasa seduluran inilah yang membuat semuanya terasa indah. Meski saya dan si teman berlainan jenis. Berkenalannya pun melalui medsos alias dunia maya. Selama niatnya baik. Tak ada kepura-puraan dan tetap menjadi diri sendiri. Maka tak hanya menambah teman, tapi juga menambahkan sedulur atau persaudaraan. Indah bukan? (E,

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun