Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Meneladani Kebiasaan Bilal yang Menghantar Langkahnya ke Surga Mendahului Rasulullah SAW

3 Mei 2021   20:16 Diperbarui: 3 Mei 2021   20:16 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bilal adalah muadzin Rasulullah SAW di tempat mana pun yang didatangi Rasulullah SAW. Baik sedang safar ataupun tidak.

Nama lengkapnya Bilal bin Rabbah. Budak dari Habasyah yang berkulit hitam. Ketika ia mengetahui bahwa Muhammad SAW telah diutus sebagai nabi, ia bergegas menanyakan agama baru tersebut.

Begitu mengetahui bahwa Islam tidak memandang perbedaan antara tuan, hamba, orang kaya dan orang miskin, orang Arab atau non Arab, orang berkulit putih dan orang berkulit hitam. Semua sama. Hanya ketaqwaan yang membedakan mereka di mata Allah. Maka ia segera masuk Islam.

Bilal termasuk golongan orang pertama yang masuk Islam. Ia masuk Islam secara terang-terangan. Memperlihatkannya kepada orang lain. Sikapnya tersebut membuat marah orang-orang musyrik.

Mereka menganggap Bilal tidak punya hak milik atas dirinya. Karena ia hanyalah seorang budak. Ia tidak patut masuk Islam kecuali mendapatkan ijin dari tuannya.

Orang-orang musyrik pun menangkap dan mengikat Bilal. Ia diseret dan dipermainkan oleh orang-orang musyrik. Bilal dipaksa mengakui bahwa Tuhannya adalah Lata dan Uzza. Tapi Bilal dengan lantang menolak.

Umayyah menidurkannya di atas padang pasir yang luas dalam posisi telentang. Di tengah matahari siang yang sedang mencapai puncaknya. Sungguh kejam perbuatan Umayyah tersebut.

Abu Bakar yang mengetahui hal itu segera mendatangi Umayyah. Ia ingin menyelamatkan Bilal dengan membeli Bilal.  Umayyah pun memberikan penawaran yang sangat tinggi. Abu Bakar menyanggupi. Maka Bilal pun dibebaskan.

Sejak itu Bilal menjadi muadzdzin Rasulullah SAW dan mengikuti kemana pun Rasulullah SAW pergi. Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada Bilal. 

"Wahai Bilal, tadi malam aku bermimpi masuk surga. Lalu aku mendengar langkah kakimu di dalam surga. Apa yang menyebabkan engkau mendahuluiku masuk surga?"

Bilal pun menjawab. "Wahai Rasulullah, setiap kali selesai berhadast aku segera berwudhu. Setelah itu aku salat dua rakaat."

"Oh, jadi karena dua perkara tersebut kamu bisa mendahuluiku masuk surga," ujar Rasullullah.

Rupanya kebiasaan Bilal menjaga wudhu dan salat dua rakaat setelah wudhu. Langkah kakinya sudah terdengar di surga sementara ia masih di dunia. Subhanallah. Sebuah amalan yang wajib ditirukan begitu mengetahui betapa besar kefadholan menjaga wudhu.

Begitu cinta dan dekatnya Bilal dengan Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW wafat dan Bilal diminta mengazankannya. Ia tidak sanggup melanjutkan azan tersebut saking sedihnya menyebut kata Rasulullah. Sejak itu ia tidak mau mengumandangkan azan lagi.

Bilal meminta ijin kepada Abu Bakar untuk pergi ke negara Syam. Ia ingin menghibur diri dengan berjihad di tempat lain. Di Mekkah ia selalu teringat akan Rasullullah SAW. 

Ketika Umar menjabat sebagai Khalifah menggantikan Abu Bakar yang wafat. Ia berkunjung ke Syam dan menemui Bilal. Umar pergi ke Syam karena ingin mendengar suara azan Bilal. Maka azanlah Bilal. 

Bilal azan sambil menangis. Seketika semua orang yang hadir ikut menangis. Terkenang akan Rasullullah SAW. Dulu begitu mendengar suara azan Bilal, Rasullullah langsung keluar dan bergabung dengan orang-orang mendengar kumandang azan Bilal sampai selesai. Kemudian dilanjutkan dengan salat berjamaah.

Bilal menetap di Syam dan berjihad di sana sampai wafat. Bertemu kembali dengan Rasulullah SAW di dalam surga. Subhanallah. Allahu Akbar. (EP)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun