Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat: Rasionalisme dan Manusia Modern

15 November 2021   08:26 Diperbarui: 15 November 2021   08:31 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengenai hali ini tidak ada orang atau bahkan iblis yang dapat menipu kita, yaitu: Aku ragu-ragu (aku meragukan segala sesuatu). Ini bukan khayalan, melainkan kenyataan. Aku ragu-raku, atau aku berpikir dan oleh karena aku berpikir, maka aku ada(cogito ergo sum).  

Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan dari empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal.

Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial yang berpikir dan senantiasa ingin selalu melakukan perubahan-perubahan disegala sendi-sendi kehidupannya yang mengarah kepada efisiensi hidup. Keinginan tersebut mengarahkan dan melahirkan pemikiran modern. Abad ke-15 sampai awal abad ke-17 menjadi abad terpenting dalam manusia modern karena, di abad itulah tercapai kedewasaan pemikiran.

Peran rasionalisme dalam pemikiran modern sangat penting serta sangat berpengaruh. Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan dari empirisme. 

Rasionalisme dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal.

Rasio selalu ada, tetapi tidak selalu ada dalam bentuk yang masuk akal itulah kata-kata Karl Marx. Dari kata tersebut pula dapat disimpulkan peran agama dalam kehidupan modern tidak harus selalu rasional. Serta pemaksaan atau merasionalisasi (merasionalkan yang irasional) tidak diperlukan dalam sesuatu yang ada. Biarkan ada itu sendiri menjadi ada.  

Daftar Pustaka 

Delfgaauw, Bernard. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Hassan, Fuad. 1996. Pengatar Filsafat Barat. Jakarta: Pustaka Jaya.

Peursen, C. A. Van. 1985. Susunan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun