Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Gatot Nurmantyo Bersebelahan di HUT Kopassus ke-66, Kode Pilpres 2019?

16 April 2018   22:57 Diperbarui: 16 April 2018   23:14 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan mantan Kasum TNI Letjen Suryo Prabowo, Mantan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto, serta Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, pada HUT Kopassus ke-66 Cijantung, Jakarta Timur (Detik.com/J.S.Prabowo Twitter)

Misteri siapa cawapres Prabowo dan Prabowo king maker, menjadi isu hangat yang secara bersamaan kedua isu sama kuatnya mengemuka di permukaan ruang publik. Tarik ulur siapa cawapres Prabowo serta diikuti isu berbalik arah dukungan Gerindra mendukung calon alternatif diluar prabowo, seakan menjadi misteri politk terbesar hingga kini.

Berkaca pada pilkada DKI Jakarta 2017, dimana Gerindra yang pada awalnya mendukung penuh kadernya Sandiaga uno sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, pada awalnya dukungan Gerindra terhadap Sandiaga yang dilakukan pada juni 2016 diyakini oleh publik sudah kuat akan bertahan hingga pergelaran pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan.

Ternyata episode manuver Gerindra tak berhenti disitu, seketika publik kaget dimana pada September 2016 Gerindra secara mengejutkan mengalihkan dukungannya terhadap Anies Baswedan yang notabene adalah tokoh ujung tombak dibalik pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014.

Posisi Anies yang maju sebagai Cagub Gerindra bersama PKS, seketika mengentakkan berbagai prediksi publik yang awalnya memprediksi Sandiaga dan Yusril adalah dua nama penantang Ahok yang akan keluar dikala itu.

Turunnya posisi Sandiaga Uno yang sudah selama setahun berkampanye sebagai Cagub menjadi Cawagub, tentu membuat ribuan tanda tanya. Gerindra memang partai yang melakukan manuver cukup mengejutkan dikala itu, sekaligus membuat Gerindra disebut partai dengan strategi politik last minute alias perubahan dukungan pada detik akhir pendaftaran calon.

Berbicara Pilpres 2019, mungkinkah Gerindra menggunakan strategi yang serupa Pilkada DKI Jakarta 2017? Mungkin saja, karena meskipun medan pertarungan Pilpres jauh lebih raksasa dibandingkan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017. Strategi menghentakkan pada detik akhir bisa saja menjadi alat strategi pemenangan Gerindra pada pilpres 2019.

Kekalahan Gerindra pada pilpres 2014 tentu akan menjadi alat evaluasi yang cukup untuk Gerindra membuat strategi lebih canggih kedepannya.

Antara Prabowo dan Gatot Nurmantyo

Senin 16 april 2018 yang bertepatan dengan tanggal artikel ini saya tulis, ada pemandangan yang menurut saya akan terlihat biasa jika tidak dalam tahun politik, tetapi akan jadi luar biasa jika terjadi dalam tahun politik.

Mengapa saya sebut pemandangan biasa jika tidak dalam masa tahun politik? Karena pemandangan kebersamaan antara Letjen. Suryo Prabowo, Letjen. Prabowo Subianto dan Jenderal Gatot Nurmantyo dalam menghadiri hut kopassus ke- 66 adalah pemandangan biasa karena ketiganya adalah sama-sama  tokoh yang pernah mendapatkan brevet Kopassus serta berpengaruh dalam kesatuan kopassus. Jadi jika tidak dalam suasana tahun politik pemandangan itu adalah hal yang wajar karena ketiganya sama-sama warga kehormatan kopassus.

Tetapi dalam tahun politik pemandangan tersebut bisa menjadi hal-hal yang membuat banyak asumsi publik. Dimana ditengah misteri Prabowo "king maker" dan cawapres Prabowo yang masih mengundang tanda tanya besar dalam opini publik. Kebersamaan ketiga tokoh penting militer sekaligus kopassus tersebut dapat dikaitkan dengan  perhelatan  Pilpres 2019.

Keputusan "gantung" Prabowo yang masih terasa belum final pada deklarasi Prabowo capres Gerindra 11 april 2018 lalu, tentu seakan membuat asumsi kejadian mengejutkan Pilkada DKI Jakarta 2017 akan berulang.

Meskipun medan politik sangat jauh berbeda, tetapi Gerindra sepertinya tak mau lepas dari momentum dalam menentukan keputusannya, karena momentum pengumunan calon bisa menjadi daya kejut elektabilitas siapun calon alternatif yang muncul nantinya.

Untuk saat ini ada dua nama Calon alternatif yang akan bisa menjadi daya kejut jika pada akhirnya Gerindra mengubah strategi  mengusung Prabowo dan mendorong calon lain untuk mengalahkan Jokowi sebagai pertahana yang kini dinilai masih cukup kuat.

Nama Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan yang menguat dalam internal Gerindra bisa saja menjadi amunisi kejut Gerindra kedepannya. Tetapi yang bisa menjadi daya kejut cukup besar menurut saya adalah Gatot Nurmantyo.

Karena meskipun elektabilitas Gatot jauh dibandingkan Jokowi dan Prabowo, Gatot bisa saja serupa Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, dimana sosok alternatif diluar partai malah memiliki daya kejut cukup besar pada elektabilitasnya kedepannya.

Pilkada DKI Jakarta yang awalnya "test the water" elektabilitas Sandiaga Uno, ternyata tidak membuahkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun nama Yusril sempat menguat akan diusung Gerindra menjadi Cagub DKI Jakarta selain Sandiaga. Ternyata tidak juga dapat menjadi lawan tangguh untuk Ahok, munculnya nama Anies dan tentu saja merontokkan semua prediksi pengamat.

Mungkinkah dorongan kader Gerindra tentang Prabowo capres, hanyalah permainan strategi Gerindra atau "test drive" elektabilitas Prabowo, sama dengan Pilkada DKI Jakarta? Rasanya ini masih mungkin terjadi, apalagi petinggi PKS Hidayat Nur Wahid berkomentar jika masih terbuka peluang Gerindra mengusung Capres lain selain Prabowo. Menilik dengan ucapan Hidayat tersebut bisa jadi nama Gatot Nurmantyo sedang dipertimbangkan Prabowo.

Dalam strategi militer tentu akan diberikan kemampuan untuk mendeteksi strategi dengan menggunakan minimal dua rencana. Yaitu plan A atau plan B. Plan A adalah langkah awal, jika langkah awal gagal maka plan B sebagai alternatif akan digunakan sebagai daya kejut kedua.

Mungkinkah strategi ala militer tersebut yang akan digunakan Prabowo kedepannya? apapun itu misteri capres Gerindra dan siapa Cawapres Prabowo kini menjadi isu terhangat. Dan mungkin semua mata kini menuju Prabowo, karena keputusan politik calon penantang Jokowi ada ditangan mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.

Mungkinkah kebersamaan antara Suryo prabowo, Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo tersebut kode politik Prabowo untuk Pilpres 2019? Ataukah Prabowo tengah mempertimbangkan Gatot Nurmantyo mendampingi dirinya, sebagaimana isu-isu yang berkembang tentang duet kedua tokoh militer tersebut yang telah berhembus lebih dari 1 tahun belakangan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun