Sayangnya sejak Ramadan tahun lalu, kegiatan berburu takjil tidak ada lagi. Pandemi telah membuat khasnya Ramadan yang satu ini sulit untuk dilakukan. Jika saya ibaratkan, berburu takjil saat ini ibarat kekasih yang tengah berada di luar kota nan jauh. Kehadirannya selalu dirindukan.
Kerinduan yang Belum Terobati
Bagi saya yang mencintai kuliner, berburu takjil di perantauan telah meninggalkan kesan tersendiri. Menjadi anak rantau sedikit banyak telah mengubah cita rasa saya, yang semula menyukai pedas manis, sekarang menyukai pedas asin.
Biasanya di bulan puasa selain penjual takjil di pinggir jalan, ada juga pasar Ramadan. Di sini banyak aneka makanan yang dijual. Mulai dari makanan sejuta umat gorengan, kue basah, kolak, es timun suri, kelapa muda dan masih banyak lagi aneka takjil yang menggoda.
Namun, dari sekian banyak takjil yang ada, saya jatuh cinta dengan makanan khas Sumatera Selatan yang memiliki rasa unik. Jika kolak, es buah, kue basah bisa diolah sendiri di rumah dan rasanya tidak beda jauh dengan yang dijual, untuk makanan ini mungkin hanya bisa dibuat oleh penjualnya. Karena rasanya akan berbeda. Jika kebanyakan orang berbuka puasa dengan makanan manis, di tempat saya, berbuka puasa di awali dengan yang gurih layaknya pempek.
Sumatera Selatan sendiri memiliki banyak makanan khas yang enak. Salah satunya celimpungan. Mungkin nama ini tidak populer seperti pempek, tetapi celimpungan menjadi salah satu menu berbuka puasa yang membuat saya ketagihan. Celimpungan biasanya diolah dari campuran ikan dan tepung tapioka, di Sumatera mereka biasa menyebut tapioka dengan sagu. Adonan dimasak dalam kuah kuning bersantan dan dilengkapi bumbu lainnya. Adonanya mirip dengan pempek, hanya saja pempek dilengkapi dengan cuko.
Selain bulan Ramadan, makanan ini sudah sulit ditemukan. Bahkan jika memasuki bulan puasa, tidak semua penjual takjil memiliki menu celimpungan. Sayangnya, sejak tahun kemarin, kegiatan berjualan takjil  masih dilarang. Saya hanya bisa merindukan perburuan celimpungan sebagai menu berbuka puasa. Berburu makanan khas Ramadan menjadi kerinduan yang belum terobati.
Bulan Ramadan selalu menjadi bulan penuh berkah dan istimewa. Selain merindukan karena banyaknya berkah, banyak orang juga menantikan kuliner khas Ramadan yang selalu memanjakan lidah. Dua tahun sudah kegiatan berburu takjil harus dirasakan berbeda karena pandemi. Bgaimanapun, berburu takjil akan selalu menjadi momen yang dirindukan dan dinantikan saat Ramadan. Kegiatan setiap sore, berkeliling ke berbagai penjuru kota untuk menemukan takjil kesukaan. Â