Risiko ini terjadi saat investor tidak dapat menjual atau mencairkan produk investasi dalam waktu yang cepat dengan harga yang normal. Hal ini tentu saja bisa merugikan investor.
Untuk SBN jenis ORI dan SR, risiko ini dapat dihindari karena dapat dijadikan jaminan dalam mengajukan pinjaman ke bank umum, lembaga keuangan non bank, atau bisa juga dijadikan jaminan dalam transaksi efek di pasar modal atau dijual kepada mitra distribusi.
Sedangkan untuk jenis SBR dan ST memiliki risiko ini. Namun Investor memiliki opsi Early Redemption atau pencairan lebih awal untuk menghindari terjadinya risiko likuiditas. Perlu dicatat bahwa fasilitas pencairan awal ini hanya bisa dilakukan setelah satu tahun berinvestasi. Opsi pencairan lebih awal juga memungkinkan investor mendapatkan sebagian pelunasan pokok oleh pemerintah sebelum jatuh tempo, dengan syarat kepemilikan investor minimal Rp 2 juta dengan maksimal pencairan 50 persen dari total kepemilikan.
Risiko Suku BungaÂ
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran. Secara garis besar, saat suku bunga mengalami peningkatan maka harga obligasi akan turun.
Untuk SBN jenis SBR dan ST, risiko suku bunga ini bisa dihindari karena kupon atau imbal hasilnya ditetapkan floating with floor (mengambang dengan batas minimal), memang memungkinkan untuk bisa naik, tetapi tidak bisa turun dari batas minimal. Untuk ORI dan SR, tidak ada risiko suku bunga turun karena sifatnya tetap (fixed).
Kenapa Harus Berinvestasi di SBN?Â
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa defisit anggaran akan mempengaruhi stabilitas keuangan nasional. Bukan hanya tugas pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan LPS sebagai bagian dari Komite Stabilitas Keuangan Nasional untuk menjaga stabilitas keuangan. Masyarakat juga memiliki tanggung jawab membantu negara menjaga ekonomi nasional.
Sebenarnya SBN sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Bahkan SBN dapat dibeli dengan mudah  secara online di mitra distribusi, sehingga masyarakat tidak kesulitan berpartisipasi. Selain karena menguntungkan, tidak berisiko tinggi dan dijamin oleh negara, berinvestasi di SBN juga menjadi bentuk kontribusi nyata membangun negara.Â
Terlebih saat pandemi seperti ini, dimana ekonomi nasional tertekan dan pemerintah membutuhkan bantuan untuk menjaga ekonomi dari krisis. Keterlibatan masyarakat menjadi investor SBN menunjukkan adanya kesadaran untuk membela negara, sekaligus menunjukkan kepedulian sosial dalam mengatasi pandemi bersama Pemerintah.
Lebih dari itu, berinvestasi di SBN berarti masyarakat turut menjaga stabilitas sistem keuangan. Dengan kata lain, masyarakat turut membantu perekonomian Indonesia dengan meminjamkan dana kepada pemerintah untuk membantu pembiayaan anggaran. Dengan uang minimal Rp 1 juta dan maksimal 3 miliar, masyarakat telah terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional.