Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjadi Pahlawan Masa Kini dengan Berinvestasi di SBN

25 Agustus 2020   08:00 Diperbarui: 25 Agustus 2020   08:00 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber layarberita.com

Nilai tukar dalam negeri pun akan melemah. Jika hal ini terjadi, dunia usaha akan menjadi lesu. Bukan hanya itu saja, daya beli masyarakat dipastikan akan menjadi rendah karena defisit negara dapat mengurangi pendapatan riil.

Kurangnya pendapatan akan membuat masyarakat terus-menerus mengambil tabungan. Akibatnya lambat laun tabungan akan habis. Padahal tabungan dibutuhkan untuk mendorong  investasi.  

Dampak yang cukup signifikan mengharuskan adanya mitigasi risiko oleh pemerintah dan lembaga keuangan terkait untuk melakukan upaya antisipasi demi menjaga stabilitas keuangan. Karena defisit negara akan menyebabkan ketidakstabilan sistem keuangan yang mengarah pada krisis, maka diharapkan semua elemen bangsa dapat berpartisipasi guna mencegah ancaman yang timbul terhadap ekonomi nasional.

Pertanyaannya, jika negara mengalami defisit mengapa Bank Indonesia sebagai bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan tidak melakukan pencetakan uang baru untuk membantu pemerintah? Memang bagi orang awam, pencetakan uang baru dirasa akan sangat membantu pemerintah untuk menutupi defisit yang terjadi. 

Keputusan ini ternyata bukanlah keputusan bijak. Melakukan pencetakan uang baru justru akan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Banyaknya uang yang beredar sudah pasti akan mendorong terjadinya inflasi.

Jadi apa yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga stabilitas keuangan nasional? Pemerintah telah menerbitkan SBN bagi masyarakat Indonesia sehingga pembelian dapat dilakukan oleh setiap Warga Negara Indonesia tanpa terkecuali. Pemerintah bahkan telah menetapkan waktu pembelian SBN sepanjang tahun 2020. Dengan harapan masyarakat dapat membantu pemerintah dalam pembiayaan APBN dan terhindar dari risiko apabila terjadi gejolak nilai tukar Rupiah terhadap mata uang US Dollar. 

Mengenal SBN dan Risiko Investasi

Jika dikaji lebih dalam memang ada beragam cara untuk berpartisipasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, berinvestasi salah satu caranya. Bagi investor pemula, investasi yang minim risiko dan dijamin 100 persen oleh negara akan menjadi daya tarik berinvestasi.

Mengingat bahwa investasi merupakan cara untuk meningkatkan jumlah uang yang dimiliki, membeli SBN dapat menjadi pilihan bijak dan cerdas bagi masyarakat untuk berinvestasi dengan aman dan nyaman. SBN menjadi jawaban dari ketakutan investor akan kemungkinan hilangnya nilai investasi karena bersifat minim risiko bahkan hampir tidak ada.

Jadi, apa yang dimaksud dengan SBN? Menurut Bank Indonesia, SBN adalah Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Secara khusus SBN adalah Surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai anggaran negara dan menjadi Instrumen investasi yang memberikan keuntungan atau imbal hasil dengan minim risiko gagal bayar bahkan hampir tidak ada.

Ada dua jenis utama SBN yaitu konvensional dan syariah. Untuk jenis konvensional terdiri dari Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR). Sedangkan untuk jenis syariah terdiri dari Sukuk Ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun