Mohon tunggu...
delvina jelita putri
delvina jelita putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pilah Sampah untuk Masa Depan Cerah

4 Desember 2023   22:00 Diperbarui: 6 Desember 2023   07:26 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan setidaknya dihasilkan 35,83 juta ton timbunan sampah sepanjang 2022. Yang sangat disayangkan adalah karena 13,39 juta ton dari angka tersebut belum bisa dikelola. Dampak negatif dari buruknya pengelolaan sampah tidak hanya pada kesehatan namun juga mencemari lingkungan hingga dapat berpotensi menyebabkan berbagai bencana yang membahayakan.Yuk buang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya. Tujuannya tentu supaya lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan juga menghindari resiko karena pembuangan sampah yang salah. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 huruf e menegaskan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan.

Kurangnya kesadaran mahasiswa di lingkungan kampus dalam membuang sampah sesuai jenisnya dan tidak adanya fasilitas yang memadai serta kurangnya edukasi mengolah sampah. Diperlukan upaya lebih lanjut dari pihak kampus untuk meningkatkan pemahaman pengelolaan sampah yang efektif.Salah satu cara efektif untuk mengurangi dampak negatif sampah adalah dengan cara membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Dengan memisahkan sampah sesuai jenisnya dapat mempermudah proses pengolahan dan daur ulang sampah. Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya yang pertama, sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. 

Sampah organik mudah terurai oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Contohnya seperti sisa-sisa makanan, ranting pohon, daun-daunan, dan kotoran hewan. Kedua sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda mati. Sampah anorganik tidak mudah terurai oleh mikroorganisme. Contohnya seperti plastik. Ketiga, sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Sampah B3 dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. 

Contohnya seperti limbah industri, limbah rumah sakit, dan limbah nuklir. Keempat, Sampah kertas adalah sampah yang berasal dari bahan kertas. Sampah kertas berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, dan sebagainya. Terutama di lingkungan kampus pasti sangat banyak sekali sampah kertas. Dan yang terakhir, sampah residu adalah jenis sampah yang tidak dapat didaur ulang atau diolah kembali menjadi bahan yang bermanfaat. Contohnya seperti pembalut, popok bayi, dan lain sebagainya. 

 Adapun cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah di lingkungan kampus kita yaitu dengan cara menyediakan tempat sampah sesuai jenisnya, mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, mendaur ulang sampah plastik, kaca, dan sebagainya yang dapat di daur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Seperti mengolah sampah plastik menjadi bunga, tempat tisu, vas bunga, hiasan dinding dan lain-lain, meningkatkan peduli lingkungan di kampus. Misalkan dengan mengadaakan workshop peduli lingkungan. 

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah yaitu kita dapat mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang berguna. Pihak kampus juga dapat memfasilitasi mahasiswa untuk mengolah sampah agar meningkatkan kepedulian terhadap sampah. Aksi nyata yang dapat kita lakukan dikampus yaitu Program Green Campus, Workshop Pengolahan Kompos, Mengadakan Kegiatan Tukar Sampah dengan Makan Siang dan Membuat Eco Enzym dari Sampah Organik.

           "Orang bijak buang sampah sesuai jenisnya. Mulai sekarang yuk, pilah sampah demi masa depan cerah".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun