Mohon tunggu...
f.deliana winki
f.deliana winki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi sekolah tinggi pariwisata trisakti

hallo semuanya saya f.deliana winki merupakan mahasiswi dari STP Trisakti angkatan 2020. saya akan mengupload terus artikel seputar tips, penddikan maupun yang lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Sungai yang Masih Tersisa

28 Februari 2021   21:14 Diperbarui: 28 Februari 2021   21:23 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hallo teman-teman semua, kalian pasti tau kan kalau menjaga sungai adalah sudah menjadi kewajiban Bersama umat Manusia. Tetapi akhir-akhir ini banyak sekali berita yang mengabarkan tentang bencana akibat banjir di perkotaan khususnya daerah ibukota Jakarta. Sebab dari bencana tersebut adalah lagi-lagi karna sampah plastik yang di buang sembarangan oleh warga ke dalam sungai yang mengakibatkan meluapnya air sungai . Padahal Kita pastinya memerlukan air yang bersih untuk di konsusmsi, Jadi jika sungai dan lingkungan kita bersih makan kita akan mendapatkan hidup yang jauh dari kata sakit.

Nah ini ada salah satu cerita tentang sungai Yang dulunya sangat bersih yang ada di daerah ku tetapi apa yang terjadi sekarang ? . Sungi Balai Pinang, adalah adalah salah satu sungai yang ada di kampung saya "Tahak", dan aku bisa menjumpai sungai ini tepat di belakang rumah ku. Aku sangat suka mandi dan berenang di sungai ini, dari kecil sampai sekarang rasa keseruan di sungai selalu tetap ada. Namun sayang, dulu dan sekarang sudah berbeda, dulu air dari sungai Balai pinang ini bersih bahkan masih bisa di gunakan untuk minum, namun sekarang air ini sudah terkontaminasi dengan sampah plastik rinso, shampo, sabun dll, bahkan botol bekas racun pupuk biasanya ada hanyut dari hulu dari pekebunan sawit pribadi. Sedih sekali, namun aku sendiri masih bersyukur karena masih mampu menikmati sungai Balai Pinang karena tidak seburuk sungai induknya yaitu sungai Kualant yang sekarang sudah berubah menjadi susu coklat, berlumpur akibat dari upeti dll, mengerikan sekali untuk di pakai mandi. Aneh sekali, kita selalu bekerja keras banting tulang, merusak alam salah satunya air bersih yang kita hutuhkan, namun hasil dari uang yang kita dapatkan dari merusak air bersih itu akan di pakai juga untuk membeli air bersih. Nah dengan adanya kesadaran dari kami anak-anak muda di kampung tersebut, aku Bersama komunitas sakolah adat Arus kualan bekerjasama untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di sungai balai pinang tersebut agar bisa kembali seperti semula. Dan akhirnya sekarang sungai balai pinang sudah bisa di gunakan meskipun tidak sebersih dulu lagi, namaun sekitar 85% sudah kembali seperti semula.

F.Deliana Winki, Mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jurusan Hospitality Dan Pariwisata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun