Mohon tunggu...
DELLA MAHARANI NIM (121222002)
DELLA MAHARANI NIM (121222002) Mohon Tunggu... Jurusan S1 Akuntansi - Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial - Universitas Dian Nusantara - Mata Kuliah Teori Akuntansi - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Mahasiswi Akuntansi di Universitas Dian Nusantara. Tertarik pada isu keuangan, bisnis, dan pengembangan diri melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

The Structure of Accounting Theory: Income And Capital - Kuis 5 - PPT 6

12 Oktober 2025   10:26 Diperbarui: 12 Oktober 2025   10:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Teori akuntansi berperan penting dalam menjelaskan hubungan konseptual antara income (pendapatan) dan capital (modal) sebagai dua pilar utama sistem pelaporan keuangan modern (Wolk, Tearney, & Dodd, 2025). Pengukuran laba tidak hanya bersifat teknis, melainkan juga merupakan refleksi dari pilihan teoretis dan nilai-nilai institusional yang mendasari praktik akuntansi (Wolk et al., 2025). Bab 6 dari Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach menegaskan bahwa struktur teori akuntansi harus mampu menghubungkan dimensi ekonomi, filosofis, dan sosial dalam memahami pendapatan dan modal (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Konsep capital dan income memiliki akar historis yang panjang sejak masa double-entry bookkeeping yang dikembangkan oleh Luca Pacioli pada abad ke-15 (Wolk et al., 2025). Pada masa tersebut, capital dimaknai sebagai investasi awal pemilik, sedangkan income diartikan sebagai selisih antara kekayaan awal dan akhir periode (Wolk et al., 2025). Tujuan utama pencatatan keuangan pada masa itu adalah menjaga stewardship, yakni pertanggungjawaban pengelola modal terhadap pemilik (Wolk et al., 2025).

Seiring berkembangnya kapitalisme industri, makna laba mengalami transformasi dari sekadar selisih aritmetika menjadi indikator efisiensi dan nilai tambah ekonomi (Wolk et al., 2025). Pemikir seperti John Hicks mendefinisikan economic income sebagai jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi tanpa mengurangi kekayaan awal, atau dikenal dengan konsep maintained capital (Wolk et al., 2025). Sementara itu, Edwards dan Bell memperkenalkan business income yang menekankan bahwa laba seharusnya mencerminkan perubahan nilai ekonomi aset, bukan hanya hasil transaksi historis (Wolk et al., 2025).

Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, teori akuntansi mulai memisahkan konsep wealth (kekayaan) dari profit (laba), menandai lahirnya teori capital maintenance (Wolk et al., 2025). Dalam pandangan ini, terdapat dua pendekatan utama: financial capital maintenance dan physical capital maintenance (Wolk et al., 2025). Financial capital maintenance menyatakan bahwa modal dianggap terjaga bila jumlah moneter tidak berkurang, sementara physical capital maintenance menekankan bahwa modal terjaga bila kapasitas produksi tetap sama (Wolk et al., 2025).

Dengan demikian, cara seseorang mendefinisikan capital akan menentukan bagaimana ia memahami dan mengukur income (Wolk et al., 2025). Memasuki era 1970-an, teori akuntansi mengalami pergeseran besar akibat inflasi tinggi dan pertumbuhan pasar modal yang menuntut informasi lebih relevan (Wolk et al., 2025). Lahirnya paradigma fair value accounting menandai peralihan dari sistem transaction-based menuju value-based accounting (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Dalam paradigma modern, fair value dianggap mampu mencerminkan realitas ekonomi terkini, namun menimbulkan perdebatan antara relevance dan reliability (Wolk et al., 2025). Laba berbasis transaksi dianggap lebih dapat diverifikasi (reliable), sedangkan laba berbasis nilai wajar lebih relevan bagi pengambilan keputusan (relevant) (Wolk et al., 2025). Dilema ini menjadi pusat perdebatan filosofis akuntansi hingga saat ini karena menuntut keseimbangan antara kebenaran empiris dan kepentingan pengguna laporan (Wolk et al., 2025).

Pada abad ke-21, teori akuntansi berkembang dengan memperluas makna capital dan income ke dalam dimensi sosial dan lingkungan (Wolk et al., 2025). Modal tidak hanya dipandang sebagai sumber daya finansial, tetapi juga meliputi human capital, social capital, dan natural capital (Wolk et al., 2025). Demikian pula, laba kini mencerminkan value creation yang berkelanjutan melalui pelaporan terintegrasi seperti Integrated Reporting (IR) dan Environmental, Social, and Governance (ESG) metrics (Wolk et al., 2025).

Pendekatan ini menempatkan laba bukan sekadar hasil ekonomi, tetapi juga ukuran kontribusi sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan (Wolk et al., 2025). Dengan demikian, konsep laba menjadi lebih etis dan reflektif terhadap tanggung jawab sosial korporasi (corporate social accountability) (Wolk et al., 2025).

 

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Wolk dkk. menjelaskan bahwa struktur teori akuntansi tidak hanya berdasar pada prosedur teknis, tetapi juga pada landasan logika dan filsafat ilmu (Wolk et al., 2025). Dalam hal ini, akuntansi berkembang melalui lima kerangka logika: deduktif, induktif, positivistik, kritis, dan hermeneutik (Wolk et al., 2025).

Logika deduktif menurunkan prinsip umum menjadi aturan khusus, seperti asumsi going concern dan monetary unit yang menjadi dasar pengukuran laba (Wolk et al., 2025). Logika induktif menekankan pengamatan empiris terhadap praktik bisnis nyata, misalnya penggunaan historical cost accounting yang terbukti andal di dunia usaha (Wolk et al., 2025).

Sementara itu, logika positivistik menekankan objektivitas dengan mengukur laba berdasarkan transaksi yang dapat diverifikasi (Wolk et al., 2025). Logika kritis dan hermeneutik menambahkan dimensi reflektif, di mana akuntansi tidak hanya memotret fakta ekonomi, tetapi juga menafsirkan makna sosial di balik laporan keuangan (Wolk et al., 2025).

Pendekatan ini menghasilkan pemahaman bahwa akuntansi merupakan ilmu sosial terapan yang memadukan rasionalitas ilmiah dan tanggung jawab etis (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Menurut Wolk dkk., capital merupakan ukuran sumber daya ekonomi yang dimiliki entitas dan menjadi dasar penentuan apakah kekayaan perusahaan bertambah atau berkurang (Wolk et al., 2025). Dua pendekatan utama pemeliharaan modal adalah financial capital maintenance dan physical capital maintenance (Wolk et al., 2025).

Pada pendekatan finansial, modal dianggap terjaga jika nilai moneter tetap, sementara dalam pendekatan fisik, modal terjaga bila kapasitas produksi tidak menurun (Wolk et al., 2025). Implikasi pemilihan konsep ini sangat penting karena menentukan definisi dan metode pengukuran laba yang akan digunakan (Wolk et al., 2025).

Income didefinisikan sebagai kenaikan bersih kekayaan bersih (net assets) selama periode tertentu, tidak termasuk investasi atau distribusi kepada pemilik (Wolk et al., 2025). Dengan demikian, laba mencerminkan efektivitas entitas dalam menciptakan nilai ekonomi baru (Wolk et al., 2025).

Terdapat dua model utama dalam pengukuran laba: transaction-based income yang menekankan data aktual, dan economic or value-based income yang menekankan perubahan nilai wajar aset (Wolk et al., 2025). Perdebatan utama antara keduanya terletak pada konflik antara reliability dan relevance (Wolk et al., 2025).

Laba historis lebih mudah diverifikasi namun kurang menggambarkan kondisi ekonomi terkini, sedangkan laba ekonomi lebih mencerminkan nilai sebenarnya namun bergantung pada estimasi dan asumsi pasar (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Konsep laba dalam teori akuntansi berfungsi sebagai ukuran kinerja ekonomi yang membantu pengguna laporan keuangan menilai efektivitas manajemen dan memprediksi arus kas masa depan (Wolk et al., 2025). Selain itu, laba juga menjadi simbol legitimasi sosial yang menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan (Wolk et al., 2025).

Asumsi filosofis seperti going concern, objectivity, dan monetary unit mendasari penyajian laba agar informasi keuangan dapat dipahami dan dipercaya (Wolk et al., 2025). Oleh karena itu, konsep laba bukan sekadar hasil matematis, tetapi cerminan nilai dan asumsi sosial yang mendasari sistem pelaporan (Wolk et al., 2025).

Pemilihan metode pengukuran — seperti historical cost, current cost, atau fair value — sangat memengaruhi hasil pelaporan keuangan (Wolk et al., 2025). Misalnya, perubahan metode dari biaya historis ke nilai wajar dapat meningkatkan atau menurunkan laba meskipun tidak ada perubahan ekonomi nyata (Wolk et al., 2025).

Selain itu, metode pengukuran juga memengaruhi nilai ekuitas dan persepsi investor terhadap stabilitas perusahaan (Wolk et al., 2025). Oleh sebab itu, standar pelaporan keuangan harus mampu menyeimbangkan relevansi dan reliabilitas agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna (Wolk et al., 2025).

Pada periode inflasi tinggi, sistem pelaporan laba yang menyesuaikan efek inflasi (adjusted income reporting) diperlukan untuk menjaga relevansi informasi terhadap daya beli riil (Wolk et al., 2025). Hal ini menunjukkan bahwa teori akuntansi bersifat adaptif terhadap perubahan sosial dan ekonomi (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Wolk dan Tearney mengidentifikasi tiga perspektif filosofis utama dalam pelaporan laba, yaitu perspektif investor, pemerintah, dan manajemen internal (Wolk et al., 2025). Bagi investor, laba berfungsi untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas masa depan (Wolk et al., 2025). Pemerintah memanfaatkan laba untuk menentukan kewajiban pajak dan kestabilan fiskal, sedangkan manajemen internal menggunakan laba untuk mengukur efisiensi operasional (Wolk et al., 2025).

Perbedaan perspektif ini menjelaskan mengapa tidak ada satu definisi universal tentang laba (Wolk et al., 2025). Dalam konteks internasional, misalnya, IFRS lebih menekankan pada relevansi melalui fair value, sementara sistem perpajakan di berbagai negara masih menggunakan historical cost karena objektivitasnya (Wolk et al., 2025).

Akuntansi dengan demikian menjadi bahasa moral dan ekonomi yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat kapitalis modern (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Wolk dkk. menyoroti dua paradigma besar dalam teori laba, yaitu historical cost accounting dan fair value accounting (Wolk et al., 2025). Pendekatan biaya historis unggul dalam hal stabilitas dan keterverifikasian, sedangkan pendekatan nilai wajar lebih unggul dalam hal relevansi dan transparansi pasar modal (Wolk et al., 2025).

Namun, keduanya menghadapi kelemahan: historical cost sering gagal merefleksikan kondisi ekonomi aktual, sedangkan fair value rawan terhadap subjektivitas penilaian (Wolk et al., 2025).

Arah perkembangan akuntansi modern kini menuju comprehensive income reporting yang mencakup seluruh perubahan ekuitas, baik direalisasi maupun belum, serta sustainability reporting yang mencakup dimensi sosial dan lingkungan (Wolk et al., 2025).

Pengaruh teknologi digital juga mempercepat transformasi pelaporan keuangan melalui data real-time yang meningkatkan transparansi dan efisiensi (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Struktur teori akuntansi mengenai income dan capital menggambarkan evolusi dari sistem pencatatan kekayaan menuju sistem refleksi nilai ekonomi dan sosial yang kompleks (Wolk et al., 2025). Laba dan modal bukan hanya ukuran finansial, melainkan simbol dari nilai-nilai rasionalitas, relevansi, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat (Wolk et al., 2025).

Dengan demikian, teori akuntansi yang baik bukan hanya menjawab “berapa laba diperoleh,” tetapi juga “apa makna laba bagi ekonomi dan masyarakat” (Wolk et al., 2025). Akuntansi modern harus terus beradaptasi dengan perubahan zaman agar tetap menjadi alat komunikasi ekonomi yang adil, transparan, dan berkelanjutan (Wolk et al., 2025).

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo
Sumber : Modul Chapter 6 Accounting Theory: Income and Capital - Prof Apollo

Daftar Pustaka

Wolk, H. I., Tearney, M. G., & Dodd, J. L. (2025). Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach (Chapter 6: The Structure of Accounting Theory—Income and Capital). Modul Dosen Prof. Apollo, Universitas Dian Nusantara.

Nama : Della Maharani
Nim : 121222002
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.,

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA - INDONESIA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun