Kita juga bisa mengobrol tentang hobi. Sugirin sendiri merupakan seorang pengrajin bambu. Ia mengaku begitu menikmati proses menggambar dan membayangkan desain gazebo yang memiliki keunikan tersendiri. Jika ada pesanan, siang hari juga akan ia gunakan untuk bekerja. "Yang penting hati senang dulu. Saya bikin enak aja," ucapnya kala ditanya bagaimana cara bisa bekerja siang malam.
Dalam semalam, Sugirin bisa memiliki pendapatan 100-200 ribu. Jumlah yang jika diakumulasikan bisa melampaui UMR Jogja yang memang tidak seberapa itu. Terlebih, ia sendiri bekerja tanpa mengenal hari libur.
Nongkrong dengan Sugirin di bawah pohon belimbing ternyata bisa menjadi cara baru kala berada di Lugue Cafe. Satu jam bersama beliau membuat saya memahami jika berteman memang tidak rumit-rumit amat. Toh, setiap orang memang butuh teman bicara. Apalagi saya bisa dapat bonus tips menjadi orang Jogja yang kaffah dengan mempraktikan falsafah kebanggaan, Nerimo Ing Pandum. Luar Biasa!
Tulisan ini sempat digunakan sebagai tugas melamar posisi magang reporter di mojok.co