Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Masjid Nabawi dan Raudah

20 Desember 2023   21:31 Diperbarui: 31 Desember 2023   19:30 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Masjid Nabawi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/SAMAREEN via kompas.com)

Konon pola tata ruang pusat kota-kota lama di Indonesia yang dipengaruhi Islam mempunyai tiga tempat utama: Kraton, Masjid, dan alun-alun. Ada juga yang menambahkannya dengan Pasar.

Kraton adalah pusat kekuasaan. Di sanalah raja memimpin pengelolaan kekuasaan secara keseluruhan. Apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti tidak dilakukan, ada dalam titah Raja yang mempunyai singgasana di Kraton.

Namun kekuasaan mesti dipandu supaya bisa berjalan lurus. Juga mesti dikoreksi ketika menyimpang. Karenanya didekat Istana pun dibangun Masjid. 

Bukan hanya tempat Agamawan mengajarkan nilai-nilai keagamaan pada masyarakat, tapi juga memberikan koreksi kepada kekuasaan.

Adapun ruang kota lain yang juga penting adalah alun-alun. Alun-alun bukan hanya tempat mengumpulkan masyarakat, tetapi juga tempat masyarakat bertemu, berinteraksi dan membicarakan banyak hal.


Beberapa orang menambahkan ruang lain yang juga menjadi ciri kota-kota lama dan masih berkesinambungan sampai sekarang, yaitu pasar. Pusat kegiatan ekonomi yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam dinamika Islam global, hal terakhir ini pernah ditunjukan oleh Turki Utsmani. Selain bertakhta di Istana Topkapi, Sultan Mehmet juga menginstruksikan pembangunan Blue Mosque dan Kapalar. 

Sebuah pasar di Istanbul berusia ratusan tahun dan masih eksis sampai sekarang. Orang menyebutnya dengan Grand Bazaar karena Kapalar bermakna pasar besar.

Bila dikaitkan dengan tata ruang ini, adalah menarik bila kita melihat Masjid Nabawi di Madinah.

Masjid Nabawi sekarang mungkin hanya pusat peribadatan dan pembelajaran saja. Namun pada masanya, Masjid Nabawi pernah menjadi pusat peribadatan, pengajaran dan kekuasaan sekaligus. 

Karena di Masjid inilah Nabi Muhammad bersama para sahabat melaksanakan Ibadah, menyampaikan dan mendiskusikan segala hal mengenai ajaran Islam dan membangun masyarakat sekaligus.

Raudah/Dokpri
Raudah/Dokpri

Dalam pandangan sekilas terhadap Kompleks Masjid Nabawi terkini, setidaknya ada tiga bangunan yang banyak didatangi masyarakat muslim. Ketiga tempat ini sudah ada sejak dahulu, hanya berubah besarannya dan bentuknya saja. 

Ketiga tempat itu adalah Masjid itu sendiri, tempat tinggal Nabi yang sekarang menjadi makam Nabi Muhammad beserta sahabatnya Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab, serta kompleks pemakaman Al-Baqi.

Ketika Nabi Muhammad membangun Masjid Nabawi, besarnya tidak lebih dari 50 x 50 M. Atap dari pelepah daun kurma dan hanya menutupi sekitar 1/5 ruangan masjid. Adapun penyangga nya adalah kayu dari pohon korma. Lainnya adalah ruang terbuka.

Ruang lain dari Masjid adalah rumah Nabi Muhammad yang menempel ke Masjid, beserta ruang para ahli suffah.

Ahli Suffah adalah para sahabat Nabi yang fakir. Mereka tinggal di selasar masjid karena belum mempunyai tempat tinggal baru selepas hijrah dari Makkah. Dia ntara mereka banyak yang keluar dari selasar Masjid bila sudah mempunyai pekerjaan atau usahanya berkembang atau memiliki keluarga baru.

Mengenai Ahlu Suffah ini, Nabi pernah mengingatkan para sahabat. Bahwa siapa saja yang mempunyai kelebihan makanan, untuk membagikannya kepada para Ahlu Suffah.

Konon dari kata Suffah inilah lahir kata Sufi.

Sementara ruang ketiga dari area seputar Masjid Nabawi adalah Perkuburan Baqi. Kompleks pemakaman tempat dikuburkan nya para sahabat Nabi terkemuka. Seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman Bin Auf.

Masjidil Haram terkini tentunya sudah berubah drastis. Luasnya bertambah berlipat dan bahan bangunannya bukan lagi pelepah korma dan batang pohon korma.

Perluasan pertama kali dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Perluasan terakhir, lebih tepat disebutkan sebagai renovasi penambahan sarana, dilakukan oleh Raja Abdulllah. Berupa pemasangan payung Masjid yang ikonik sampai sekarang.

Diantara perluasan penting Masjid Nabawi adalah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Cicit Umar bin Khattab ini memperluas Masjid dengan memasukan Makam Nabi sebagai bagian dari Masjid. Bukan lagi diluar Masjid lagi.

Sebagaimana diketahui, makam Nabi Muhammad adalah rumah Nabi Muhammad tempat Nabi Muhammad meninggal. Karena Nabi Muhammad saw pernah mengatakan bahwa seorang Nabi mesti dikuburkan di tempat dia meninggal.

Perihal rumah Nabi dan Masjid Nabawiyah, Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa tempat diantara Nabi tinggal dan mimbar ada taman surga yang ada di bumi. Itulah Raudah.

Raudah menjadi tempat suci dan disebut Taman Surga di bumi karena di tempat itulah Nabi mondar-mandir dari rumah ke mimbar Masjid untuk menyampaikan kebaikan. Di tempat itu juga Nabi kerap menerima Wahyu Allah dan mengajarkan Islam kepada para sahabat.

Istimewanya Raudah, menjadikan tempat ini sebagai buruan kaum muslimin yang beribadah di Masjid Nabawi. Karena membludak nya Jamaah yang ingin datang, pemerintah Saudi mesti membuat aplikasi untuk antri memasuki Raudah. 

Meski Raudah dibuka 24 Jam, jamaah Masjid Nabawiyah tidak bisa begitu saja memasuki Raudah. Mesti direncanakan beberapa hari sebelumnya.

Berbeda dengan Masjidil Haram yang meluas, maka hal menarik dari kompleks pemakaman Baqi adalah dengan mempertahankannya dalam ukuran sama. 

Meski kawasan sekitar Masjid Nabawi sudah berdiri hotel-hotel tinggi menjulang, Jannatul Baqi yang berada di Timur Masjid tetap ada sampai sekarang. Tidak dibongkar menjadi Hotel bagi Jamaah Masjid.

Sepertinya sisi Masjidil Nabawi inilah yang berbeda dengan sisi Masjid lain. Bila sisi lain adalah hotel dan lapangan luas, maka sisi ini adalah kuburan.

Bagi orang Indonesia, bahkan juga bagi kebanyakan masyarakat muslim lainnya, hal berbeda dari pemakaman Baqi adalah bentuk makamnya. 

Semua makam hanya berbentuk gundukan tanah dengan batu yang ditancapkan. Tidak ada bangunan-bangunan besar yang menandakan itu adalah kuburan orang besar. Padahal disanalah sahabat-sahabat terkemuka Nabi di makamkan.

Bukan hanya tidak ada bangunan besar sebagai penanda, bahkan batu nisan nya pun tidak bernama. Tidak jelas itu malam siapa.

Jadi bila kita ziarah kubur ke Jannatul Baqi dan bertanya kepada petugas dimanakah makam Utsman bin Affan, mereka akan menggelengkan kepala. Atau mengatakan tidak ada satu orang pun yang tahu. Atau dia akan bertanya balik, untuk apa mengetahui lokasi makam Utsman bin Affan untuk mencari barokah?

Sepertinya itulah tiga struktur dasar tata ruang ketika Nabi Muhammad saw., memimpin. Masjid, rumah, dan kuburan. Tata ruang yang menunjukan pentingnya pengaturan kehidupan di dunia, namun dasarnya adalah kematian. Bukan kehidupan itu sendiri.

Namun hasilnya ternyata bukan kematian, tapi kehidupan. Denyut keseharian Masjid Nabawi tidak menunjukan bahwa Nabi Muhammad Saw sudah meninggal, tapi tetap hidup sampai sekarang.

Mungkin itulah cara terpanjang untuk menjelaskan tentang Nabi Muhammad Saw dan Masjid Nabawi.

Adapun cara terpendek untuk memahami Masjid Nabawi dan Nabi Muhammad saw adalah dengan memperhatikan Gate 1 Masjid Nabawi. Beserta kumpulan orang diluar Masjid yang mengarahkan wajahnya ke arah kuburan Nabi Muhammad.

Gate 1 adalah pintu masuk untuk melihat satu sisi dari makam Nabi Muhammad Saw. Sebuah lorong bersebelahan dengan Raudah.

Di lorong itu, orang melangkahkan kakinya hanya untuk melihat satu sisi makam Nabi sambil mengekspresikan berbagai rasa cinta dan suka ria bisa melihat makam Nabi. 

Ada yang sambil mengucapkan shalawat, ada yang terdiam sambil mencucurkan air mata, ada juga yang berdoa untuk Nabi.

Sementara diluar, terlihat beberapa Jamaah yang berkumpul sesuai dengan negaranya masing-masing. Ada Jamaah dari Indonesia yang mengucapkan shalawat dan berbagai kalimah thoyyibah sambil berdiri dan menghadap makam Nabi,.

Ada Jamaah dari India, Pakistan, Banglades yang duduk berkelompok di lantai sambil membaca sebuah kitab. Semuanya terlihat dengan ekspresi sedih, haru, dan berkaca-kaca.

Lain dari itu tentunya ada juga yang selfie atau melakukan video call. Ingin mengabarkan kepada keluarga dan orang lain bahwa dia sangat berbahagia. Karena sudah sampai di tempat yang banyak dirindukan umat Islam.

Delianur
Madinah, 20 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun