Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Makkah dan Hal yang Tidak Bisa Dihindari

17 Desember 2023   18:40 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:40 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan Makkah-Madinah yang tidak direncanakan ini, mengingatkan saya kembali tentang hal dalam hidup yang sulit dihindari. Atau hal-hal dalam hidup yang sebetulnya tidak harus kita hindari, bahkan lebih baik diikuti. Namun karena kekeliruan pemahaman, lalu kita menghindarinya.

Misalnya saja semasa dulu sekolah. Beberapa teman kebetulan dipercaya menjaga dan mengelola Masjid beserta kegiatan-kegiatannya. Termasuk diantaranya kewenangan menentukan Khatib Jum'at. Orang menyebut teman-teman saya dengan Maraboth Masjid.

Menurut beberapa teman yang menjadi Marabot Masjid, saya relatif memenuhi syarat untuk menjadi Khatib Jum'at atau mengisi pengajian kepada masyarakat. Karena itu beberapa diantara mereka pun meminta menjadi Khatib Jum'at di Masjid yang mereka kelola.

Sampai dua tiga kali kesempatan, ajakan menjadi Khatib Jum'at dipenuhi. Namun selanjutnya, permintaan menjadi Khatib Jum'at tidak dipenuhi. Karena selalu menolak, tentunya teman-teman bukan hanya tidak meminta lagi menjadi Khatib Jum'at, tetapi juga menyebarkan informasi kepada sesama marabot Masjid lainnya. Bahwa saya tidak akan mau kalau diminta mengisi pengajian atau Khatib Jum'at. Sehingga setelah itu, tidak ada lagi yang mau meminta kita mengisi pengajian atau Khatib Jum'at.

Bisa dikatakan bila waktu itu saya menghindar mengisi pengajian atau Khutbah Jum'at. Alasannya karena merasa tidak layak dan berat menjadi penceramah. Banyak hal dalam diri yang perlu diperbaiki dahulu sebelum memberikan pengajaran mengenai Agama kepada masyarakat. Mesti ada perbaikan diri secara total, baru memberikan pengajaran.

Di kemudian hari, saya menganggap pendapat itu keliru sehingga keputusan saya pun salah. Menghindar memberi pengajian keagamaan kepada masyarakat atau menjadi Khatib Jum'at adalah kekeliruan. Meski alasannya terasa sangat idealistik. Karena merasa diri belum layak.

Kesalahan pertama adalah ketika menganggap bahwa untuk menyampaikan kebaikan, maka kita harus baik dahulu secara utuh. Padahal tidak mesti seperti itu. Hal yang terpenting bukan harus baik dahulu, tapi maukah kita berproses menjadi baik. Karena hidup adalah proses menjadi. Setiap perjalanan waktu adalah momen untuk perbaikan tanpa henti. Hal inilah sebetulnya yang berat. Hidup menjadi proses berkelanjutan tanpa henti, continuous improvement.

Inilah yang pernah ditunjukan seorang Mahatma Gandhi di waktu mudanya.

Dikisahkan bahwa seorang Ibu kewalahan menasehati anaknya untuk mengkonsumsi gula berlebihan. Karena akan membahayakan kesehatannya. Namun nasehat si Ibu tidak digubris si anak.

Lalu si Ibu suatu hari mendengar reputasi Gandhi yang ucapannya sering dituruti orang. Si Ibu pun mendatangi Gandhi. Meminta tolong supaya dia menasehati anaknya agar berhenti mengkonsumsi Gula berlebihan.

Disebutkan bahwa Gandhi memenuhi permintaan si Ibu. Namun Gandhi meminta supaya si Ibu bersama si anak datang lagi dua minggu kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun