Ketika masyarakat Indonesia kaget, marah sekaligus tertawa mengejek melihat flexing keluarga pejabat di medsos, dunia dikejutkan dengan perjanjian Beijing pada Jumat 10 Maret lalu.
Ditengahi diplomat China senior, Wang Yi, Alim Shamkhani yang menjabat sebagai Mentri Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran bertemu dengan Musaad bin Mohammed Al-Aiban. Penasehat Keamanan Nasional Arab Saudi.
Setelah saling memutuskan hubungan diplomatik sejak tahun 2016 dan memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, kedua wakil negara berpengaruh di dunia Arab dan Islam itu sepakat berdamai. Keduanya akan kembali membangun kedutaan besar di negaranya masing-masing dalam dua bulan kedepan.
Baca juga;
Dir'iyyah dan Gap Imajinasi Muslim Indonesia
Sekitar sebelas hari setelah perjanjian damai tersebut (20/03) dikabarkan bahwa Raja Salman mengundang Presiden Iran, Ebrahim Raisi, ke Riyadh.
Bagi masyarakat Arab Saudi juga dalam kepemeritahan di negeri ini, bila sesuatu melibatkan Raja berarti hal itu menjadi perhatian sangat serius. Perdamaian dengan Iran adalah titah raja.
Maha pentingnya urusan perdamaian ini juga bisa dilihat dari kronologis aktivitas Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS). Orang kedua setelah Raja Salman.
Baca juga;