Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

ChatGPT dan Perubahan Kebijakan Komunikasi

19 Desember 2022   18:53 Diperbarui: 21 Desember 2022   07:00 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 30 November lalu, dunia Internet gempar dengan peluncuran ChatGPT. Aplikasi percakapan yang bisa membuat perbincangan layaknya manusia. Sangat natural sehingga bisa membuat essay dan puisi. Meski laman ChatGPT mengatakan belum optimal untuk menyelesaikan soal-soal matematika, tapi beberapa persamaan matematika yang rumit masih bisa diselesaikan.

ChatGPT adalah chatbot AI (Artificial Intellegence). Program komputer berupa robot virtual yang dapat mensimulasikan percakapan layaknya manusia. Dikeluarkan OpenAI. Sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan yang didirikan Elon Musk tahun 2015.

Dalam webnya disebutkan "OpenAI is an AI research and deployment company. Our mission is to ensure that artificial general intelligence benefits all of humanity"

Peluncuran ChatGPT mau tidak mau akan merubah kehidupan manusia. Karena ChatGPT merupakan produk AI dan berkaitan dengan aktivitas yang paling sering dilakukan manusia, komunikasi.

ChatGPT dan AI 

Ilmuwan data membagi pengolahan data dalam mesin pembelajaran (machine learning) pada tiga model. Supervised learning, unsupervised learning dan reinforcement learning.

Menurut ChatGPT, supervised learning adalah algrotima machine learning dimana data yang ada diberi label dahulu. Setelah itu akan membuat klasifikasi (classification) atau memprediksi nilai selanjutnya (regresi).

Apa yang disampaikan ChatGPT ini, tidak berbeda dengan pendapat Rudolph Russel dalam Machine Learning: Step-by-Step Guide to Implement Machine Learning Algorithms with Python yang ditulis tahun 2018.

Menurut Russel supervised learning itu "In this type of machine learning system, the data that you feed into the algorithm, with the desired solution, are referred to as 'label'"

Anggap saja kita mempunyai data rumah-rumah di Indonesia. Lengkap dengan informasi lokasi, luas rumah, tanah, harga dll. Maka dengan algoritma seperti LinearRegression, kita bukan hanya bisa menemukan korelasi antar variable diatas, tapi juga memprediksi variable yang diinginkan. Seperti harga rumah di sebuah tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun