Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Virus Corona, Kaburnya Batas antara Fiksi dan Fakta

25 Januari 2020   23:29 Diperbarui: 27 Januari 2020   09:08 10218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membawa pasien yang tengah terinfeksi virus. (sumber: AFP/STR/China Out)

Di peternakan itu, sambil bergantung si kelelawar menularkan virus ke babi di bawahnya. Babi tersebut keesokan paginya kemudian dibawa ke rumah makan tempat Beth makan malam bersama temannya.

Sebelum dilanjutkan, perlu diingatkan bahwa cerita di atas bukanlah fakta. Itu hanyalah imaginasi Scott A. Borns yang dituangkan dalam film berjudul Contagion (2011) yang dibintangi Matt Damon dan Kate Winslet. Karena ini fiksi, cerita di atas juga tidak ada kaitannya dengan virus corona yang sekarang menjadi perhatian dunia. 

Terlepas dari kelebihan Contagion yang dianggap akurat dalam mengambarkan proses penyebaran sebuah wabah, namun mencermati perkembangan virus corona, seperti mengingatkan orang terhadap Contagion yang fiksi. Antara Contagion dan virus corona seperti fiksi dan fakta yang sulit dipilah.

Bila MEV-1 dalam Contagion berasal dari perkawinan virus kelelawar dan virus babi, dalam bahasa medis disebut dengan reassortment, maka virus corona berasal dari perkawinan antara virus kelelawar dan ular.

Asal mula virus corona disinyalir berasal dari Huanan Market Seafood di kota Wuhan.

Selain karena di pasar ini banyak hewan-hewan liar seperti kelelawar, serigala, ular, musang sampai unta diperjualbelikan dengan bebas untuk memenuhi hasrat kuliner orang China yang dikenal ekstrem, korban pertama virus corona pun adalah lelaki berumur 60 tahun yang merupakan pelanggan pasar hewan ini.

Namun seperti juga film Contagion yang menceritakan Homeland Security Amerika menuding bahwa MEV-1 adalah senjata biologis untuk menyerang Amerika, maka 2019-nCoV, begitu WHO memberi kode dan nama virus dari Kota Wuhan ini, dianggap sebagai senjata biologis buatan China yang bocor. 

Mengutip pendapat Dany Shoham, mantan intelijen militer Israel yang sempat mempelajari Chinese Bio Warfare, situs Washington Times mengaitkan keberadaan virus corona dengan keberadaan Laboratorium Biologi China di Kota Wuhan. Keberadaan lab tersebut menurut Shoham, berkaitan dengan program senjata biologis Beijing.

Menurut Daily Mail, sekitar 32 km dari Huanan Seafood Market, memang ada Wuhan National Biosafety Laboratory yang dibuka sejak Januari 2018. Lab ini sudah memiliki standar biosafety level 4 (BSL 4) pertama di China. 

Artinya lab ini sangat aman untuk meneliti virus-virus mematikan dan berbahaya di dunia seperti SARS dan Ebola. Namun pakar mikrobiologi dari Universitas Rutgers, Richard Ebright, memberikan pendapat sebaliknya. Menurut Ebright, sampai saat ini belum ada bukti yang mengaitkan corona dengan lab di Kota Wuhan tersebut.

Gen virus corona sendiri menurut para ahli struktur pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an. Diberi nama corona karena bentuknya menyerupai mahkota (crown).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun