ada yang melesat tiba-tiba dari relung dadaku.
Tanpa diminta, bahkan tidak berpamitan pada tuannya.Â
Sungguh, ia lebih cepat daripada lisan maupun tulisan yang belum sempat aku susun. Sepertinya, ia memilih tetap suci, dan tak sudi diracuni kata-kata.
Entahlah! Ia melesat begitu saja.
Laksana penjelajah ulung.
Tanpa kompas, tak takut salah arah apalagi tersesat.
Sebab ia tahu, jalan mana yang mesti dilalui,
dan nama siapa yang harus dituju.
Kamu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!