Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Tinggi dalam Kuasa Neoliberal: Pemikiran Giroux

23 Maret 2023   08:06 Diperbarui: 23 Maret 2023   08:31 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan tinggi di era pasar. Sumber:https://socialistproject.ca

Ketidaktetapan posisi telah menjadi senjata baik untuk mengeksploitasi pekerja paruh waktu, dan pekerja outsourcing serta untuk menekan protes dan perbedaan pendapat dengan membuat mereka dalam keadaan takut kehilangan pekerjaan. Banyak korporasi multinasional telah meninggalkan kontrak sosial dan sisa-sisa pendukung negara sosial. 

Mogok kerja pekerja akademis di salah satu universitas di AS. Sumber: https://socialistproject.ca
Mogok kerja pekerja akademis di salah satu universitas di AS. Sumber: https://socialistproject.ca

Mereka menjarah tenaga kerja dan melanggengkan mekanisasi kematian sosial setiap kali memiliki kesempatan untuk mengakumulasi modal. Para intelektual, seniman, jurnalis, dan pekerja budaya lain perlu menelaah dan menyebarluaskan bentuk baru perbudakan yang membunuh semangat sekaligus mendepolitisasi pikiran. 

Para otoriter baru tidak berkeliling dengan tank; mereka memiliki jet pribadi, mereka mendanai think tank sayap kanan, dan mereka melobi kebijakan reaksioner negara sambil mengisi rekening bank mereka dengan keuntungan besar. Mereka adalah perwujudan dari budaya keserakahan, kekejaman, dan pembuangan.

Ketiga, akademisi dapat memperjuangkan hak-hak mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan gratis, pendidikan yang tangguh dan kritis yang tidak didominasi oleh nilai-nilai perusahaan, untuk bisa bersuara dalam pembelajaran, dan untuk mengalami apa artinya memperluas dan memperdalam praktik kebebasan dan demokrasi. 

Kaum muda adalah individu baru yang tidak sempurna, populasi yang kekurangan pekerjaan, pendidikan yang layak, dan harapan masa depan yang lebih baik daripada yang diwariskan orang tua mereka. Mereka adalah pengingat bagaimana modal keuangan telah mengabaikan visi masa depan yang layak, termasuk visi yang akan mendukung generasi mendatang. 

Ini adalah modus politik dan modal yang memakan anak-anaknya sendiri dan melemparkan nasib mereka pada liku-liku pasar. Jika suatu masyarakat sebagian dinilai dari cara memandang dan memperlakukan anak-anaknya, masyarakat AS dengan segala cara telah benar-benar gagal secara kolosal dan, dengan melakukan itu, memberikan gambaran sekilas tentang ketidakberdayaan inti dari otoritarianisme baru.

Keempat, intelektual publik juga harus mengatasi dan menolak pergeseran yang sedang berlangsung dalam hubungan kekuasaan antara fakultas dan kelompok manajerial. Kelompok manajerial mengendalikan tata kelola perguruan tinggi dengan menekankan pada capaian-capaian yang dibutuhkan korporasi, tetapi mengabaikan banyak hal yang dibutuhkan masyarakat. 

Karikatur mengkritisi privatisasi pendidikan di AS. Sumber: litci.org
Karikatur mengkritisi privatisasi pendidikan di AS. Sumber: litci.org

Terlalu banyak fakultas sekarang diabaikan dan dihapus dari struktur tata kelola pendidikan tinggi dan sebagai dampaknya adalah kesengsaraan upah yang rendah, beban kelas yang berlebihan, tidak ada perawatan kesehatan, dan sedikit, jika ada, tunjangan sosial. 

Ini memalukan dan bukan hanya menjadi masalah sistem pendidikan tetapi masalah yang sangat politis, yang harus membahas bagaimana ideologi dan kebijakan neoliberal telah memaksakan struktur tata kelola antidemokrasi pada pendidikan tinggi yang meniru kekuatan otoriter yang lebih luas yang sekarang mengancam AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun