Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stunting Masalah Global, Ini Rekomendasi WHO

26 Januari 2022   08:55 Diperbarui: 28 Januari 2022   19:45 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stunting (Sumber: shutterstock vialifestyle.kompas.com)

3. Melakukan intervensi untuk pemberian ASI eksklusif dan praktik makanan pendamping ASI. 

Pemerintah bisa melakukannya melalui beberapa tindakan. Pertama, melindungi dan mengkampanyekan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, untuk memberikan nutrisi yang "aman" dan melindungi bayi dari infeksi saluran cerna. 

Kedua, mempromosikan konsumsi makanan yang sehat dan beragam, termasuk makanan berkualitas tinggi dan kaya nutrisi pada periode pemberian makanan pendamping ASI. 

Ketiga,  memperbaiki asupan mikronutrien melalui fortifikasi makanan, termasuk makanan pendamping, dan penggunaan suplemen sesuai kebutuhan. 

Keempat, mendorong praktik penyimpanan dan pengelolaan makanan yang aman, untuk menghindari infeksi dari kontaminasi mikroba dan mikrotoksin.

4. Memperkuat intervensi berbasis masyarakat, termasuk perbaikan air, sanitasi dan kebersihan, untuk melindungi anak-anak dari penyakit diare dan malaria, cacingan dan penyebab lingkungan dari infeksi subklinis. 

Tentu ini membutuhkan kampanye massif di masing-masing negara melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, pendidik, mahasiswa, kader gizi, ataupun NGO yang memahami permasalahan di lapangan. Setiap pihak bisa menjalankan peran masing-masing sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.

Permasalahan stunting bukan sekedar masalah gizi. Masalah ekonomi, kebijakan, kondisi sosial-budaya suatu negara juga berkontribusi penting terhadap rendah atau tingginya angka stunting. 

Tingginya angka kemiskinan bisa meningkatkan jumlah stunting ketika keluarga-keluarga miskin tidak mendapatkan penjelasan yang memadai terkait masalah gizi serta tidak mendapatkan jaminan nutrisi dan kesehatan dari negara. 

Keterlibatan institusi pendidikan, guru, dosen, pelajar, dan mahasiswa menjadi penting untuk menjalankan beragam tindakan pencegahan. Diplomasi internasional dalam bidang stunting harus digiatkan agar terjadi transfer of knowledge terkait pencegahan stunting.

Dalam momen Hari Gizi 2022 ini sudah sepatutnya pemerintah Indonesia, swasta, BUMN, NGO, institusi pendidikan, dan warga negara membangun kesadaran bahwa stunting merupakan masalah nasional dan global yang membutuhkan tindakan serius yang bukan sekedar lip service. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun