Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lembayung di Sepikul, Meretas Jalan untuk Wisata Eko-Kultural di Jember

24 Februari 2020   23:00 Diperbarui: 25 Februari 2020   15:33 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Bupati langsung disambut tari LENGGANG SEPIKUL, persembahan Sanggar Sotalisa yang menceritakan kegembiraan warga di Kawasan bukit ini dalam bekerja dan menjaga alam. Bupati dan warga pun memberikan aplaus atas penampilan itu. Komunitas Madura Jember di Pakusari memang memiliki budaya kerja dengan etos tinggi. Selain bekerja di ranah pertanian, mereka juga bekerja di pergudangan tembakau.

Tari Lenggang Sepikul
Tari Lenggang Sepikul
Selesai suguhan tari, Dr. Eko Suwargono, M.Hum. memberikan sambutan dengan menekankan bahwa LEMBAYUNG DI SEPIKUL merupakan gotong-royong DeKaJe dengan Pemdes Pakusari untuk membuat destinasi wisata ikonik yang memadukan keindahan alam dan kekayaan budaya. 

Program ini juga mendukung keinginan Bupati mewujudkan "Jember Kota Wisata Berbudaya". Besar harapan hajatan ini bisa menjadi event tahunan agar memberikan manfaat kepada warga dan keberlanjutan ekologis. 

Sambutan Bupati Jember
Sambutan Bupati Jember
Bupati Jember, dr. Faida, M.MR. dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini. Tanpa ragu-ragu lagi, Bupati mengatakan event LEMBAYUNG DI SEPIKUL sebagai panggung sejarah kebangkitan seni dan budaya. "Kegiatan DeKaJe dan Pemdes Pakusari ini perlu kita dukung. Kalau bukan penggiat seni sungguhan, tidak mungkin bisa mendesain acara di SEPIKUL. Apalagi dengan model gotong-royong. Benar-benae harus diapresiasi," ucap Bupati penuh semangat. 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegiatan seperti ini hanya lahir dari para seniman dan penggiat budaya yang benar-benar tanpa pamrih dan bernalar tinggi karena mendesain acara di Sepikul bukanlah pekerjaan mudah. Selain bisa merintis tumbuhnya aktivitas pariwisata, hajatan ini juga bisa memberikan sajian bermutu bagi anak-anak, kaum muda, dan warga desa lainnya. Bupati pun berjanji untuk membantu penerangan jalan menuju Sepikul yang memang masih gelap. Tentu saja, keberadaan penerangan jalan akan mendukung pengembangan kawasan Sepikul, khususnya untuk gelaran-gelaran di malam hari.

Selesai sambutan, Bupati memberikan bermacam buah dan sayur di gunungan kepada Rakyat. Mereka cukup antusias hingga tidak sampai 5 menit gunungan pun ludes. Gunungan ini merupakan simbol keharmonisan manusia dan alam yang sudah memberikan banyak kebaikan kepada manusia. Pembagian buah dan sayur gunungan oleh bupati kepada Rakyat menunjukkan kedekatan pemerintah dan warganya. Mereka harus mau melayani Rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang sebenarnya. 

Event pertunjukan sebenarnya masih menyisakan beberapa gelaran. Tapi karena hujan deras, maka oleh panitia dihentikan demi keamanan. Para seniman pun bisa memahami. Menurut mereka yang terpenting adalah Bupati bisa mengerti harapan para seniman untuk pemajuan kebudayaan. Setidaknya, keinginan bersama warga, pemerintah desa, dan para seniman untuk memiliki agenda tahunan bisa didukung oleh Bupati. Kehadiran dr. Faida, M.MR. setidaknya menjadi bentuk penghargaan sekaligus dukungan atas usaha gotong-royong meretas jalan bagi terciptanya destinasi wisata eko-kultural di Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun