Kecamatan Susukan, Desa Muncar -- Suasana Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Desa Muncar tampak berbeda sejak akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2025. Hal ini karena kehadiran mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Posko 128 yang menghadirkan program pembelajaran keagamaan dengan konsep kreatif, interaktif, dan menyenangkan bagi anak-anak.
Program ini berlangsung rutin setiap Senin dan Rabu, dimulai pada 23 Juli hingga 18 Agustus 2025, dengan ragam materi yang disusun sesuai kebutuhan anak-anak. Beberapa materi yang diajarkan antara lain Rukun Iman dan Islam, Asmaul Husna, Akhlak Mulia, Shalat, Kisah Sahabat Nabi, Doa-Doa Harian, serta Sifat Wajib bagi Allah.
Tidak hanya sebatas teori, mahasiswa KKN menghadirkan metode yang membuat anak-anak lebih mudah memahami. Mereka menggunakan storytelling kisah nabi dan sahabat, game ringan, lagu-lagu islami, hingga diskusi mini yang mengajak anak berpikir kritis. Anak-anak pun semakin antusias, bahkan berebut untuk ikut menjawab saat sesi tebak-tebakan berlangsung.
Salah satu mahasiswa pengajar, Alya, mengungkapkan bahwa metode pembelajaran sengaja dibuat variatif agar anak-anak merasa belajar agama itu menyenangkan.
"Kami ingin anak-anak tidak hanya menghafal, tapi juga memahami makna dari setiap materi. Misalnya ketika mengajarkan Asmaul Husna, kami ajak mereka menyanyi bersama dan kemudian menjelaskan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Kegiatan ini bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak dan spiritual sejak dini. Misalnya, pada sesi Akhlak Mulia, anak-anak diperkenalkan kisah Nabi Muhammad yang tetap sabar meski dihina, atau kisah sahabat kecil Usamah bin Zaid yang berani dan jujur. Kisah-kisah ini membuat anak-anak lebih mudah meneladani perilaku baik.
Puncak program berlangsung pada Senin, 18 Agustus 2025. Kegiatan penutupan diisi dengan ngaji bersama, quiz berhadiah untuk mengulang materi sebelumnya, hingga pembagian freebies berupa hadiah kecil yang menambah keceriaan. Acara diakhiri dengan momen haru, saat anak-anak berpamitan kepada para mahasiswa yang telah menemani mereka selama kurang lebih satu bulan.
Dhaysaq, salah satu anggota tim, mengaku sulit menahan haru ketika anak-anak mengucapkan terima kasih.
"Ternyata waktu sebulan terasa cepat sekali. Kami berharap apa yang kami ajarkan bisa terus dipraktikkan anak-anak, meski kami sudah kembali ke kampus," katanya.