Saya tahu bahwa di inworld ada banyak breedables yang dapat kita beli/miliki, mungkin mirip seperti hewan peliharaan user saya. Namun saat saya tanyakan apakah kucingnya adalah breedables, sontak dia menjawab "No". Dia kemudian menjelaskan, breedables memiliki kemiripan dengan real animals di RL, yang mana berarti harus diurus, harus diberi makan, dan seterusnya.Â
Dia malas direpotkan oleh hal seperti itu dan lebih menyukai hal seperti kucingnya, dimana tetap bisa bergerak tanpa harus dikontrol tapi tidak perlu 'diurus' seperti breedables. Dia kemudian me-rez seekor Phoenix (secondlife.fandom.com/wiki/Rez) yang terbang di sekelilingnya. Cukup keren sih, mengingatkan saya kepada Harry Potter dengan Patronus nya.
Tour keliling rumah masih berlanjut ke ruang atas, kami menaiki tangga dan sampailah di lantai atas dengan 3 kamar, salah satunya adalah kamar mandi. Dia menunjukkan ruangan kamar mandinya dahulu, kamar mandinya cukup terlihat memiliki tema berbeda, dengan lantai kotak-kotak yang bagi saya memberi kesan cukup retro.Â
Berbagai benda di dalam kamar mandi juga dapat diinteraksikan, seperti kloset, dan bathtub, kalau yang itu tentu saya tidak mencobanya. Sebagai catatan avatar di inworld juga memiliki berbagai bodyparts layaknya manusia di RL. Termasuk perangkat reproduksi baik pria dan wanita, yang juga dapat difungsikan selayaknya pula.
Banyak benda/furniture/dsb yang memiliki sex ao dimana avatar dapat melakukan aktifitas seksual baik sendiri maupun bersama partnernya. Tentu saja saya tidak mencoba tempat tidur tersebut hahaha, sampai di sini tiba-tiba dering telepon berbunyi dari arah Mbak Perse. "Oh sorry I need to take this," katanya singkat. Sambil menunggu RL-usernya bertelepon, saya melihat-lihat sekeliling ruangan, kamar ini di design nyaman dengan sofa menghadap ke jalan, saya rasa rumah RL-user saya pun tidak senyaman ini hahaha.
Dia pun melakukan hal yang sama, kemudian menginstruksikan saya untuk mengikutinya duduk di atas awan tersebut. Sayang pada kesempatan itu saya terlalu excited naik awan sampai lupa foto. Kami pun berkendara dengan awan melewati jalanan di area tersebut, hingga sampailah kami di sebuah pantai. Mbak Perse, kemudian turun dari awan dan berjalan ke arah salah satu tempat duduk di pantai itu.
Saya dapat merasakan nada seriusnya, dimana dia berkata bila resident lama tidak mau berlaku seperti itu, bukan tidak mungkin dunia ini berhenti berlanjut. Baik sekali yah? Dia berkata membantu orang baru terasa seperti mengajak anak kecil ke Disneyland, "You can see it in their eyes, " katanya.