Filosofi Megengan
Megengan tak sekadar tradisi menyambut Ramadan. Megengngab punya filosofi tersendiri bagi masyarakat Surabaya.
Megengan bisa berarti menahan. Dalam konteks bulan Ramadan, Megengan berarti menahan hawa nafsu yang terkait dengan makan, minum, berhubungan seksual, dan lain sebagainya. Tradisi Megengan bisa menjadi penanda bagi umat Islam untuk melakukan persiapan khusus menjelang datangnya bulan suci Ramadan.
Diketahui bersama, Islam memang sangat menganjurkan kaumnya untuk menahan nafsu. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak bisa dilepaskan dari nafsu, seperti nafsu makan, nafsu biologis, dan lain sebagainya. Tetapi apabila nafsu itu tidak dikendalikan, justru bisa menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan.
Kue Apem
Saat megengan ada satu kuliner yang tak boleh dilewatkan. Kue apem menjadi kuliner khas wajib saat megengan.
Kue apem sendiri memiliki makna yang mendalam. Apem berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu afwan yang berarti ampunan atau maaf.
Kue Apem menjadi simbol untuk memohon ampun kepada Allah atas segala perbuatan yang dilakukan selama setahun lalu. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat menarik pelajaran dari kue Apem.
Sebelum makanan dan kue Apem dibagikan, jamaah Megengan biasanya terlebih dahulu membaca tahlil dan istighosah. Harapannya, supaya dalam menjalani ibadah puasa Ramadan mereka tenang dan lapang dada karena Allah SWT sudah memaafkan dosa yang mereka perbuat.
Megengan Online