Mohon tunggu...
Dian Savitri
Dian Savitri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar dan perantau

Berkelana ratusan kilometer dari kampung halaman, mengumpulkan pengalaman demi secercah harapan di masa tua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Senja

23 November 2016   05:13 Diperbarui: 23 November 2016   07:29 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: hellomakassar.com

Cahaya senja semakin jelas. Ia begitu angkuh melihatku. Senja terus mengingatkanku bahwa gelap akan datang. Aku sedang berusaha menghentakkan kaki ketika tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.

"Jean," serunya.

"Aku kira kebiasaanmu datang terlambat hilang semenjak tinggal di negeri van oranje," ledekku kesal.

"Maaf," 

Dan untuk kesekian kali aku luluh melihat mata teduhmu.

Lima menit menuju gelap, masih duduk di depanku. Aku mendapat tiga bingkisan.

"Kenapa ada tiga? Aku hanya memesan keju dan benih tulip. Dan kotak ketiga, apa ini?" tanyaku tanpa berhenti.

"Bisakah kamu membuka kotak bergambar hello kitty lebih dulu?" ujarnya.

Aku merobek pembungkusnya. Meskipun bergambar kartun favoritku. Ah, aku tidak peduli. Sobekan kertas menjadi perantara kemarahanku selama ini. Dan terbukalah kotak itu.

Sebentuk cincin putih berhiaskan ruby.

"Apa ini?" aku mulai gusar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun