Mohon tunggu...
Dedy Elsyaiful
Dedy Elsyaiful Mohon Tunggu... Pengacara - Justicia

Jikalau kita tidak mencintai kita tidak akan tersakiti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dua Dekade Anak Muda di Pengungsian Eks-Timor Timur

28 Desember 2021   04:30 Diperbarui: 28 Desember 2021   05:57 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi bersama warga Eks-Timor Timur di Desa Boneana 2

Selama lebih dari dua dekade, warga eks pengungsi Timor Timur hidup dalam keterbatasan tanpa kepastian tentang hak atas tanah yang mereka tinggali. Tanpa kepastian masa depan lebih baik yang dulu mereka impikan saat harus pergi mengungsi.

Arafiq Nuhadi Duru, 21 tahun, siang itu, Senin, 09 Agustus 2021 terlihat mengenakan kaos hitam dan celana jeans pendek. Arafiq adalah teman sekolah saya sejak lama sekali, 2008 lalu. Saat itu kami sama-sama menempuh pendidikan di MTs Negeri Kupang.


Arafiq adalah satu dari kurang lebih 250.000 pengungsi warga Timor Timur yang memilih Indonesia menjadi tanah airnya. Sebelum kini tinggal di Desa Boneana Kupang Barat sejak 1999, Arafiq sudah duluan berada di pengungsian di Noebalki. Bersama keluarganya yang berjumlah 6 orang, dia bersama ayah, ibu, adik ayangnya beserta istri dan kakak perempuannya, Arafiq meninggalkan kampung halamannya di Dili pada tahun 1999, dengan harapan menemukan kehidupan yang baru pasca-berpisahnya Timor Leste dari Indonesia.


Ratusan ribu warga Timor Timur - kini bernama Timor Leste - eksodus ke Indonesia pada saat referendum Timor Timur digelar pada 1999. Mereka adalah warga yang memilih pro-integrasi dengan Indonesia ketimbang merdeka dalam referendum. Mereka tersebar di beberapa kamp pengungsi, seperti yang ada di Noelbaki, Naibonat, Haliwen, Ponu dan Tuapukan.


Tercatat sekitar 250.000 warga Timor Timur mengungsi ke Provinsi Nusa Tenggara Timur pada masa itu. Kini dua puluh satu tahun telah dijalani oleh sebagian besar warga Eks-Timor Timur dalam pengungsian. Hidup dengan keterbatasan dan jauh dari kata sejahtera sebagai warga negara Indonesia. Meninggalkan kampung halaman dan harta benda di tanah kelahiran, membuat mereka harus hidup terlantar di sudut negeri sebagai pengungsi.

Sebagai bagian dari masyarakat yang kala itu, pada tahun 1999, juga harus berpindah dari Lospalos, Timor Leste menuju kota Kupang, membuat saya merasa memiliki kedekatan tersendiri. Mungkin karena apa yang kami lalui kurang lebih sama. Termasuk apa yang Arafiq ceritakan pada saya.


Arafiq bercerita setibanya mereka dari Timor Leste, mereka tinggal di kamp pengungsian bekas pabrik kulit yang ada di Noelbaki. Kamp pengungsian ini cukup besar untuk menampung sebagian besar pengungsi yang datang kala itu. Meskipun harus hidup berdesak-desakan dengan pengungsi lainnya. Selain itu juga dibangun sekat sebagai pemisah, namun kondisi kamp sejatinya tidak layak untuk digunakan sebagai tempat tingga. Walaupun demikian para pengungsi mau tidak mau, tetap harus menerima kondisi tersebut.


“Kondisinya sulit saat itu. Tidur tak nyaman, makan pun sulit. Kami tak punya apapun kala itu, cuma berharap pada pemerintah daerah,” cerita Arafiq sambil terlihat mengenang tahun-tahun yang sudah berlalu.


Selain Arafiq ada kurang lebih terdapat sekitar 40 sampai 60 KK yang tinggal di kamp pengungsian. Untuk bertahan hidup selama dipengungsian para pengungsi hanya bergantung pada bantuan yang datang. Sedangkan untuk pekerjaan, sebagai pengungsi tidak ada yang dapat mereka lukan, sebab tidak mungkin untuk bertani karna tidak terdapat lahan yang bisa mereka garap. Bekerja sebagai buruh pun tidak dapat mereka lakukan kala itu, karna kondisi yang memang cukup kacau dan sulit untuk mencari pekerjaan.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun