Mohon tunggu...
Dedy Eka Priyanto Ph.D
Dedy Eka Priyanto Ph.D Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Bekerja sebagai konsultan di salah satu big 4 accounting firm dan saat ini tinggal di Tokyo. Senang berbagi pengalaman lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jepang yang Siap Menghadapi Badai

16 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 16 Oktober 2019   11:33 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badai Taifun Hagibis dilihat dari ISS (NASA)

Terletak di Samudra Pasifik yang tenang, tidak membuat Jepang menjadi negara yang aman dari bencana. Salah satu bencana yang sering menerjang Jepang di kala peralihan musim panas dan gugur adalah badai taifun.

Badai taifun awal terbentuknya karena suhu laut yang hangat (sekitar 26 C) dan kontrast dengan daerah sekitarnya sehingga membentuk daerah pusat bertekanan rendah.

Angin berpindah dari daerah tekanan tinggi ke tekanan rendah, sehingga membuat arus udara yang lembab dalam radius ratusan kilometer dari tempat lain yang bertekanan tinggi berpindah/berbelok memutar menuju daerah pusat tekenan rendah. Udara lembab dari lautan samudra pasifik menjadi sumber energi badai taifun untuk lebih membesar.

Tahun ini, Jepang menghadapi badai terbesar sepanjang satu dekade terakhir ini, yaitu badai Hagibis/No.19 (penomoran badai berdasarkan urutan terbentuk).

Badai ini memiliki kecepatan angin maksimal 60 m/s yang bisa menyebabkan truk terjungkal dan tiang listrik patah. Yang lebih membahayakan adalah curah hujan yang sangat tinggi yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Badai kali ini mengingatkan badai yang serupa (kanogawa taifun) yang pernah mendarat di pulau Honshu-Jepang pada tahun 1958. Badai kala itu menyebabkan 1200 orang meninggal dan banjir yang parah di Tokyo dan Shizuoka.

Peringatan Dini
Karena potensi bahaya badai hagibis yang sangat besar, Pemerintah pusat, khususnya Japan Meteorological Agency (JMA), dan pemerintah daerah aktif mensosialisasikan dan mengajak masyarakatnya untuk melakukan persiapan baik melalui media televisi dan media sosial.

Kedatangan badai kali ini juga bersamaan dengan pelaksanaan Rugby World Cup 2019 yang menarik banyak turis asing datang ke Jepang. Sosialisasi dalam bahasa Inggris juga gencar dilakukan.

Persiapan apa saja yang dilakukan menghadapi badai taifun?

1. Mengecek peta pencegahan bencana dan hazard map
Setiap pemerintah daerah di Jepang memiliki peta pencegahan bencana wilayah tersebut yang berisi informasi tempat pengungsian, lokasi AED, tempat evakuasi tsunami, dan lain-lain.

Peta tersebut biasanya diberikan ke seluruh warga, namun bisa juga di download melalui situs pemerintah. Tidak hanya dalam bahasa Jepang, namun tersedia juga bahasa Inggris.

Peta Pencegahan Bencana Kota Minato-ku, Tokyo
Peta Pencegahan Bencana Kota Minato-ku, Tokyo
Untuk badai taifun, perlu mengecek tempat evakuasi terdekat dengan rumah. Sehingga bila ada peringatan evakuasi bisa segera menuju tempat evakuasi tanpa perlu bingung. Biasanya, aula sekolah sering dijadikan tempat untuk evakuasi.

Selain itu, perlu juga mengecek hazard map khususnya bagi yang tinggal di daerah dekat sungai. Melalui hazard map ini, kita bisa mengetahui apakah daerah kita aman dari banjir atau tidak. 

2. Mempersiapkan bekal untuk 3-5 hari
Badai taifun bisa mengakibatkan mati listrik yang meyebabkan aliran air dan gas juga mati. Untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk tersebut, disarankan untuk menyiapkan perbekalan yang cukup untuk bertahan hidup selama 3-5 hari.

- Lilin dan senter
- Kompor kecil + kaleng gas
- Makanan siap saji (roti, popmie)
- Obat-obatan pribadi
- Susu bubuk dan pampers bila memiliki bayi
- Baterai dan charger untuk HP
- Air minum 3-4 botol besar (2L)
- Mengisi bak air mandi dengan air
- Uang tunai

Menjelang 2 hari kedatangan taifun, botol air mineral dan makanan cepat saji seperti roti, banyak yang habis di supermarket dan kombini, pemandangan yang tidak pernah terlihat semenjak Gempa besar tahun 2011. Menandakan banyak warga yang bersiap-siap menghadapi badai taifun dengan menstock perbekalan.

Selain perbekalan di atas, perlu juga menyiapkan ransel/tas yang berisi barang-barang yang perlu dibawa ketika mengungsi seperti pakaian, obat-obatan pribadi dan kartu-kartu penting seperti kartu kesehatan dan residence card bagi orang asing.

Pengalaman dari teman yang mengungsi ketika badai, pihak pemerintah menyediakan alas tidur dan selimut bagi yang mengungsi.

3. Memantau perkembangan taifun
Ketika hari dimana badai taifun akan tiba/mendarat, hampir seluruh siaran TV di Jepang, khususnya NHK, menyiarkan kondisi terkini tentang arah pergerakan badai, daerah yang terserang badai dan informasi dari pemerintah. NHK juga menyediakan saluran dalam bahasa Inggris.

Siaran TV yang berisi perkembangan terkini badai taifun
Siaran TV yang berisi perkembangan terkini badai taifun
Selain melalui siaran TV, kondisi terkini juga diakses melalui situs Yahoo, tenki.jp, Bousai, atau NHK.

Peringatan dari pemerintah melalui JMA terhadap bahaya bencana di Jepang dibagi menjadi 5 level, yaitu;

1. Level 1 : Peningkatan kewaspadaan
2. Level 2 : Mengecek hazard map dan persiapan  untuk mengungsi
3. Level 3 : Orang tua atau yang membutuhkan waktu lama utk mengungsi, disarankan segera mengungsi
4. Level 4 : Semua orang secepatnya mengungsi
5. Level 5 : Sudah terjadi bencana. Lakukan yang terbaik untuk menyelamatkan diri

Ketika badai taifun kali ini, mayoritas daerah di wilayah Kanto berada di level 4-5. Seandainya terlambat mengungsi ke tempat pengungsian, disarankan untuk tinggal di lantai dua untuk menghindari bahaya banjir atau tanah longsor.

Pesan peringatan juga akan terkirim secara otomatis ke smartphone warga, memberikan informasi kondisi terkini dimana dia tinggal.

Dampak Badai Taifun Hagibis
Secara umum, kota Tokyo relatif tidak terlalu berdampak parah akibat badai taifun kali ini. Namun di prefektur lain seperti Tochigi, Nagano, dan Fukushima terjadi banjir hebat akibat tanggul sungai yang jebol, dan bencana longsor yang menyebabkan banyak korban jiwa berjatuhan.

Hingga Selasa (15/10) tercatat kurang lebih 70 orang meninggal, namun jauh lebih sedikit dibanding taifun dengan kekuatan yang sama pada tahun 1958 dimana korban jiwa mencapai 1500 orang. Hal ini tidak lepas dari persiapan warga dan peringatan dini yang dilakukan oleh pemerintah.

Semoga Jepang bisa cepat pulih kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun