Dari segi harga, H.I.S menawarkan paket yang paling murah (ekonomi) dibanding agen lain, namun harus menginap sehari di Srilanka sebelum ke Jeddah. Sedangkan Air1 menawarkan paket termahal (B) dengan fasilitas hotel yang sangat dekat dengan masjidil haram.
Dari segi fasilitas yang didapat peserta, MIAN menawarkan fasilitas yang lebih banyak dibanding agen lain, seperti biayanya sudah termasuk sertifikat vaksin dan Hadi (kurban) yang cukup memakan biaya juga.Â
Tawaran rute perjalanan di Arab Saudi pun ada dua macam. Untuk travel MIAN dan H.I.S, setelah mendarat di Jeddah langsung menuju ke Mekkah, kemudian Madinah setelah Haji.Â
Sedangkan Air1 travel dan e-holiday, menawarkan ke Madinah dahulu sebelum masa haji baru ke Mekah hingga kepulangan. Bagi yang ingin berlama di Masjidil Haram atau Nabawi bisa mempertimbangkan rute keberangkatan ini.
Karena tidak ada pesawat yang pergi langsung ke Arab Saudi, pemberangkatan haji dari Jepang umumnya harus transit di negara lain terlebih dahulu. Dari semua travel, hanya H.I.S Japan saja yang menyampaikan informasi maskapai lebih awal.Â
Paket premium H.I.S menawarkan maskapai Etihad yang hanya perlu transit sebentar (1-2 jam) di Abu Dhabi sebelum melanjutkan ke Jeddah. Sedangkan agen lain, baru menyampaikan maskapai yang akan digunakan menjelang keberangkatan haji.
Tidak ada agen travel yang sempurna untuk haji, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan berbagai pertimbangan seperti ingin lebih banyak beribadah di Masjidil Haram dan waktu yang singkat perjalanan ke Arab Saudi dari Jepang, akhirnya saya dan istri memilih H.I.S Japan.
Pendaftaran haji dari Jepang sudah dimulai sejak 7 bulan sebelum keberangkatan. Untuk tahun 2019, khususnya H.I.S Japan sudah membuka pendaftaran sejak Desember 2018 dan  sudah penuh sebelum ramadhan.
Dari segi persiapan haji, H.I.S Japan memberikan pelayanan dan respons cukup baik karena didukung oleh SDM mereka yang memadai di Jepang. Ada banyak PIC (person in charge) atau PJ H.I.S Japan yang membantu calon jamaah haji mempersiapkan dokumen visa haji.Â
Karena kami berencana menitipkan anak ke Indonesia sebelum berangkat haji, kami diberitahu kapan harus mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Mulai tahun ini visa haji tidak lagi ditempel di passpor, namun dalam bentuk elektronik (e-visa) dan tidak memerlukan finger print (sidik jari) di kedutaan mereka.Â