Mohon tunggu...
Dedy Eka Priyanto Ph.D
Dedy Eka Priyanto Ph.D Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Bekerja sebagai konsultan di salah satu big 4 accounting firm dan saat ini tinggal di Tokyo. Senang berbagi pengalaman lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Haji Sakura, Menentukan Agen dan Meminta Izin

27 Juli 2019   07:42 Diperbarui: 30 Juli 2019   19:13 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tah-heetch.com

Haji merupakan rukun islam yang terakhir yang diwajibkan bagi setiap muslim khususnya yang mampu baik dari segi fisik dan juga keuangan. Di negeri majoritas islam seperti Indonesia dan Malaysia, keinginan warga muslim untuk pergi haji sangatlah tinggi. Namun karena dibatasi oleh kuota yang ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi, membuat waktu tunggu haji sangat lah lama.

Di Indonesia, waktu tunggu untuk pergi haji cukup beragam antar provinsi. Berdasarkan data Kementrian Agama tahun 2019, waktu tunggu paling cepat adalah 11 tahun untuk provinsi Gorontalo dan Sulut, sedangkan waktu tunggu paling lama (39 tahun) adalah provinsi Sulsel. 

Masa tunggu di Malaysia bahkan jauh lebih lama, bisa mencapai lebih dari 60 tahun. Bagi yang ingin pergi haji lebih cepat di tanah air, bisa mengambil Haji ONH plus, namun harus merogok kocek yang lebih dalam yaitu berkisar 150 juta atau lebih. 

Antrean pergi haji yang lama ini tidak berlaku bagi negara minoritas islam, seperti Jepang. Hal ini dikarenakan Pemerintah Saudi tidak membatasi kuota haji per negara untuk Jepang, namun lebih kepada kemampuan agen travel Haji.

Biaya pergi haji dari Jepang memang lebih mahal dibanding haji reguler Indonesia, namun masih jauh lebih murah dibanding haji ONH atau ONH plus. 

Karena insya Allah, akan berangkat haji dari Jepang yang terkenal dengan bunga sakura, maka saya namakan artikel ini haji sakura. 

Menentukan agen travel

Di Jepang, pada umumnya siapa saja yang memiliki residence card (KTP Jepang) dan beragama islam bisa pergi haji pada tahun itu juga, tanpa perlu waktu tunggu. Sehingga banyak warga Indonesia, baik dari kalangan pelajar, pekerja, perawat, ibu rumah tangga, dan anak-anak, memanfaatkan waktu tinggal di Jepang untuk pergi haji. 

Di Jepang untuk pergi haji/umrah tidak bisa pergi atau merencanakan sendiri seperti layaknya wisata ke negara lain, namun harus melalui agen travel resmi.

Tahun ini (2019) sedikitnya ada 4 agen travel yang menawarkan paket haji dari Jepang, yaitu Air1 travel, MIAN travel, H.I.S Japan dan e-holidays. Masing-masing travel menawarkan paket Haji yang cukup kompetitif satu sama lain. 

Perbandingan paket yang ditawarkan tiap travel bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

perbandingan agen travel haji di Jepang
perbandingan agen travel haji di Jepang
Dari segi pengalaman, Air1  dan MIAN adalah pemain lama dan memiliki banyak pengalaman untuk penyelenggaraan haji dan umroh. H.I.S baru membuka travel haji 3 tahun lalu, sedangkan e-holidays baru mulai tahun ini (2019). Walaupun terbilang baru, H.I.S dan e-holidays adalah travel asli Jepang yang memiliki network dan SDM memadai di Jepang. 

Dari segi harga, H.I.S menawarkan paket yang paling murah (ekonomi) dibanding agen lain, namun harus menginap sehari di Srilanka sebelum ke Jeddah. Sedangkan Air1 menawarkan paket termahal (B) dengan fasilitas hotel yang sangat dekat dengan masjidil haram.

Dari segi fasilitas yang didapat peserta, MIAN menawarkan fasilitas yang lebih banyak dibanding agen lain, seperti biayanya sudah termasuk sertifikat vaksin dan Hadi (kurban) yang cukup memakan biaya juga. 

Tawaran rute perjalanan di Arab Saudi pun ada dua macam. Untuk travel MIAN dan H.I.S, setelah mendarat di Jeddah langsung menuju ke Mekkah, kemudian Madinah setelah Haji. 

Sedangkan Air1 travel dan e-holiday, menawarkan ke Madinah dahulu sebelum masa haji baru ke Mekah hingga kepulangan. Bagi yang ingin berlama di Masjidil Haram atau Nabawi bisa mempertimbangkan rute keberangkatan ini.

Karena tidak ada pesawat yang pergi langsung ke Arab Saudi, pemberangkatan haji dari Jepang umumnya harus transit di negara lain terlebih dahulu. Dari semua travel, hanya H.I.S Japan saja yang menyampaikan informasi maskapai lebih awal. 

Paket premium H.I.S menawarkan maskapai Etihad yang hanya perlu transit sebentar (1-2 jam) di Abu Dhabi sebelum melanjutkan ke Jeddah. Sedangkan agen lain, baru menyampaikan maskapai yang akan digunakan menjelang keberangkatan haji.

Tidak ada agen travel yang sempurna untuk haji, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan berbagai pertimbangan seperti ingin lebih banyak beribadah di Masjidil Haram dan waktu yang singkat perjalanan ke Arab Saudi dari Jepang, akhirnya saya dan istri memilih H.I.S Japan.

Pendaftaran haji dari Jepang sudah dimulai sejak 7 bulan sebelum keberangkatan. Untuk tahun 2019, khususnya H.I.S Japan sudah membuka pendaftaran sejak Desember 2018 dan  sudah penuh sebelum ramadhan.

Dari segi persiapan haji, H.I.S Japan memberikan pelayanan dan respons cukup baik karena didukung oleh SDM mereka yang memadai di Jepang. Ada banyak PIC (person in charge) atau PJ H.I.S Japan yang membantu calon jamaah haji mempersiapkan dokumen visa haji. 

Karena kami berencana menitipkan anak ke Indonesia sebelum berangkat haji, kami diberitahu kapan harus mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Mulai tahun ini visa haji tidak lagi ditempel di passpor, namun dalam bentuk elektronik (e-visa) dan tidak memerlukan finger print (sidik jari) di kedutaan mereka. 

Alhamdulillah proses pengurusan e-visa haji kami relatif cepat dan kami sudah menerimanya 2 minggu sebelum keberangkatan bersama dengan passport. Untuk agen travel tertentu, ada yang baru menyerahkan passport dan e-visa haji ke peserta menjelang hari keberangkatan.

Izin Perusahaan

Setelah memutuskan akan pergi haji, bagi pekerja atau mahasiswa perlu mengkomunikasikan dengan baik dengan pihak perusahaan (pimpinan) atau universitas (professor) agar dapat izin libur panjang. Tidak menutupkan kemungkinan kita tidak mendapat izin dari pimpinan atau pembimbing bila cara komunikasinya kurang baik dan tiba-tiba/mendadak.

Saya sendiri sudah mengkomunikasikan dengan pimpinan department sejak 6 bulan sebelum keberangkatan. Saya menjelaskan ke mereka bahwa haji adalah kewajiban sekali seumur hidup bagi muslim dan kalau di Indonesia harus menunggu puluhan tahun. Selain itu, perlu memastikan juga pekerjaan/amanah tidak akan terbengkalai atau mencari pengganti bila diperlukan.

Dengan komunikasi yang baik dan sejak lama dilakukan, pimpinan perusahaan akhirnya memberi izin untuk berangkat haji tahun ini. Karena masa haji tahun ini pas dengan libur obon dan musim panas di perusahaan, alhamdulillah tidak perlu banyak mengambil cuti untuk pergi haji yang memakan waktu total 20 hari.

Apa saja yang harus dipersiapkan ketika haji? Insya Allah akan dikupas tuntas pada artikel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun