Mohon tunggu...
Dedi Laksana
Dedi Laksana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karya Sastra Pujangga

Salah satu filosofi dasar cinta yg kujual dlm karya sastraku adalah,... Bisa bahagia dlm keadaan apapun, tanpa syarat apapun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pangeran Sambernyawa, Garuda di Sarang Naga Eps 04

26 Juli 2020   18:25 Diperbarui: 26 Juli 2020   18:19 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KARYA : AGUS PAMUJI

Melu handarbeni ( ikut merasa memiliki).

Inilah baris kedua puisinya, dari lima baris puisi yang tadi telah ditulisnya. Mata, hidung, mulut, telinga dan kulit adalah panca indra milik kita, semuanya bersemayam di dalam badan wadag. Pengendali dari semua itu adalah hati, dengan pikiran sebagai teknokratnya. Ini adalah konsep badan wadag dalam lingkup mikro. Dalam lingkup makro, pakaian dan senjata yang melekat di tubuh kita adalah juga bagian dari badan kita. Bahkan, segala materi alam yang ada di sekitar kita adalah bagian dari tubuh kita dan kitapengendalinya. Kita merupakan sentral dari sistem itu.

Dan di sekeliling Raden Mas Said ada tanah, udara, sungai, air, rerumputan, pepohonan, burung-burung terbang di udara dan berbagai unsur lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semua yang punya gerakan atau tujuan searah dengan kita, adalah bagian dari tubuh kita. Dan bila gerakannya tidak searah, tetapi kita bisa menjadikannya searah, maka materi itu atau hal itu adalah bagian dari tubuh kita juga. Semua harus kita jaga agar terlindung dari kerusakan, dan bila unsur itu normal dan berfungsi dengan baik, maka akan bisa membawa manfaat bagi kehidupan kita. Satu bagian baik, yang lain harus baik semua. Satu bagian sakit, semua yang lain ikut merasakan sakit. Antar bagian harus ikhlas saling membantu dan rela berkorban. Beginilah juga hakikat kehidupan manusia. Dan sekarang Raden Mas Said terdesak, maka berbagai unsur yang didekatnya seperti senjata, batu dan pohon bisa membantunya untuk memulihkan keadaan.

" Wuss ! Wuss !" Tiba-tiba terasa angin bertiup sangat kencang, menerpa ke arah Raden Mas Said. Ternyata Pendekar Topeng waja mengeluarkan ilmu kesaktian. Rupanya dia ingin mengakhiri pertarungan ini secepatnya, dengan kemenangan tentunya. Dia tak mau mengakhiri pertarungan ini dengan pedang, terlalu spekulasi. Raden Mas Said punya banyak ilmu kesaktian yang belum sempat dikeluarkan; dengan mengandalkan pedang, belum tentu bisa unggul. Terlihat Pendekar Topeng Waja berdiri tegak dengan kaki direnggangkan dan dua buah tangannya direntangkan. Telapak tangan terbukadan mengadah ke atas. Angin yang bertiup semakin kencang, hawanya bervariasiterkadang panas terkadang dingin. Tiba-tiba hamparan air di Kali Pepe terlihat menggeleyak, permukaan air seperti mau terangkat ke atas, dan sekonyong-konyong terjadilah ombak kecil yang bergulung-gulung. Gulungan ombak itu mengarah ke timur, ke posisi Raden Mas Said. Bersamaan dengan itu hawa yang tadinya berubah-ubah antara panas dan dingin, kini dia konstan dalam keadaan dingin. Dan semakin lama semakin dingin. Hampir semua daun yang ada di situ rontok, karena dibelit oleh kebekuan dan dihisap oleh tenaga prana yang dimainkan Pendekar Topeng waja.

" Aji Bayu Samudra !" Raden Mas Said berseru, "Antek Kumpeni Keparat, darimana kau belajar Aji Bayu samudra ?" Aji Bayu Samudra adalah termasuk ilmu sakti perguruan Raja Kawasa dari Tlatah Banyumas, tempat Raden Mas Said berguru dahulu. Bagaimana mungkin ada seorang antek Kumpeni, pemburu sayembaraberhadiah 1.000 real bisa menguasai ilmu itu. Perguruan Raja Kawasa sangat hati-hati dalam menurunkan atau mengajarkan ilmu tersebut; tidak ke sembarang orang, dan asal-usul orang tersebut harus diketahui dengan jelas. Dulu Raden Mas Said sempat mempelajari ilmu tersebut, tapi tidak sampai katam, karena dia belajar di Perguruan Raja Kawasa cuma 6 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun