Mohon tunggu...
Dedi Iskamto
Dedi Iskamto Mohon Tunggu... Dosen

School of Economics and Business, Telkom University Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya Hidup dan Pola Konsumsi Individual Postmodern

23 Juni 2025   14:11 Diperbarui: 23 Juni 2025   14:11 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendahuluan

Era postmodern ditandai oleh perkembangan teknologi, globalisasi, serta pergeseran nilai-nilai sosial dan budaya yang membentuk cara manusia hidup dan berinteraksi. Dalam konteks ini, pola konsumsi individu tidak lagi sekadar dipengaruhi oleh kebutuhan fungsional, tetapi juga oleh identitas, simbol, dan gaya hidup. Gaya hidup (lifestyle) menjadi elemen penting dalam membentuk keputusan konsumsi, karena individu postmodern cenderung mengkonsumsi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga untuk mengekspresikan diri. Dalam masyarakat postmodern, konsumen bersikap lebih bebas, fleksibel, dan kritis dalam memilih produk. Mereka tidak hanya membeli barang, tetapi juga membeli makna dan pengalaman. Barang dikonsumsi bukan semata karena kegunaannya, tetapi juga karena asosiasi simbolik, estetika, status sosial, atau nilai emosional yang melekat padanya. Dengan demikian, gaya hidup menjadi parameter penting dalam memahami pola konsumsi kontemporer. Paper ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana gaya hidup individu dalam masyarakat postmodern membentuk pola konsumsi mereka. Pembahasan akan mencakup definisi gaya hidup dan masyarakat postmodern, karakteristik konsumen postmodern, serta dampak gaya hidup terhadap pilihan konsumsi.

Pembahasan

1. Konsep Gaya Hidup dan Masyarakat Postmodern

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola perilaku, minat, dan opini seseorang yang mencerminkan nilai-nilai, sikap, dan cara pandang terhadap dunia. Gaya hidup berkaitan erat dengan pilihan-pilihan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara berpakaian, makanan yang dikonsumsi, hiburan, media sosial yang digunakan, hingga merek yang dipilih.

Masyarakat postmodern sendiri ditandai oleh:

  • Pluralitas nilai: Tidak ada lagi satu nilai dominan; semua bentuk ekspresi dianggap valid.
  • Konsumerisme simbolik: Konsumsi lebih pada simbol dan makna daripada fungsi.
  • Fragmentasi identitas: Identitas individu bisa berubah-ubah tergantung konteks.
  • Estetika dan pengalaman: Keindahan, emosi, dan sensasi menjadi penentu konsumsi.

Dalam masyarakat postmodern, konsumsi menjadi bagian dari konstruksi identitas. Individu memilih produk untuk menunjukkan siapa mereka, apa yang mereka yakini, dan kelompok sosial mana yang ingin mereka asosiasikan.

2. Karakteristik Konsumen Postmodern

Konsumen postmodern memiliki karakteristik yang berbeda dari konsumen tradisional. Beberapa ciri utamanya antara lain:

a. Konsumsi sebagai Simbol Sosial

Produk dikonsumsi bukan hanya untuk fungsi, tetapi juga sebagai alat komunikasi sosial. Misalnya, memilih minuman kopi dari kafe tertentu tidak hanya soal rasa, tetapi juga gaya hidup urban dan kesan "kekinian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun