Mohon tunggu...
Dedi Zakhran
Dedi Zakhran Mohon Tunggu... profesional -

dedi zakhran mc,presenter,penyanyi dangdut bisa di undang di berbagai acara dan di berbagai daerah atau kota. contac person 089661649665 atau 087889481531

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Datangnya Dajjal?

10 Maret 2011   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ya Rasulullah, ini hanyalah gumpalan batu yang tidak bermakna untukmu. Tetapi ketika dia mencintai beliau SAW, seindah-indahnya makhluk Allah, makhluk yang paling ramah, makhluk yang paling indah budi pekertinya, makhluk yang tidak mau mengecewakan perasaan siapapun, maka gumpalan batu inipun diterima cintanya oleh Rasul SAW dan dijawab oleh Rasul Saw “dan kami pun mencintai gunung uhud”.

Diriwayatkan pula di dalam Shahih Bukhari yang sering kita dengar, ketika batang pohon kurma ditinggal oleh Sang Nabi yang biasa bersandar padanya disaat berkhutbah maka saat itu batang pohon kurma itu menjerit dengan jeritan yang menyayat hati. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari bahwa jeritan dan tangisan pohon kurma itu terdengar bagaikan jeritan sang bayi yang ditinggal oleh ibunya dan Sang Nabi turun dari mimbar, mendatangi pohon kurma itu dan memeluknya. Batang pohon itu dipeluk oleh semulya-mulya makhluq. Setelah itu tangisnya pun mereda bagaikan bayi ketika dipeluk oleh ibunya dan tersendat-sendat. Terisak-isak menahan tangis karena telah ditenangkan oleh Rasul sampai perlahan-lahan suara tangisnya semakin pelan dan terdiam. Bagaikan bayi yang kehilangan ibunya dan dipeluk dan didekap oleh ibunya sampai masih terisak-isak, sesaat kemudian tangisnya terdiam.

Demikian keadaan batang pohon kurma, cinta dan tangisnya karena Nabiyyuna Muhammad SAW berpisah dengannya. Biasanya Sang Nabi bersandar padanya setiap khutbah, sekali waktu beliau berpisah maka batang pohon kurma itu menangis. Dan Sang Nabi, wahai yang demikian indah dicipta oleh Allah sebagai raufurrahiim, tidak pula mengecewakan daripada batang pohon kurma yang mencintainya, beliau turun dan memeluk batang pohon kurma itu dan menenangkannya.

Al Imam Ibn Hajar meriwayatkan salah satu hadits shahih menukil di dalam Fathul Baari bahwa Rasul berkata, “Seandainya aku tidak menenangkannya, ia akan terus menjerit hingga yaumil qiyamah.” Tangisnya didengar oleh jumlah shahabat yang mutawatir, lebih dari 80 sahabat yang mendengar jerita dan tangis batang pohon kurma ini.

Demikian hadirin-hadirat, indahnya alam semesta mencintai Sayyidina Muhammad SAW. Demikian kemesraan mereka kepada Sang Nabi. Demikian pula seekor hewan besar di Madinah Al Munawwarah, sebagaimana diriwayatkan di dalam Sirah Ibn Hisyam ketika unta terbesar di Madinah mengamuk. Kita memahami, unta itu kalau berdiri perutnya lebih tinggi dari kepala kita, itu unta biasa. Bagaimana kalau unta besar? 1400 tahun yang silam di Madinah Al Munawwarah, unta ini mengamuk dan tidak diketahui sebabnya. Para sahabat menjebaknya di dalam salah satu kandang besar, lantas ketika Rasul SAW dikabari dan beliau mendatangi lalu berkata, “Bukakan pintu yang menjebaknya ini.” Lalu dikatakan kepada Rasul, “Ya Rasulullah dia ini sedang dalam keadaan mengamuk dan sedang marah, mulutnya yang berbusa dan matanya yang merah ini bias membunuh siapa saja dan jangan-jangan dia mencelakaiku.” Rasul SAW berkata, “Bukakan, bukakan. Biarkan ia mengetahui bahwa aku Rasulullah.” Maka ketika dibukakan pintu itu, unta melihat wajah Muhammad SAW. Maka unta itu berlari tertunduk-tunduk menciumi kaki Nabi Muhammad Saw. Yang demikian buas dan marahnya, ketika melihat wajah terindah ini, seindah-indahnya wajah yang paling berhak dicintai, ternyata unta ini memiliki kecintaan, kemuliaan dan kerinduan kepada Sang Nabi seraya berlari mendekat tertunduk-tunduk kepalanya dan mencium kaki Sang Nabi lantas ia mendekatkan wajah dan mulutnya ke telinga Sang Nabi, maka Rasul SAW mendekatkannya. Kemudian Rasul SAW berkata, “Siapa pemilik unta ini?” Salah seorang sahabat Anshar berkata, “Aku ya Rasulullah!” Lalu Rasul berkata kepada shahabat tersebut, “Ia mengadu kepadaku bahwa ia mengamuk karena terlalu banyak disuruh bekerja dan sedikit diberi makan.” Unta ini mengadu kepada Rasulullah SAW.

Inilah hewan dan tumbuhan yang sangat mencintai Sang Nabi. Lebih-lebih cintanya para sahabat Muhajirin dan Anshar ra kepada Sang Rasul SAW. Sebagaimana riwayat Sirah Ibn Hisyam ketika salah seorang wanita dari bani dinar, ketika kembali Sang Nabi dari perang uhud, mendengar kabar suaminya wafat, kakaknya wafat, anaknya wafat, ayahnya wafat, semua keluarga ibu ini wafat dalam syahid di perang uhud. Dikabarkan kepadanya, “Ayahmu wafat, anakmu wafat, kakakmu wafat, suamimu wafat.” Tinggallah ia sebatang kara. Ibu ini bertanya, “Bagaimana keadaan Rasulullah?” Dijawab, “Rasulullah sehat wal afiah.” Ibu ini datang melihat bagaimana keadaan Sang Nabi dan barangkali juga ingin mengadu kesedihannya, sebatang kara ditinggal semua keluarganya yang wafat di perang uhud. Namun ketika melihat wajah Sang Nabi, ibu itu mengangkat suara di tengah para sahabat, “Semua musibah, asalkan kau baik dan sehat wal afiah, semua musibah adalah kecil di hadapanku ya Rasulullah.” Biarpun ayah, suami, anak, kakak dan seluruh keluarga wafat, asalkan kau baik dan sehat wal afiah. Demikian cintanya seorang wanita Anshar kepada Nabi Muhammad SAW.

Juga diriwayatkan ketika seorang shahabat ditangkap dan ia sampai dibawa oleh Abu Sofyan sebelum Abu Sofyan masuk Islam maka berkata Abu Sofyan, “Wahai kamu, kini Muhammad sedang tenang-tenang di rumah bersama keluarganya, dan sebentar lagi istrimu jadi janda dan anakmu jadi yatim. Ayo, mau kau tukar posisimu dengan Muhammad saat ini?” Maka ia berkata, “Demi Allah, kalau seandainya aku harus wafat dan selesai seluruh permasalahanku ini, aku dibunuh dan dikuliti itu jauh lebih kupilih dari sebutir duri menusuk kaki Rasulullah Saw.” Demikian cintanya mereka kepada Nabiyyuna wa Syafiuna Muhammad SAW.

Hadirin-hadirat, keberkahan itu tidak sirna. Dan sampailh kita di bulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Mengingat peristiwa-peristiwa agung di Madinah Al Munawwarah dan Rasul SAW menjadikan keberkahan berlanjut dan Allah memberi keberkahan pada Sang Nabi tidak hanya di saat beliau hidup, tetapi bekas-bekas peninggalan beliau diabadikan oleh Allah SWT keberkahannya.
Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika di Madinah Al Munawwarah, Rasulullah SAW bersabda, “Kelak di akhir zaman akan muncul dajjal yang akan terus menyerang semua pihak dan semua tempat sampai ia di Madinah Al Munawwah dan dajjal tidak bisa masuk ke Madinah Al Munawwarah.”

Sampai di sini Rasul SAW berkata, “Maka akan berguncang Madinah dengan 3 kali gempa.” Madinah tidak pernah gempa. Sepanjang Rasul SAW masuk ke Madinah Al Munawwarah di hari hijrah sampai akhir zaman, Madinah tidak pernah gempa, terkecuali saat itu, saat datangnya dajjal ke depan Madinah Al Munawwarah. Disaat itu Madinah gempa dengan 3 kali guncangan, maka keluarlah semua orang kafir dan munafiq. Maka berkata Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari bahwa di saat itu semua Rasul mengatakan munafik, fasiq, kafir, semua keluar dari Madinah kecuali orang-orang mukhlisin, orang-orang yang mencintai Rasul SAW tidak bergeming dari Madinah Al Munawwarah. Sebagaimana kita ketahui, sampai saat ini banyak orang musyrik, fasiq, ada di Madinah dan mereka akan keluar di saat guncangan 3 kali sehingga mereka keluar diikuti dajjal, kata Sang Nabi SAW. Rasul Saw berkata, “Di saat itulah Dajjal membawa pasukannya mengepung Madinah Al Munawwarah.”

Imam Ibn Hajar menukil salah satu hadits dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari dengan sanad yang shahih bahwa Rasul Saw menjelaskan dajjal itu berkata, “Itu Masjid Muhammad, itu Masjid Nabawiy yang harus kita kuasai. Itu masjid Muhammad.” Dari kejauhan Dajjal sudah menunjuknya. Kubah hijau Masjid Rasul SAW telah ditunjuk oleh Dajjal dan berkata, “Itu Masjid Muhammad, itu Masjid Muhammad, kita harus sampai kesana.”
Lantas Rasul Saw bersabda sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Disaat itu Madinah mempunyai 7 pintu.” Siapa yang memberi beliau pengetahuan Madinah modern seperti sekarang ini yang mempunyai 7 pintu. Beliau berkata 7 pintu Madinah Al Munawwarah dan disetiap pintunya dijaga oleh 2 malaikat sehingga Dajjal tidak bisa masuk ke dalamnya.

Kita bisa lihat bagaimana keberkahan bekas tempat injakan Sayyidina Muhammad SAW menjadi benteng terkuat yang tidak bisa ditembus oleh Dajjal. Demikian hadirin-hadirat, Dajjal yang demikian hebat kekuatannya, bisa berbuat apa saja, menurunkan hujan, membawa kemiskinan, membawa kekayaan dan menguasai seluruh permukaan bumi, namun ia terbentur di Makkah, Madinah dan Masjid Al Aqso. Ketiga tempat ini tidak bisa disentuh oleh Dajjal. Dajjal tidak bisa masuk ke Masjidil Haram, tidak bisa masuk ke Masjidil Al Aqso dan tidak bisa masuk ke Madinah Al Munawwarah. Tempat-tempat bekas injakan kaki Muhammad Rasulullah SAW. Maka tempat lahir beliau di Makkah, tempat wafat beliau di Madinah, tempat beliau Isra’ Mi’raj di Masjid Al Aqso. Kalau seandainya bumi bekas pijakan beliau seperti ini, bagaimana jiwa yang mencintai Sayyidina Muhammad, umat Muhammad SAW. Sebagaimana aku dan kalian yang gembira di majelis ini dengan shalawat dan salam kepada Nabiyyuna Muhammad Saw dan tiada pernah bosan kita untuk selalu berdzikir dan bershalawat mendengarkan hadits-hadits Nabiyyuna wa Syafiuna Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun