Mohon tunggu...
Dede Suprayitno
Dede Suprayitno Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Mantan Jurnalis

Dosen ilmu komunikasi yang juga memiliki minat pada isu ekonomi. Saat ini mengajar di UPN Veteran Jakarta dan Unisma Bekasi. Sebelumnya pernah berkarir sebagai reporter di Jawa Pos dan Harian Kontan serta menjadi produser di CNBC Indonesia TV.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Inflasi Melambung, Aset Investasi Apa yang Paling Menguntungkan?

28 Juli 2022   07:20 Diperbarui: 28 Juli 2022   10:09 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilih investasi yang paling menguntungkan ada beberapa aset yang bisa menjadi opsi. Tentunya ini harus disesuaikan dengan risiko masing-masing (Sumber: Pexels)

Aset obligasi bisa jadi salah satu opsi yang dipilih untuk berinvestasi di kala inflasi meninggi. Di dalam negeri, dikenal dengan surat utang negara (SUN) atau obligasi pemerintah (ORI). Saat ini obligasi pemerintah bahkan bisa dijual kepada masyarakat (ritel) dengan harga yang terjangkau, Rp 1 juta. 

Nah kenapa ini dibilang investasi yang aman? Karena surat utang ini dijamin oleh negara. Selama sebuah negara penerbit obligasi itu eksis, maka investasi akan tetap aman. Bahkan keamanan investasi pada ORI dijamin langsung melalui Undang-Undang Nomer 24 tahun 2022, tentang Surat Utang Negara.

Kabar baiknya, sejak penerbitannya pada 2006, pemerintah belum pernah mengalami gagal bayar dalam hal pembayaran kupon dan nilai pokok investasi. 

Pada dasarnya, surat ORI menyatakan utang sejumlah tertentu yang akan dibayar lunas pada jangka waktu tertentu pula. Kita mengenalnya ada obligasi berjangka 5, 10 bahkan hingga 30 tahun.

Selain itu, pemegang obligasi juga berhak untuk mendapatkan tingkat bunga atau kupon yang dbayarkan secara rutin. Tingkat bunga ini bersifat tetap dan tidak terpengaruh fluktuasi kondisi pasar. 

Secara teori, investasi obligasi akan diuntungkan manakala terjadinya kenaikan suku bunga acuan. Sebab yield obligasi juga akan naik, sementara harga obligasi justru turun. Hanya saja belakangan ini, harga obligasi cukup stabil ditopang oleh investor domestik. Di tengah terjadinya investor asing yang banyak menarik dananya kembali. 

Pada tahun ini diprediksi, imbal hasil obligasi bisa mencapai 6% hingga 7%. Nah nilai tersebut sudah berada di atas prediksi inflasi, yang ditaksir Bank Indonesia mencapai 4,5%-4,6% pada tahun 2022. 

3. 10Y Treasury AS

Obligasi pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik. Seperti halnya iklim investasi obligasi pemerintah (ORI), seiring dengan kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, semakin membuat obligasi AS memiliki kupon yang tinggi. 

Kenaikan suku bunga acuan The Fed, akan menarik sejumlah dana asing yang selama ini parkir di negara lain. Mereka akan kembali masuk ke dalam negeri (Amerika Serikat), sehingga berpotensi mendorong kenaikan harga obligasi. 

Sifat yang dimiliki obligasi AS hampir sama dengan obligasi pemerintah pada umumnya. Kegagalan pembayaran suatu obligasi akan terjadi, bila negara yang menerbitkan obligasi mengalami default. Nah kira-kira AS akan jadi negara gagal (default) tidak dalam kurun 10-20 tahun? Nah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun