Untuk sekarang dapat dikatakaan tahap pertama sudah seharusnya di dalam titik penyelesaian, meskipun pada kenyataan nya, belum sedemikian, dimana masih banyak daerah terpelosok yang memiliki keterbatasan dalam pendidikan seperti kualitas sekolah, guru yang kompeten atau bahkan guru itu sendiri kekurangan. Tetapi pendidikan secara keseluruhan mulai membaik, dan mulai memasuki aspek pendidikan yang modern.
      Dalam beberapa tahun lagi, tahap kedua akan datang dimana disinilah pemuda dapat membantu, pemuda dengan kemampuan perekonomian yang inovatif dapat dikatakan membantu negara secara tidak langsung dalam aspek memajukan perekonomian, maka dari itu pengembangan ekonomi kreatif harus lebih banyak digencarkan, dengan modernisasi yang sangat cepat diperlukan cara pemikiran yang cepat pula, pemuda harus jeli dengan inovasi, dan bekerja dengan efisiens dan efektif.
"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani."
- Ki Hajar Dewantara
Merupakan semboyan yang melekat pada pendidikan indonesia, generasi demi generasi diharuskan mendukung satu sama, Ing Ngarso Sung Tulodo memiliki arti "memberikan tauladan di depan", Ing Madya Mangun Karso memiliki arti "ditengah membangun semangat" dan Tut Wuri Handayani itu sendiri berarti "memberikan dorongan dari belakang".
      Pemuda di dalam gambaran menurut bapak pendidikan merupakan elemen yang harus memberikan teladan kepada generasi dibawahnya, menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan. Pemuda di juga dapat membantu dalam pemerataan pendidikan, membawa inovasi bagi dunia pendidikan agar tidak tergerus oleh cepatnya modernisasi global. Perubahan yang kekinian dan sesuai dengan tujuan pendidikan namun dengan cara yang lebih modern di perlukan untuk memperbaiki kualias pendidikan di indonesia.
referensi
Triyono, T., & Dharma, U. W. (2018). Menyiapkan Generasi Emas 2045. Seminar Nasioanl ALFA-VI, Unwindha Klaten, 5 Oktober 2016.
Widyanto, A. B. (2010). Pemuda dalam perubahan sosial. Jurnal Historia Vitae, 24(2), 1--10.