Mohon tunggu...
dede muklis
dede muklis Mohon Tunggu... Lainnya - newbie

amatir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda dan Indonesia Emas 2045

1 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 2 Mei 2020   00:00 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tanggal 30 desember 2015, Presiden Joko Widodo menuliskan tujuh butir impiannya untuk Indonesia pada 2085. Impian tersebut dituangkan ke dalam secarik kertas di saat presiden mengunjungi merauke, papua. Adapun isi dari impian tersebut ialah

  • Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
  • Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.
  • Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.
  • Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi.
  • Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.
  • Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik.
  • Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

Namun demikian, ketujuh impian Indonesia tersebut harus selalu berdasarkan butir-butir sila dalam Pancasila agar visi Indonesia tercapai, yakni berdaulat, maju, adil dan makmur.

Untuk mecapai impian Indonesia tersebut, pencapaian visi Indonesia 2045 didukung oleh 4 pilar utama, yaitu: 1) pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, 2) perkembangan ekenomi berkelanjutan, 3) pemerataan pembangunan, dan 4) ketahanan nasional dan tatakelola pemerintahan.

Impian tersebut dapat menjadi arah pembangunan indonesia, denganya terdapat pedoman dan jalan yang terarah menuju hal yang lebih baik. Proses dalam mewujudkannya berliku dan memiliki banyak rintangan.

Dengan itu dibutuhkan penggerak dan juga pemberi contoh untuk generasi tersebut agar bisa menjadi apa yang diharapkan nantinya, disitulah peran pemuda. Berdasar pada sejarah, pemuda merupakan unsur yang menarik dan esensial dalam suatu gerakan perubahan. di dalam jiwa pemuda terdapat kerelaan berkorban demi cita-cita. Di dalam pemuda terdapat api idealisme yang tidak menuntut balasan, baik berupa uang atau kedudukan. Kehadiran pemuda tidak bisa dielakan merupakan kunci penting dalam mencapai impian untuk generasi indonesia emas 2045. (Widyanto, 2010)

demi mencapai indonesia emas 2045 hal yang paling vital adalah pendidikan. Arah kebijakan pendidikan dan kebudayaan Indonesia mengacu pada dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati pada tanggal 21 Mei 2015 oleh para utusan dari 160 negara melalui the World Education Forum 2015 yang diorganisasi oleh UNESCO bersama UNICEF, the World Bank, UNFPA, UNDP, UN Women dan UNHCR, yang diselenggarakan di Incheon, Republic of Korea, 19 -- 22 Mei 2015.

Dengan tujuan untuk memastikan pemerataan pendidikan dasar, kejuruan dan pendidikan tinggi yang berkualias dan terjangkau baik untuk anak anak, perempuan, laki laki. Juga meningkatkan generasi siap kerja yang berkualitas dan terampil. Juga memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait pembangunan berkelanjutan.

untuk mencapai tujuan pendidikan dalam era Generasi Emas 2045, ditetapkan sasaran pendidikan dalam tiga tahap(Triyono & Dharma, 2018):

Tahap pertama (2016-2025), pembangunan pendidikan difokuskan pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dalam memperluas layanan dan meningkatkan modernisasi penyelenggaraan proses pembelajaran serta mendorong penguatan layanan sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tahap kedua (2026-2035), pembangunan pendidikan direncanakan sebagai tahap mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Untuk mencapai tujuan pendidikan tahap kedua ini pemerintah memprioritaskan Penguatan Pendidikan Karekter.

Tahap ketiga (2036-2045) pembangunan pendidikan diarahkan pada meningkatnya taraf pendidikan rakyat Indonesia yang mampu menciptakan SDM unggul dan berdaya saing internasional.

            Untuk sekarang dapat dikatakaan tahap pertama sudah seharusnya di dalam titik penyelesaian, meskipun pada kenyataan nya, belum sedemikian, dimana masih banyak daerah terpelosok yang memiliki keterbatasan dalam pendidikan seperti kualitas sekolah, guru yang kompeten atau bahkan guru itu sendiri kekurangan. Tetapi pendidikan secara keseluruhan mulai membaik, dan mulai memasuki aspek pendidikan yang modern.

            Dalam beberapa tahun lagi, tahap kedua akan datang dimana disinilah pemuda dapat membantu, pemuda dengan kemampuan perekonomian yang inovatif dapat dikatakan membantu negara secara tidak langsung dalam aspek memajukan perekonomian, maka dari itu pengembangan ekonomi kreatif harus lebih banyak digencarkan, dengan modernisasi yang sangat cepat diperlukan cara pemikiran yang cepat pula, pemuda harus jeli dengan inovasi, dan bekerja dengan efisiens dan efektif.

"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani."

- Ki Hajar Dewantara

Merupakan semboyan yang melekat pada pendidikan indonesia, generasi demi generasi diharuskan mendukung satu sama, Ing Ngarso Sung Tulodo memiliki arti "memberikan tauladan di depan", Ing Madya Mangun Karso memiliki arti "ditengah membangun semangat" dan Tut Wuri Handayani itu sendiri berarti "memberikan dorongan dari belakang".

            Pemuda di dalam gambaran menurut bapak pendidikan merupakan elemen yang harus memberikan teladan kepada generasi dibawahnya, menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan. Pemuda di juga dapat membantu dalam pemerataan pendidikan, membawa inovasi bagi dunia pendidikan agar tidak tergerus oleh cepatnya modernisasi global. Perubahan yang kekinian dan sesuai dengan tujuan pendidikan namun dengan cara yang lebih modern di perlukan untuk memperbaiki kualias pendidikan di indonesia.

referensi

Triyono, T., & Dharma, U. W. (2018). Menyiapkan Generasi Emas 2045. Seminar Nasioanl ALFA-VI, Unwindha Klaten, 5 Oktober 2016.

Widyanto, A. B. (2010). Pemuda dalam perubahan sosial. Jurnal Historia Vitae, 24(2), 1--10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun