Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambung Harapan

16 Agustus 2023   18:03 Diperbarui: 16 Agustus 2023   18:26 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita tidak bisa kontrol semua hal yang datang pada diri kita, apakah hal itu baik atau buruk, menguntungkan atau merugikan.
Namun kita bisa menempatkan secercah harapan pada setiap kejadian. 

Pagi ini ditengah padatnya jalan, ada insiden sedikit. Motor saya di tabrak oleh seorang Ibu yang memboncengi anak perempuannya. Benturannya cukup keras, membuat saya oleng dan terjatuh.

Sempat terjadi kemacetan, karena biasalah, banyak yang menonton tapi tidak membantu. Motor saya masih dalam keadaan mesin menyala ketika jatuh dan beberapa bagian body motor itu pecah.

Ada perasaan emosi, kok ya bisa lagi anteng-anteng jalan ditabrak, namun begitu melihat si Ibu dengan wajah panik, amarah saya mereda. "Ibu kenapa kok bisa nabrak saya?" tanya saya.. "Masnya sih ngerem mendadak!" Jawab si Ibu ketus.
Ndoh.. jelas-jelas si Ibu ini yang menabrak, dan jelas-jelas saya tidak ngerem mendadak.. saya hanya menarik nafas.. "Ibuu, saya itu ada di jalur saya, sedang jalan, dan normal, saya tidak ngerem mendadak. Ibu kok malah menyalahkan saya, liat tuh motor saya rusak" saya berusaha membuat si Ibu paham kondisinya. "Salah mas sendiri, udah tau kalau pagi itu semua orang itu buru-buru, eh malah jalan santai"..

Sambil menggerutu saya angkat motor saya, mengambil pecahan mika rem belakang yang pecah, kuatir nanti malah membuat orang lain jatuh. Saya pinggirkan dan minta si Ibu ikut menepi.. tapi dengan entengnya si Ibu melipir.."Udah, tangan saya juga sakit nih, saya buru-buru mau anter anak saya sekolah" dan si Ibu cus pergi

Sekali lagi, dari sudut pandang saya, saya adalah korban. Saya tidak melakukan kesalahan apapun dan tiba-tiba ditabrak, dan si Ibu adalah pelaku, sudah nabrak, kasar, gak mau tanggung jawab pake ngabur. 

Namun ini kacamata saya, bagaimana kalau pakai kacamata si Ibu?
Ini motor jalannya pelan, ngerem mendadak bikin kaget, tangan saya jadi keseleo, anak saya sampai trauma. Dan si Ibu pun merasa menjadi korban dan saya pelakuya.

Inti dari cerita musibah ini adalah.. masing-masing dari orang memiliki prespektif sendiri terhadap situasi. Masing-masing mendudukan dirinya benar, dan orang lain salah. Sama dengan setiap permasalahan yang datang dalam kehidupan kita. Masalah ini "membinasakan saya" atau masalah ini "membangun saya". Ketika sudut pandang kita kekeh pertahankan maka kita mendoktrin diri bahwa masalah datang sebagai hal yang menyulitkan, membuat kita susah, menyudutkan bahkan enggan kita temui.
Bagaimana jika masalah itu adalah satu-satu cara untuk kita menjadi versi terbaik diri kita? bagaimana jika memang masalah itu menjadi ujian sesungguhnya untuk kita naik kelas? Pasti kita dengan sadar mau menjalaninya, menerima dan menyambutnya.

Sayangnya tidak ada woro-woro akan hal itu, kita diminta memaknai setiap situasi dengan cara berpikir kita.

Mungkin betul masalah yang datang murni faktor luar diri kita, namun kita bisa menyematkan harapan bahwa masalah itu akan mengantarkan kita kepada kemenangan. Bisa jadi tabrakan pagi ini murni kesalahan si Ibu, saya bisa menitipkan harapan semoga kejadian ini membuat saya lebih mawas diri dan Allah menganti motor saya dengan BMW Touring versi terbaru.. Aminnn

Ada banyak cara membuat kita agar tidak menjadi korban dari kahidupan ini, ada banyak alasan agar kita tidak meratapi kehidupan yang menurut kita sudah menderita ini, yuk ah, nikmati aja, kan memang sudah paketnya seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun