Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Gold Cup 2021 yang Tidak Seemas Namanya

27 Juli 2021   14:35 Diperbarui: 28 Juli 2021   09:47 2330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Gold Cup. Sumber: AFP/Alfredo Estrella/via Kompas.com

Amerika Serikat sangat unggul dalam segi infrastruktur sepak bola di zona CONCACAF. Sumber: via Concacaf.com
Amerika Serikat sangat unggul dalam segi infrastruktur sepak bola di zona CONCACAF. Sumber: via Concacaf.com

Karena infrastruktur sepak bola di AS semakin maju, maka mereka selalu ditunjuk sebagai tuan rumah Gold Cup. Sejak 1991, AS selalu menjadi tuan rumah. Artinya, AS menjadi tuan rumah sebanyak 16 kali, dengan hanya empat kali mereka berbagi status tuan rumah turnamen.

Dua kali dengan Meksiko, dan masing-masing sekali dengan Kosta Rika-Jamaika, serta Kanada. Ini seperti melihat Jepang dan Korea Selatan bisa terlihat mengejutkan publik di Piala Dunia 2002, atau Rusia yang bisa menembus perempat final Piala Dunia 2018, karena mereka memang menjadi tuan rumah di gelaran tersebut.

Artinya, faktor tuan rumah memang bisa dikatakan berpengaruh dalam memacu mentalitas dan motivasi sebuah tim untuk usaha memenangkan turnamen. Ini juga yang membuat Inggris berharap banyak di Euro 2020, karena mereka menjadi tuan rumah finalnya.

Pada satu sisi, ini bagus, karena Meksiko menjadi tidak makin dominan. Namun, di sisi lain, tim seperti Kosta Rika yang sebenarnya secara sejarah mumpuni, akhirnya kini seperti kuda hitam selayaknya Kanada dan Jamaika.

Seringkali, faktor tekanan pendukung yang berat sebelah di stadion seperti memengaruhi permainan dan hasil akhir. Jamaika dan Panama bisa dikatakan menjadi contoh bagaimana mereka hampir minim peluang untuk mengalahkan AS di hadapan publik AS.

Haiti harus kalah 1-0 dari AS (12/7). Sumber: via Concacaf.com
Haiti harus kalah 1-0 dari AS (12/7). Sumber: via Concacaf.com

Satu-satunya penakluk AS di depan mata masyarakat AS hanyalah Meksiko. Itu pun mereka tidak selamanya bisa mengalahkan AS, walaupun ada rekor kemenangan telak 5-0 pada final 2009 dan 4-2 pada 2011.

Kesenjangan ini makin terasa kalau dibandingkan dengan benua lain. Di Afrika saja, kita bisa menyebut banyak timnas yang bagus, seperti Mesir, Kamerun, Pantai Gading, Ghana, Maroko, Aljazair, Senegal, hingga Mali.

Atau, kalau di dekatnya, ada Amerika Selatan. Di sana, minimal kita tidak hanya memprediksi Argentina dan Brasil sebagai calon juara, tetapi juga Uruguay hingga Chile.

Bahkan, di Asia yang kabarnya sepak bolanya tertinggal dari kawasan lain, nyatanya punya banyak timnas berkualitas. Jika berpatokan pada peringkat FIFA (27/5), ada 16 timnas berperingkat di atas 100, dengan peringkat tertinggi ditempati Jepang (28).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun