Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lagu Bernuansa Ramadan yang Mengiringi Masa Kecil hingga Sekarang

22 April 2021   15:12 Diperbarui: 22 April 2021   15:19 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagu Ya Thoybah dipopulerkan Haddad Alwi dengan Sulis. Sumber: via Kapanlagi.com

Ramadan terasa makin indah kalau diiringi dengan mendengar lagu-lagu bernuansa ajaran Islam. Beruntungnya, saya adalah anak milenial, yang ketika Ramadan ada lagu-lagu yang khas untuk didengarkan ketika Ramadan.

Saat kecil, saya pernah mendengar lagu-lagu dari album "Cinta Rasul Orchestra" (2002). Album ini dibuat oleh Hadad Alwi. Dalam beberapa lagu, ia berkolaborasi dengan Sulis sebagai vokalis perempuan dan suara cilik.

Ada beberapa lagu yang menarik untuk didengar, namun satu lagu yang cepat melekat saat bersenandung adalah "Ya Thoybah". Selain liriknya yang tidak panjang, nadanya juga mudah dikenal.

Dominasi suara Sulis dan adanya semacam backing vocal anak-anak juga terdengar enak didengar. Ini membuat saya sering mendendangkannya saat itu, bahkan terkadang di usia sekarang masih lebih cepat mengingat nada dan liriknya.

"Yaa thoybah, yaa thoybah
yaa dawal 'ayaana
isytaqnaalik wal hawa
nadaana wal hawa nadaana
"--dikutip dari Kompas.com

Lagu ini juga telah diaransemen lewat studio musik bernama New Southern Malaysia pada 2014, dan masih terdengar sangat enak didengar. Bahkan, mungkin karena faktor usia yang bertambah yang otomatis menambah pengetahuan dan selera musik, maka saat mendengar "Ya Thoybah" versi terbaru, telinga masih mudah untuk segera menerimanya.

Terkadang, ada lagu-lagu yang musiknya diaransemen ulang, kemudian membutuhkan waktu untuk dapat menerimanya lagi. Faktor memori di masa lalu seringkali memengaruhi cara menerima sebuah karya yang "diperbaiki".

Padahal, lagu-lagu yang diaransemen ulang biasanya bertujuan untuk lebih mendekatkan lagu tersebut dengan pendengar yang sesuai zamannya. Artinya, lagu itu sedang berupaya untuk bisa diterima segala generasi seiring dengan perkembangan era.

Karena, siapa tahu generasi saya di masa kecil sangat gandrung dengan instrumen yang dihasilkan dalam album "Cinta Rasul Orchestra" yang keluar hampir 2 dekade lalu, tetapi apakah itu juga berlaku bagi generasi anak kecil saat ini?

Atau, keberadaan lagu yang teraransemen ini juga untuk kembali menjadi 'teman' generasi masa lalu yang sudah berkembang selera musiknya. Salah satunya seperti saya yang telinganya sudah terciprat berbagai jenis musik dari beberapa negara dan tren.

Maka, ketika ada lagu seperti "Ya Thoybah" yang teraransemen dan masih dinyanyikan oleh penyanyi yang sama terasa seperti kembali ditemani lagi seperti saat kecil "kemarin".

Mengenai aransemen ulang atau pengeluaran musik versi terbaru dari sebuah lagu, kemudian saya mengingat lagu berjudul "Sajadah Panjang". Lagu ini sebenarnya dari Bimbo, namun terasa lebih familier ketika dinyanyikan oleh NOAH.

Sajadah Panjang kembali dipopulerkan oleh NOAH. Sumber: Youtube/Musica Studios
Sajadah Panjang kembali dipopulerkan oleh NOAH. Sumber: Youtube/Musica Studios
NOAH memasukkan lagu ini ke dalam album "Sings Legends" (2016). Lewat versi NOAH, lagu ini terasa dalam untuk perenungan.

Musiknya terasa lebih kelam, membuat mata terkadang mulai seperti terkena awan mendung. Dengan musik sedemikian rupa, setiap lirik terasa seperti merasuk ke pikiran.

"Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba
"--dikutip dari Musixmatch.

Lirik itu membuat saya seperti sangat diingatkan betapa pentingnya untuk kembali mengingat-Nya saat sudah sangat diterkam oleh pikiran tentang bagaimana dapat bertahan hidup di dunia ini. Ternyata, kembali mengingat-Nya juga dapat membuat pikiran lebih tenang dan fokus.

Selain itu, kelebihan lagu ini hadir ketika saya sudah tidak lagi anak-anak. Artinya, daya tahan saya untuk mendengar alunan nada yang pelan masih ada dibandingkan ketika masih kecil.

Saat kecil yang paling sesuai selera jika diminta mengambil karya Bimbo, maka itu adalah lagu "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya". Lagu ini nadanya ada semangatnya. Selain itu, juga ada koor vokal anak kecilnya.

Kalau didengar saat berpuasa, jadi tidak ada niat untuk berbuka puasa terlebih dahulu saat Zuhur atau Asar. Karena, saat kecil atau saat sekolah godaan untuk berpuasa setengah hari sangat besar dibandingkan sekarang yang lebih berusaha menghargai niat yang sudah diucapkan dan usaha bangun untuk bersahur.

Apalagi, kalau menu bersahurnya harus dicari sendiri atau atas belas-kasih orang lain, maka itu seperti menyia-nyiakan kebaikan orang lain dan usaha sendiri. Logika semacam itu yang belum ada saat kecil, karena rasanya berpuasa hanya untuk dianggap anak saleh.

Padahal, saleh atau tidak, yang boleh menilai hanya Beliau, bukan manusia yang terkadang hanya bisa melihat secara terbatas, alias bisa ditipu. Itulah kenapa, ketika kecil, perlu ada lagu yang tepat untuk secara implisit dapat bersemangat untuk berbuat kebaikan, salah satunya berpuasa.

Kalau sudah berumur sekian, selera lagunya kala Ramadan sudah mulai yang memancing diri untuk merenung. Itulah kenapa, pada akhirnya lagu seperti "Sajadah Panjang" versi NOAH dan mendengar lagi versi Bimbo terasa sudah tepat.

Jika dirunut sesuai masanya, saat kecil saya tetap mendahulukan lagu "Ya Thoybah" baru "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya". Ketika di era sekarang--sudah berkepala dua, saya memfavoritkan "Sajadah Panjang".

Lalu, apa lagu di masa transisi antara masa kecil dengan sekarang?

Lagu favorit saat itu adalah "Insha Allah", yang dinyanyikan oleh Maher Zain. Lagu ini ada di album "Thank You Allah" (2009).

Insha Allah populer di masa remaja saya. Sumber: Youtube/Awakening Music
Insha Allah populer di masa remaja saya. Sumber: Youtube/Awakening Music
Alasannya selain bagus juga karena lagu itu sering diputar di mana-mana. Mau tidak mau telinga menjadi familier dan menyukainya.

Karena ada lagu-lagu Maher Zain, saya juga mendengar lagu dari musisi luar negeri yang ada kaitannya dengan Timur Tengah seperti Arash (Iran). Bedanya, Arash lebih ke karya musik populer daripada musik religi seperti Maher Zain.

Lagu "Insha Allah" juga familier karena dinyanyikan versi Indonesia lewat kolaborasi antara Maher dengan Fadly 'Padi'. Itu yang membuat "Insha Allah" menjadi favorit di masa transisi saya saat itu.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa pengaruh sosial juga kuat untuk menggiring saya menyukai suatu lagu atau musik. Tetapi, kalau ternyata lagu dan musik tersebut memang bagus, kenapa tidak?

Setelah pembaca tahu lagu favorit saya kala Ramadan, lalu, apa lagu favorit pembaca?

Malang, 22 April 2021
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun