Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Hasil MotoGP Portimao 2021: Cepat Saja Tidak Cukup

18 April 2021   22:37 Diperbarui: 19 April 2021   16:32 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balapan seri ketiga musim 2021 di Autodromo Internacional Do Algarve, Portimao, Portugal (18/4). Sumber: AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA via Kompas.com

Selain Sirkuit Sachsenring di Jerman dan Laguna Seca di Amerika Serikat, ada sirkuit lain yang menarik untuk menjadi tempat menghelat ajang balap MotoGP, yaitu Portimao. Sirkuit yang terletak di Portugal ini memiliki keunikan seperti dua sirkuit yang sudah disebut sebelumnya.

Jika sebelumnya Sirkuit Sachsenring dan Laguna Seca mirip roller-coaster, kini Portimao terlihat lebih roller-coaster. Karena, di sirkuit ini lebih banyak lintasan yang naik-turun dibandingkan dua sirkuit yang lebih dulu familier bagi pecinta MotoGP.

Penghelatan MotoGP Portimao diawali pada musim 2020, akibat banyak sirkuit gagal menggelar balapan di masa pandemi. Ternyata, pada musim 2021, Portimao kembali menjadi salah satu tuan rumah seri balap MotoGP, tepatnya di seri ketiga.

Artinya, Portimao menjadi tuan rumah kedua setelah Qatar--menghelat dua seri--yang memang dalam beberapa musim identik sebagai penggelar seri pembuka MotoGP. Ini menjadi berbeda dari sebelumnya, ketika Portimao dipilih sebagai penutup musim 2020.

Terpilihnya Portimao sebagai tuan rumah di awal musim terlihat tepat. Karena, dengan tampilan (layout) sirkuit yang sangat menantang, para pembalap akan lebih berani tampil maksimal, karena minim risiko terkait hitung-hitungan poin bagi calon pemburu gelar juara dunia.

Kalau misalnya jatuh di seri ini, asal tidak cedera parah, masih ada banyak seri selanjutnya. Sedangkan, kalau di akhir musim, kecenderungannya, semua pembalap berusaha tampil hati-hati. Karena, jatuh di balapan itu, maka tidak ada lagi poin yang akan didapatkan di akhir musim.

Selain itu, faktor yang membuat MotoGP Portimao 2021 terlihat lebih seru adalah faktor lebih kenalnya pembalap dengan sirkuit. Terlihat sekali semua pembalap tidak menghasilkan jarak yang terlalu jauh, khususnya posisi depan.

Ini berbeda dengan balapan musim sebelumnya, kala Miguel Oliveira yang berhasil memimpin balapan sejak awal mula tidak tersentuh sampai akhir balapan. Sedangkan, di balapan kali ini, pemimpin balapan berganti-ganti.

Saat awal mula (start) balapan. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Saat awal mula (start) balapan. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Awal balapan sempat dipimpin oleh Johann Zarco. Kemudian, ada Alex Rins, sampai ada Fabio Quartararo yang merupakan peraih pole position.

Jarak antara baris kedua yang memperebutkan asa naik podium pun tidak terlalu jauh. Dan, ini bertahan sampai pertengahan balapan.

Baru setelah Quartararo memimpin, mulai ada jarak antara perebut posisi pertama yang melibatkan Quartararo dan Rins dengan petarung podium, seperti Joan Mir, Johann Zarco, dan Franco Morbidelli.

Seandainya, Alex Rins tidak melakukan kesalahan, tentu hingga akhir balapan akan ada pertarungan antara Quartararo dengan Rins untuk menjadi pemenang. Ini jelas berbeda dengan balapan musim lalu, ketika Miguel Oliveira terlihat terlalu tangguh di negaranya.

Lalu, apa yang membuat Quartararo berhasil juara di Portimao 2021?

Pertama, faktor taktik. Quartararo sepertinya sudah tahu ban apa yang tepat untuk digunakan di balapan yang panas ini, yaitu Medium-Hard (depan-belakang).

Di awal-awal putaran, ia tidak seganas Johann Zarco, Alex Rins, bahkan Aleix Espargaro. Marc Marquez yang akhirnya kembali balapan pun terlihat lebih cepat dibandingkan Quartararo.

Namun, ketika balapan sudah di putaran 10 dan seterusnya, ia mulai menggeber Yamaha YZR-M1-nya dengan kencang. Menariknya, ketika ia sudah menemukan kecepatan yang ia inginkan, ia tidak mau terbawa cara balap pembalap lain.

Quartararo segera menyalip satu per satu pembalap terdepan seperti Joan Mir, Johann Zarco, dan Alex Rins. Apa yang ia lakukan sepertinya sangat tepat, karena dengan sirkuit yang punya risiko tinggi untuk terjatuh, maka cara terbaik untuk dapat selamat adalah memimpin balapan.

Momen perebutan posisi pertama antara Quartararo dan Rins. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Momen perebutan posisi pertama antara Quartararo dan Rins. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Ketika ia ada di depan, maka dia bisa membuat garis membalap (racing line) yang sesuai atau aman untuk dirinya, motornya, dan bannya. Ini terbukti dengan jatuhnya Rins dan Zarco yang diakibatkan oleh keinginan mengikuti kecepatan pembalap di depannya tanpa mempertimbangkan kecepatannya sendiri.

Rins jatuh, karena dia terlihat ingin tetap dekat dengan Quartararo. Begitu pula dengan Zarco yang berusaha dekat dengan Francesco 'Pecco' Bagnaia yang di kualifikasi ketiban apes, akibat dianulir catatan waktu tercepatnya.

Melihat dua insiden itu, Quartararo bisa disebut cerdas dalam mempersiapkan balapan dengan taktik tepat.

Kecepatan Quartararo stabil dengan perhitungan taktik yang tepat. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Kecepatan Quartararo stabil dengan perhitungan taktik yang tepat. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Kedua, faktor kesabaran. Kemenangan Quartararo bisa dikatakan selain karena taktik, juga karena dia sabar. Dia tahu kapan harus mengikuti pembalap lain dan kapan harus segera menyalip.

Bagusnya, ia juga punya kecepatan yang cukup bagus di trek lurus, sehingga dalam beberapa kesempatan, dia juga memanfaatkan itu untuk menyalip pembalap lain.

Ketika dia sudah ada di depan, ia juga tidak membuat kesalahan, meski catatan waktunya sempat terus dipertajam oleh Rins yang bak "kesurupan" Marc Marquez. Hanya saja, Alex Rins kembali seperti Rins di awal musim 2020 lalu. Ketika dia sudah punya momen untuk tetap ada di depan, malah jatuh.

Itu membuktikan bahwa cepat saja tidak cukup, tetapi juga sabar. Seperti yang dilakukan Pecco Bagnaia dan Joan Mir. Mereka berhasil naik podium karena "hibah" Rins dan Zarco.

Ketiga, faktor kepercayaan diri. Ini sebenarnya berdasarkan apa yang dikatakan Quartararo di Parc Ferme--lokasi parkir motor empat pembalap terbaik dan wawancara singkat pascabalap.

Quartararo menyatakan dirinya punya kepercayaan diri di balapan ini. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Quartararo menyatakan dirinya punya kepercayaan diri di balapan ini. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Memang, di balapan ini terlihat sekali Quartararo sangat yakin dengan gaya balapnya, setelan motornya, dan pilihan bannya. Ini seperti yang terjadi saat balapan Doha.

Saat itu, ia juga terlihat sangat percaya diri untuk menjalani balapan dengan strategi yang hampir 11-12 dengan di Portimao. Ini juga bisa saja karena faktor pra dan pascabalap di Portimao.

Di prabalap, Quartararo adalah pemenang seri Doha. Kemudian, di pascabalap Portimao ini, ia akan menjalani balapan di sirkuit yang ia suka, yaitu Jerez.

Perlu dicatat, Quartararo adalah pemenang di sirkuit tersebut dua kali beruntun musim lalu. Artinya, ada potensi besar bahwa Quartararo akan mengulangi pencapaiannya.

Faktor kepercayaan diri dan dukungan spesifikasi motor yang jauh lebih baik dari musim lalu, bisa memperbesar peluangnya untuk kembali menang di Jerez. Pertanyaannya, siapa yang dapat menggagalkan misi Quartararo?

Maverick Vinales? Alex Rins? Atau, malah Marc Marquez?

Mari kita tunggu saja pada 2 Mei nanti.

Felicitations, El Diablo!

Quartararo berselebrasi ala Cristiano Ronaldo. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Quartararo berselebrasi ala Cristiano Ronaldo. Sumber: MotoGP/Transmedia/Trans7
Malang, 18 April 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Motogp.com dan Kompas.com
Baca juga: 

MotoGP Doha 2021

Start Bagus Fabio Quartararo Musim 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun