Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luis Suarez dan Deretan Pemain Lepas dari Toxic Relationship

14 Januari 2021   18:26 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:50 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suarez meninggalkan Messi di Barcelona untuk lepas dari toxic relationship. Gambar: AFP/Lluis Gene via Kompas.com

Jika mendengar atau membaca istilah toxic relationship pikiran saya langsung menuju pada hubungan percintaan. Karena, perbincangan tentang toxic relationship lebih sering muncul di meja 'arisan' cinta, daripada meja yang lain.

Membahas toxic relationship di dunia kerja? Itu nomor dua. Butuh beberapa detik, menit, bahkan juga jam untuk mengalihkan pembicaraan dari cinta ke topik ini.

Bagaimana dengan sepak bola?

Saya menemukan topik ini sebenarnya sekitar dua bulan lalu. Namun membuat pembahasan ini juga gampang-gampang susah.

Secara data memang ada, alias banyak berita yang menyangkut banget dengan topik ini. Tetapi, untuk menyeleksi daftar pemainnya ke dalam tulisan ini yang susah. Butuh kelekatan antara kasus satu dengan kasus lainnya, lalu dikaitkan dengan 'hubungan tidak sehat' yang secara umum saya pahami.

Lewat tulisan ini, saya akan mengajak pembaca mengetahui pesepak bola yang ternyata juga pernah terjerat toxic relationship. Jika menurut pengamatan sederhana saya, maka ada 6 pemain yang saya saring untuk masuk ke daftar ini. Siapa saja mereka?

1. Luis Suarez (Barcelona)
Sudah banyak gol yang Suarez sumbangkan untuk Barcelona, termasuk ketika membentuk trio maut MSN. Namun, seiring berjalannya waktu, khususnya ketika Neymar hengkang ke PSG, Suarez menjadi tidak lagi nyaman.

Meskipun, hubungan Suarez secara pribadi dengan Messi tetap baik, tetapi tidak dengan Barcelona. Puncaknya, Barcelona membiarkan Suarez pergi secara gratis dan si pemain merapat ke Atletico Madrid.

Menurut saya, hubungan Barcelona-Suarez menjadi toxic relationship ketika klub asal Catalunya itu sedang dilanda "Drama Bartomeu". Barcelona dikabarkan ingin merombak skuadnya, karena dianggap terlalu banyak berisi pemain yang tak tersentuh, salah satunya Luis Suarez.

Tetapi, yang membuat Suarez kecewa adalah perlakuan Barcelona yang dianggap kurang menghargai kontribusinya. Termasuk membuat Messi semakin tidak jelas kariernya di Barcelona.

Suarez harus pergi setelah tidak diinginkan Barcelona. Gambar: FC Barcelona via Kompas.com
Suarez harus pergi setelah tidak diinginkan Barcelona. Gambar: FC Barcelona via Kompas.com
Namun Suarez terlihat lebih beruntung daripada Messi, karena kini dia sedang mendapatkan momentum kembali menjadi pemain andalan yang dihargai oleh Atletico Madrid. Ini seperti saat berada di awal masa bermain di Barcelona, juga saat berada di Liverpool dan Ajax Amsterdam.

2. Olivier Giroud (Arsenal)
Sekarang--ketika artikel ini ditulis, Giroud memang berada di Chelsea, tetapi sebelum itu dia adalah pemain Arsenal. Dia pernah menjadi andalan Arsenal di lini depan. Itu terbukti dengan jumlah laga yang ia mainkan sekitar 253 laga sejak 2012-2018 (Transfermarkt).

Tetapi, sejak Arsenal mulai kedatangan Alexandre Lacazette dan puncaknya ketika Aubameyang mendarat ke Emirates Stadium, Giroud mulai terpinggirkan. Berhubung dia ingin menyegel satu tempat di skuad Timnas Prancis di Piala Dunia 2018, maka ia harus hengkang dan mendapat menit bermain lebih banyak.

Walaupun, di Chelsea dia juga jarang bermain, tapi karena dia mau menuruti kata Didier Deschamps (pelatih Prancis), maka dia dapat membela timnas di PD 2018 Rusia. Menurut saya, keputusan Giroud pindah klub merupakan representasi dari upaya lepas dari toxic relationship.

Giroud langsung panen gelar prestisius pasca pindah dari Arsenal. Gambar: diolah dari Goal.com
Giroud langsung panen gelar prestisius pasca pindah dari Arsenal. Gambar: diolah dari Goal.com
Jika dia memilih setia dengan Arsenal, bisa saja dia akan terpinggirkan di skuad timnas. Begitu juga jika dia tidak pindah dari Arsenal, maka gelar Liga Europa juga urung dia dapatkan.

3. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Semua orang pasti kenal figur ini. Tetapi, pernahkah berpikir jika dia terjebak toxic relationship?

Real Madrid sangat bergantung pada Cristiano Ronaldo. Gambar: AFP/Pierre-Philippe Marcou via Kompas
Real Madrid sangat bergantung pada Cristiano Ronaldo. Gambar: AFP/Pierre-Philippe Marcou via Kompas
Menurut saya, dia juga merupakan satu di antara pemain yang terjerat toxic relationship. Khususnya, ketika dia masih membela Real Madrid. Di klub kaya asal ibu kota Spanyol itu, Cristiano Ronaldo berada di masa yang terbaik sepanjang kariernya.

Tetapi, Ronaldo mungkin sadar/tidak sadar, bahwa kehebatannya di Real Madrid juga bisa menjadi toxic, karena ada ketergantungan klub yang luar biasa kepadanya. Itu terbukti bahwa gelar-gelar prestisius El Real sering membutuhkan pertolongan Ronaldo dalam urusan mencetak gol.

Alhasil, itu membuat pemain-pemain lain tenggelam, atau permainan Real Madrid menjadi kurang meyakinkan jika tanpa Ronaldo. Beruntung, Ronaldo berani memutuskan untuk pindah, dan membuat Real Madrid dapat menyadari bahwa mereka seharusnya tidak boleh sangat bergantung pada satu pemain. Itu racun!

4. Robin van Persie (Arsenal)
Sebelum ada Giroud yang melakukan penyeberangan ke klub rival Arsenal, van Persie sudah melakukannya. Ia bahkan menyeberang ke seteru abadi Arsenal, Manchester United.

Walaupun, Arsenal sudah puasa gelar liga sejak 2004, rivalitas antara Arsenal dengan Man. United masih sengit karena faktor keberadaan dua manajer (pelatih) legendaris Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger. Namun, hal itu tidak membuat van Persie mengurungkan niat pergi ke Man. United.

RvP dengan trofi yang ia idamkan. Gambar: Mufclatest.com
RvP dengan trofi yang ia idamkan. Gambar: Mufclatest.com
Justru, tekadnya membela Man. United menjadi kuat karena faktor peluang menjuarai Premier League lebih terbuka daripada terus membela Arsenal. Perhitungannya pun terbukti. Ia berhasil menikmati masa pensiun dengan tenang, karena telah meraih trofi Premier League dengan Manchester United.

5. Cesc Fabregas (Arsenal)
Sebenarnya saya tidak kaget jika klub yang paling banyak "menyebar" toxic relationship adalah Arsenal. Karena, jika merujuk pada pengamatan pribadi saya, memang klub ini sering menimbulkan hubungan yang kurang bagus bagi pemainnya, khususnya dalam hal prestasi.

Ibaratnya, pasangan yang sedang pacaran lama tapi tidak kunjung menikah. Kira-kira begitulah yang terjadi pada Arsenal dengan pemainnya.

Memang, secara gelar Arsenal tidak sekering Tottenham Hotspur yang dianggap telah mengubah peta 'Big 4' menjadi 'Big 6'. Tetapi, setiap pemain yang membela Arsenal pasti ingin juara Premier League--bukan "hanya" Piala FA atau Community Shield.

Itu karena, nama Arsenal sangat terkenal seperti Manchester United dan Liverpool. Tetapi, sejak Arsenal mampu menoreh tinta emas Premier League pada 2003-04, sejak itu pula Arsenal seperti mendapatkan kutukan dari Premier League.

Arsenal sampai saat ini gagal meraih gelar juara liga lagi. Uniknya, para mantan pemainnya justru banyak yang sudah dapat memupus dahaga juara liga, seperti Samir Nasri, Bacary Sagna, Gael Clichy, van Persie, Alex Song (di Barcelona), hingga tentunya yang terbaik adalah Cesc Fabregas.

Ketika Fabregas gagal meraih gelar prestisius di Premier League bersama Arsenal, ia justru panen gelar bersama Barcelona. Ketika ia kembali ke Premier League (2014-2019), gelar liga itu juga mampir ke CV-nya dua kali.

Siapa sih pemain yang tidak ingin mencium trofi? Gambar: Getty Images via Standard.co.uk
Siapa sih pemain yang tidak ingin mencium trofi? Gambar: Getty Images via Standard.co.uk
Seandainya Fabregas kembali ke Arsenal pasca hengkang dari Barcelona, mungkin ceritanya akan berbeda bagi Fabregas. Bisa saja, peluangnya untuk juara Premier League akan kembali kecil, walau secara tautan hati (kesetiaan) tujuannya untuk pulang ke Arsenal adalah bukti kesetiaan.

Secara kenangan terkait kesetiaan memang manis. Tetapi, untuk apa setia kalau tidak kunjung memperoleh tujuan yang dicita-citakan bersama?

6. Bambang Pamungkas (Persija)
Ada yang terkejut nama ini ada di daftar? Tenang, saya mencantumkan sosok legendaris ini saat 'tragedi' 2012, yaitu ketika terjadi perbedaan pendapat antara Persija dengan Bambang Pamungkas (Bepe).

Seingat saya, permasalahan itu tidak lepas dari adanya dualisme dalam sepak bola Indonesia. Dualisme itu bahkan membuat Timnas Indonesia juga terpecah menjadi dua. Lucu? Tidak. Itu tragis!

Hal itu kemudian berimbas juga pada karier Bepe. Bepe yang mengutamakan profesionalitas di atas kepentingan-kepentingan kelompok tertentu, akhirnya sempat vakum berkarier di level klub, sejak mengakhiri kerjasama dengan Persija (ISL).

Keputusan itu saya anggap sebagai solusi atas terjadinya toxic relationship pada kedua pihak yang sebenarnya merupakan 'cinta sejati'. Tetapi, berhubung visinya sudah berbeda, maka Bepe memilih berpisah.

Setelah sejenak vakum, Bepe secara mengejutkan membela Pelita Bandung Raya (PBR). Klub asal Bandung yang terbentuk dari penggabungan Pelita Jaya dan Bandung Raya itu resmi merekrut Bepe karena adanya persamaan visi.

Bepe saat bermain di PBR. Gambar: Tribun Jabar/Deni Denaswara
Bepe saat bermain di PBR. Gambar: Tribun Jabar/Deni Denaswara
Itu artinya, Bepe juga termasuk pemain yang berhasil lepas dari hubungan yang tidak baik demi menyelamatkan karier profesionalnya. Beruntung, Persija bisa (terlihat) kembali normal hingga mampu membuat Bepe juga kembali bersama Persija sampai pensiun, dan kini menjadi manajer klub.

Menurut saya, dari 6 daftar pemain yang masuk ke dalam kisah toxic relationship di sepak bola ini, kisah Bepe bisa dikatakan paling menarik. Ada ketegangan, ada perpisahan, tapi kemudian ada kebersamaan lagi yang bermula dari itikad baik saling memaafkan dan saling bergandengan untuk memperbaiki kesalahan.

Itulah mengapa, saya pikir Bepe patut masuk ke daftar ini walau kesan luarnya seperti negatif. Justru pemain-pemain yang pernah berada di lingkaran toxic relationship dengan klubnya bisa memberikan banyak pelajaran juga kepada kita.

Salah satunya adalah membedakan antara setia dengan hasil perjuangan. Dalam sebuah hubungan yang mulia memang setia adalah kuncinya. Tetapi, kesetiaan juga perlu ada hasil yang telah diperjuangkan.

Khusus untuk sepak bola, hasil yang diperjuangkan adalah prestasi alias gelar juara. Tidak ada klub sepak bola yang tidak ingin juara, apalagi pemainnya yang biasanya menuntut hak bermain. Artinya, mereka adalah satu paket yang setara untuk memburu tujuan bersama, yaitu kesuksesan.

Namun, di sisi lain, kesuksesan juga dapat menimbulkan ketergantungan sangat tinggi, sekaligus merupakan representasi dari hubungan yang tidak sehat antara pemain dengan klubnya. Karena, jika sewaktu-waktu si pemain absen atau malah hengkang, maka klub itu akan sulit untuk menang dan stabil.

Contohnya adalah Real Madrid dengan CR7, dan Barcelona dengan Lionel Messi. Nama terakhir ini juga pada akhirnya saya cantumkan bersama Diego Costa di pencantuman spesial. Menurut saya, keduanya bisa masuk berdasarkan pemberitaan terkini.

Diego Costa dianggap berpotensi menimbulkan hubungan tidak bagus dengan Atletico Madrid ketika klub sedang berada di tren positif. Itulah mengapa, kontrak keduanya resmi putus pada paruh musim ini (2020-21). Sedangkan, Lionel Messi bisa dianggap dapat menjadi racun juga bagi Barcelona jika terlalu lama di Camp Nou. Seperti Cristiano Ronaldo dengan Real Madrid.

Jika pembaca merasa daftar ini kurang banyak, boleh untuk menambahkan deretan pemain-klub yang terlibat toxic relationship di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca, dan salam bola!

Gambar: Dokumentasi DeddyHS
Gambar: Dokumentasi DeddyHS
Malang, 13 Januari 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Everythingbarca.com, Thesun.co.uk, Kompas.com, Liputan6.com, Detik.com, CNNIndonesia.com, Detik.com, Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun