Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

KTM, Pabrikan Bontot yang Lebih Inovatif di MotoGP

1 Januari 2021   20:53 Diperbarui: 2 Januari 2021   04:09 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan juara seri oleh KTM (Brad Binder) di MotoGP Styria 2020. Gambar: Motogp.com

MotoGP memang hampir pernah berada di fase jenuh. Hal ini dikarenakan duel menuju juara dunia paling sengit dihadirkan oleh dua pabrikan saja, Honda dan Yamaha.

Bahkan, Yamaha pernah menyajikan duel setim ketika tim pabrikannya diperkuat Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Pada 2009 dan 2010, duel sengit dua pembalap itu sering menghiasi halaman utama kabar seputar MotoGP.

Honda meskipun sulit juara dunia pasca tahun ajaib 2006--dengan alm. Nicky Hayden, masih bisa diperhitungkan, karena Dani Pedrosa sangat mampu menandingi kecepatan duo Yamaha. Kita pun bisa menebak, jika duo Yamaha tidak memenangkan sebuah seri, maka yang "giliran" menang sudah pasti Pedrosa.

Sebenarnya, pada dekade itu, Ducati juga masih cukup tangguh walau hanya di sirkuit-sirkuit tertentu, seperti Indianapolis dan Philips Island. Begitu juga dengan keberadaan pabrikan lain. Saat itu masih ada Suzuki dan Kawasaki (terakhir 2009).

Namun, pasca perubahan kebijakan mesin dan kapasitas cc-nya, hanya tersisa tiga pabrikan yang terlihat masih sanggup beradu cepat. Bahkan, sebenarnya hanya ada dua pabrikan yang sangat kuat, yaitu Yamaha dan Honda.

Bukti paling valid adalah ketika Casey Stoner yang merupakan andalan Ducati menyeberang ke Repsol Honda pada 2011. Hasilnya pun sesuai prediksi saat itu, bahwa Stoner mampu juara dunia dengan motor yang sebenarnya sebandel Ducati tapi masih bisa menyaingi akselerasi Yamaha.

Sejak itu, MotoGP didominasi Yamaha dan Honda, dengan nama terakhir menjadi raja MotoGP sejak 2013 hingga 2019. Dominasinya hanya terganggu oleh Yamaha pada 2015.

Itu pertanda bahwa MotoGP juga seperti F1 yang identik dengan pencapaian beruntun pasca meraih gelar juara dunia. Tetapi, beruntungnya MotoGP bisa kembali menampung Suzuki dan Aprilia sejak 2015, yang kemudian disusul KTM pada 2017.

Dari sanalah ada harapan bahwa MotoGP akan kembali seru. Hal itu kemudian mulai terlihat pada 2016 dan 2017 ketika Marc Marquez tidak lagi hanya mewaspadai pembalap senior semacam Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, dan rekan setimnya Dani Pedrosa. Ia juga harus waspada dengan nama Maverick Vinales dan Alex Rins.

Seandainya, 2020 Marc Marquez tidak cedera mungkin dirinya juga akan merasakan momen berduel sengit lagi dengan pembalap dari Suzuki dan kini ada KTM. Memang, ada kemungkinan besar juaranya tetap Marc Marquez, tetapi di dalam prosesnya ada kemungkinan bahwa Marc patut mewaspadai pabrikan selain Yamaha dan Ducati.

Jika dulu, Marc sangat terfokus pada kekuatan Yamaha dan Ducati, kini Marc dan Honda perlu mewaspadai Suzuki dan khususnya KTM. Memangnya, ada apa dengan KTM?

KTM yang baru terjun ke MotoGP pada 2017, ternyata mampu memiliki progres yang bagus pada 2020. Ini suatu kejutan, karena seharusnya yang berkembang lebih dulu adalah Aprilia yang terjun di tahun yang sama dengan Suzuki.

Suzuki seperti yang kita tahu, telah berhasil menikmati kesuksesan yang ajaib di tahun 2020 dengan keluar sebagai juara dunia. Hal itu sebenarnya wajar terjadi, karena Suzuki memang telah berada di MotoGP sejak 2015, alias 6 tahun.

Artinya, jika Suzuki sudah kian matang, Aprilia juga begitu bukan?

Tetapi, pada kenyataannya tidak demikian. Justru, KTM-lah yang menyusul perkembangan besar yang dimiliki Suzuki. KTM bersama tim satelitnya sukses menjejak 3 kemenangan di musim 2020, dengan tim KTM Tech3-nya berhasil mengemas 2 kemenangan lewat Miguel Oliveira.

KTM juga tangguh di tim satelitnya. Gambar: Motogp.com
KTM juga tangguh di tim satelitnya. Gambar: Motogp.com
Itu pencapaian yang luar biasa untuk tim yang baru 4 tahun berkiprah di MotoGP, yang biasanya terdapat transisi pergantian pembalap tiap 2 tahun sekali. Lalu, mengapa KTM bisa sedemikian rupa, sedangkan Aprilia tidak?

Ada 4 faktor yang dimiliki KTM yang mungkin tidak dimiliki Aprilia atau tim pabrikan lain.

Faktor pertama adalah eksperimen. Sejak awal penjajakan ke MotoGP, KTM sudah melakukan eksperimen yang sangat serius dan sedikit membuat kita bergeleng-geleng kepala. Apa sebabnya?

KTM melakukan perekrutan 4 pembalap untuk menjadi pembalap pengujinya (test rider). Mereka adalah Alex Hofmann, Mika Kallio, Randy De Puniet, dan Thomas Luthi. Empat pembalap yang sarat pengalaman itu dikerahkan untuk mengembangkan motor yang dapat bersaing di MotoGP.

Dari 4 nama itu, kemudian tersisa Mika Kallio yang juga dipercaya turun sebagai pembalap wild card di seri terakhir musim 2016. Dan, keputusan eksperimen dipertegas lewat perekrutan Pol Espargaro yang kemudian menjadi pembalap andalan KTM hingga 2020.

Pol Espargaro menjadi andalan di KTM dan kini pindah ke Repsol Honda. Gambar: Motogp.com
Pol Espargaro menjadi andalan di KTM dan kini pindah ke Repsol Honda. Gambar: Motogp.com
Faktor kedua adalah kreativitas. Ini bisa dilihat dari keputusan KTM menggunakan sasis tubular dengan bahan baja. Padahal, semua motor di MotoGP menggunakan sasis yang berbahan aluminium.

Sasis yang digunakan KTM. Gambar: via Iwanbanaran.com
Sasis yang digunakan KTM. Gambar: via Iwanbanaran.com
Perhatikan bagian sasis Honda yang menggunakan aluminium yang lebih ringan dan umum dipakai di MotoGP. Gambar: via Masshar2000.com
Perhatikan bagian sasis Honda yang menggunakan aluminium yang lebih ringan dan umum dipakai di MotoGP. Gambar: via Masshar2000.com
Penggunaan itu sebenarnya menuai kesangsian bagi banyak orang, tetapi pihak KTM yakin dengan keputusannya. Dan, itu cukup terbukti dengan keberhasilan KTM untuk lebih kencang dibandingkan Aprilia dan terkadang juga motor-motor lainnya di musim 2020.

Faktor ketiga adalah inovasi. Setelah melakukan eksperimen dengan 4 pembalap penguji, kini KTM melakukan inovasi bersama dua pembalap penguji, Mika Kallio dan Dani Pedrosa.

Memang, sejak Pedrosa tiba di paddock KTM pada 2019 lalu, perkembangan motor KTM seperti langsung melejit. Tetapi, ini tidak hanya karena sumbangsih Pedrosa, melainkan juga Kallio.

Dua mantan pembalap MotoGP itu bekerja sama sebagai pembalap penguji KTM yang dapat menghasilkan 6 manfaat kepada timnya. Apa saja?

1. Mengurai kelebihan dan kekurangan motor.
2. Membuat setelan standar pada motor, yang mencakup titik pengereman, kecepatan, dan setelan berdasarkan postur/ukuran tubuh pembalap.
3. Membantu proses adaptasi pembalap reguler.
4. Menjadi perantara antara pembalap dan tim.
5. Memberikan pengaruh pada motor tim satelit.
6. Mengembangkan mesin baru untuk setiap musim baru.

Berdasarkan 6 tugas itu, memang akan menjadi ideal jika dikerjakan oleh lebih dari satu pembalap penguji. Inilah yang kemudian dilakukan oleh KTM. Terbukti, mereka tetap mempertahankan dua pembalap pengujinya untuk mengarungi musim 2021.

Langkah ini tergolong langka, karena semua tim pabrikan biasanya hanya merekrut satu pembalap penguji. Terkecuali Yamaha yang sebenarnya memiliki satu pembalap penguji khusus, yaitu Katsuyuki Nakasuga, selain Cal Crutchlow.

Nakasuga ditempatkan untuk pengembangan mesin di Jepang. Sedangkan, Crutchlow ditempatkan untuk pengujian motor di Eropa. Sebenarnya ini cukup bagus, tapi langkah ini tidak seefektif yang dilakukan KTM.

KTM lebih efektif, karena pengembangan dan pengujian dilakukan di Eropa, yang mana memang menjadi pusatnya kompetisi MotoGP. Dua pembalap pengujinya juga merupakan pembalap yang sarat pengalaman di Eropa, sehingga mereka tahu cara untuk membuat setelan motor sesuai karakteristik sirkuit di Eropa.

Ini yang membuat langkah KTM terlihat lebih baik daripada Yamaha, yang cenderung seperti ada kontradiksi antara tim Eropa dengan tim Jepang-nya.

Kallio dan Pedrosa menjadi salah satu kunci penting progres KTM. Gambar: Kolase Motogp via Otorace.gridoto.com
Kallio dan Pedrosa menjadi salah satu kunci penting progres KTM. Gambar: Kolase Motogp via Otorace.gridoto.com
Faktor keempat alias yang terakhir adalah kerja keras. Memang, semua tim di MotoGP melakukan poin terakhir ini, tetapi KTM terlihat lebih intensif dibandingkan tim-tim lain.

Ada kemungkinan karena KTM memang tim baru, sehingga perlu terus banyak melakukan pekerjaan yang lebih besar agar bisa segera memangkas jarak dengan tim-tim lama. 

Itu dapat dilihat dari bagaimana KTM tetap menurunkan pembalap pengujinya uji coba secara tertutup selama pandemi 2020 ketika tim-tim lain sudah "angkat tangan".

Sebenarnya, itu juga terbantu oleh status mereka yang musim 2020 masih mendapatkan 'hak istimewa' sebagai tim pabrikan yang belum selevel Yamaha, Honda, Ducati, dan Suzuki. Artinya, langkah mereka pada poin terakhir ini juga patut dinantikan hasilnya pada 2021.

Apakah mereka akan semakin berkembang dan matang, atau malah kembali melempem, karena harus mendapatkan perlakuan yang seketat 4 tim pabrikan itu.

Jika pada akhirnya, KTM memang mampu lebih baik dari musim 2020, maka 4 faktor yang mereka miliki saat ini bisa menjadi acuan bagi Aprilia dan bahkan bagi pabrikan "tua" lainnya. Mereka juga patut membuat terobosan-terobosan baru, sesuai dengan kualitas yang mereka miliki.

Itulah yang KTM lakukan saat membuat kejutan di MotoGP musim 2020. Mereka bisa dikatakan telah berhasil memahami kualitas yang dimiliki dan meramunya dengan ide-ide baru dari orang-orang baru yang lebih berpengalaman. Salah satunya seperti Dani Pedrosa.

Musim 2020 adalah pijakan yang tepat bagi KTM untuk terus melangkah ke arah yang lebih baik dan semakin mapan untuk bersaing dengan para pabrikan seniornya. Kerja bagus, bontot. Pertahankan!

Malang, 1-1-2021
Deddy Husein S.

Terkait: Iwanbanaran.com, Motorsport.com, Okezone.com, Otomotifnet.gridoto.com, Otorace.gridoto.com, Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun