Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

KTM, Pabrikan Bontot yang Lebih Inovatif di MotoGP

1 Januari 2021   20:53 Diperbarui: 2 Januari 2021   04:09 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan juara seri oleh KTM (Brad Binder) di MotoGP Styria 2020. Gambar: Motogp.com

KTM yang baru terjun ke MotoGP pada 2017, ternyata mampu memiliki progres yang bagus pada 2020. Ini suatu kejutan, karena seharusnya yang berkembang lebih dulu adalah Aprilia yang terjun di tahun yang sama dengan Suzuki.

Suzuki seperti yang kita tahu, telah berhasil menikmati kesuksesan yang ajaib di tahun 2020 dengan keluar sebagai juara dunia. Hal itu sebenarnya wajar terjadi, karena Suzuki memang telah berada di MotoGP sejak 2015, alias 6 tahun.

Artinya, jika Suzuki sudah kian matang, Aprilia juga begitu bukan?

Tetapi, pada kenyataannya tidak demikian. Justru, KTM-lah yang menyusul perkembangan besar yang dimiliki Suzuki. KTM bersama tim satelitnya sukses menjejak 3 kemenangan di musim 2020, dengan tim KTM Tech3-nya berhasil mengemas 2 kemenangan lewat Miguel Oliveira.

KTM juga tangguh di tim satelitnya. Gambar: Motogp.com
KTM juga tangguh di tim satelitnya. Gambar: Motogp.com
Itu pencapaian yang luar biasa untuk tim yang baru 4 tahun berkiprah di MotoGP, yang biasanya terdapat transisi pergantian pembalap tiap 2 tahun sekali. Lalu, mengapa KTM bisa sedemikian rupa, sedangkan Aprilia tidak?

Ada 4 faktor yang dimiliki KTM yang mungkin tidak dimiliki Aprilia atau tim pabrikan lain.

Faktor pertama adalah eksperimen. Sejak awal penjajakan ke MotoGP, KTM sudah melakukan eksperimen yang sangat serius dan sedikit membuat kita bergeleng-geleng kepala. Apa sebabnya?

KTM melakukan perekrutan 4 pembalap untuk menjadi pembalap pengujinya (test rider). Mereka adalah Alex Hofmann, Mika Kallio, Randy De Puniet, dan Thomas Luthi. Empat pembalap yang sarat pengalaman itu dikerahkan untuk mengembangkan motor yang dapat bersaing di MotoGP.

Dari 4 nama itu, kemudian tersisa Mika Kallio yang juga dipercaya turun sebagai pembalap wild card di seri terakhir musim 2016. Dan, keputusan eksperimen dipertegas lewat perekrutan Pol Espargaro yang kemudian menjadi pembalap andalan KTM hingga 2020.

Pol Espargaro menjadi andalan di KTM dan kini pindah ke Repsol Honda. Gambar: Motogp.com
Pol Espargaro menjadi andalan di KTM dan kini pindah ke Repsol Honda. Gambar: Motogp.com
Faktor kedua adalah kreativitas. Ini bisa dilihat dari keputusan KTM menggunakan sasis tubular dengan bahan baja. Padahal, semua motor di MotoGP menggunakan sasis yang berbahan aluminium.

Sasis yang digunakan KTM. Gambar: via Iwanbanaran.com
Sasis yang digunakan KTM. Gambar: via Iwanbanaran.com
Perhatikan bagian sasis Honda yang menggunakan aluminium yang lebih ringan dan umum dipakai di MotoGP. Gambar: via Masshar2000.com
Perhatikan bagian sasis Honda yang menggunakan aluminium yang lebih ringan dan umum dipakai di MotoGP. Gambar: via Masshar2000.com
Penggunaan itu sebenarnya menuai kesangsian bagi banyak orang, tetapi pihak KTM yakin dengan keputusannya. Dan, itu cukup terbukti dengan keberhasilan KTM untuk lebih kencang dibandingkan Aprilia dan terkadang juga motor-motor lainnya di musim 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun