Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Pilih Pakaian Bekas Merek Internasional atau Pakaian Baru Merek Lokal?

3 Desember 2020   10:21 Diperbarui: 4 Desember 2020   19:09 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lantai khusus fashion. Gambar: Pexels/Artem Beliaikin

Lalu, pagi harinya saya mendapatkan jawaban dari teman keempat. Dia juga memilih pakaian baru merek lokal, alih-alih pakaian bekas. Dia pun mengaitkannya dengan situasi sekarang yang dilanda covid-19.

Pendapat teman keempat. Gambar: Dok. Deddy HS
Pendapat teman keempat. Gambar: Dok. Deddy HS
Tentu, itu seperti mimpi super buruk kala ingin berburu pakaian bekas, tetapi malah terkena covid-19. Saya pun memikirkan itu.

Bahkan, saya dulu memikirkan tentang risiko tertular penyakit kelamin. Sebelum ada covid-19, ketakutan saya justru terletak pada penularan virus--salah satunya--HIV/AIDS. Walaupun, dikabarkan penularannya baru "ampuh" lewat (maaf) bersenggama, atau cairan dari dalam tubuh.

Tetapi, namanya orang awam dan ingin tetap baik-baik saja, tentu selalu berupaya menghindari risiko-risiko terkecil--walau belum tentu aman dari risiko lainnya. Itulah mengapa, ketika maraknya topik orang berburu pakaian bekas, saya terheran-heran.

Apakah hanya saya yang katro?

Jika kemudian ada kaitannya dengan gerakan menyelamatkan bumi dari sampah tekstil. Apakah kemudian dengan transaksi pakaian bekas akan membuat produksi pakaian baru terhenti?

Contoh paling mudah bagi kalangan pencinta sepak bola adalah produksi jersey bola. Setiap tahun pasti keluar produk yang baru--walau desainnya berinovasi dari yang lama.

Ilustrasi parade jersey yang terbarui di setiap tahun. Gambar: Adidas/Football-tribe.com
Ilustrasi parade jersey yang terbarui di setiap tahun. Gambar: Adidas/Football-tribe.com
Artinya, hal itu juga akan mendorong produsen cabang ataupun KW untuk memproduksi jersey baru. Dan, penggemar bola pasti tergiur untuk membelinya, bukan?

Selain itu, ada pertimbangan lain yang membuat saya masih enggan membeli pakaian bekas. Kejujuran status ekonomi.

Menurut saya, ketika saya menggunakan pakaian bermerek internasional sekalipun itu bekas, orang lain tidak peduli dengan label pakaian bekasnya. Orang lain akan lebih memikirkan tentang merek itu. Bahkan, sekalipun KW.

Namun, "kelebihannya" pakaian KW, mereka lebih bisa dideteksi. Si pemakainya pun akhirnya tidak perlu membuat klarifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun