Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengapa Buku Jarang Populer Saat Harbolnas?

13 November 2020   20:02 Diperbarui: 15 November 2020   08:42 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja buku. | Gambar: Pexels/Karolina Grabowska

Ketika mencari promo dengan keyword 11.11. | Gambar: Hasil Tangkapan Layar Halaman Pencarian Google/Dokumentasi Pribadi
Ketika mencari promo dengan keyword 11.11. | Gambar: Hasil Tangkapan Layar Halaman Pencarian Google/Dokumentasi Pribadi
Masih dengan keyword sama, promo nonbuku (gadget) sampai dipromosikan oleh 3 media massa (lihat nomor 3). | Gambar: Hasil Tangkapan Layar Halaman Pencarian Google/Dokumentasi Pribadi
Masih dengan keyword sama, promo nonbuku (gadget) sampai dipromosikan oleh 3 media massa (lihat nomor 3). | Gambar: Hasil Tangkapan Layar Halaman Pencarian Google/Dokumentasi Pribadi
Pertanyaan itu sulit dijawab secara pasti. Namun, saya berupaya memberikan jawabannya berdasarkan apa yang saya tahu.

Pertama, pesta buku identik dengan bazar. Kalau ingin mencari buku dengan harga lebih terjangkau, maka carilah bazar buku.

Kedua, pembeli buku lebih mengutamakan fisik. Jika ingin mencari buku, lebih ideal jika datang dan melihat langsung buku yang dicari.

Kaum pemburu buku masih senang mencari buku murah langsung ke bazar. | Gambar: Dokumentasi pribadi Deddy HS
Kaum pemburu buku masih senang mencari buku murah langsung ke bazar. | Gambar: Dokumentasi pribadi Deddy HS
Ketiga, rawan pembajakan. Buku yang dijual secara online cukup rawan pembajakan.

Buku juga merupakan salah satu karya kreatif (intelektual) yang dilindungi oleh undang-undang hak cipta. Itu artinya, transaksi dan kepemilikan buku berbeda dengan kepemilikan produk lain.

Keempat, keyakinan produsen dan agen buku tidak sebesar di produk lain. Meskipun, penerbit kecil sudah bertebaran di mana-mana, pemasarannya terkadang masih belum maksimal.

Promo lebih sering digelorakan oleh penerbit. | Gambar: Gramedia.com
Promo lebih sering digelorakan oleh penerbit. | Gambar: Gramedia.com
Bahkan, pemasaran bukunya juga cenderung dari "mulut ke mulut". Berbeda dengan produk lain yang lebih percaya diri untuk dipajang dan dijual di lapak mana saja.

Kelima, keberadaan e-book memengaruhi harga. Dewasa ini, nyaris segala hal diubah ke bentuk digital, termasuk buku.

Ketika sudah demikian, maka harga dan wujudnya berbeda. Secara harga, e-book lebih ekonomis dibandingkan buku. Secara bentuk, e-book juga lebih praktis daripada buku.

Aplikasi membaca e-book. | Gambar: Google Play/Tangkapan Layar Dokumentasi Pribadi
Aplikasi membaca e-book. | Gambar: Google Play/Tangkapan Layar Dokumentasi Pribadi
Hal itu membuat penerbit mulai tidak perlu lagi repot untuk menghitung-hitung harga dan berapa eksemplar yang harus dicetak. Alhasil, ketika sudah jadi, harganya juga sudah sangat terjangkau dan abadi--tidak ada masa penarikan edaran.

Faktor terakhir itu menurut saya yang paling besar memberikan pengaruh kepada pola pemasaran dan pembelian buku sekarang dan nanti. Kalaupun masih ada pesta buku, kemungkinannya akan berkaitan dengan dua hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun