Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ternyata Final Idealnya adalah Sevilla Vs Inter Milan

18 Agustus 2020   06:03 Diperbarui: 18 Agustus 2020   20:41 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali moncernya duet Lautaro-Lukaku membuat Inter digdaya atas Shakhtar. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Kembali moncernya duet Lautaro-Lukaku membuat Inter digdaya atas Shakhtar. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Poin ini juga berlaku dari bagaimana Lukaku bisa mencetak gol pertamanya di laga itu. Kesalahan koordinasi pertahanan Shakhtar yang ingin melepaskan diri dari serangan justru dapat dihadang oleh pemain-pemain La Beneamata.

Bola pun sampai di kaki Lautaro. Dengan adanya Lukaku di dalam kotak penalti, ia tak sungkan untuk memberi umpan ke rekan duetnya tersebut. Gol pertama Lukaku tercipta, dan Inter unggul 4-0.

Faktor ketiga yang mampu membuat Inter unggul telak adalah keberhasilan mereka berduel di lini tengah. Di babak kedua permainan Shakhtar seperti terjun bebas, sedangkan Inter tetap prima.

Ini membuat kesalahan dari pemain Shakhtar kembali terjadi seperti di babak pertama. Inter yang baru unggul 2-0 setelah gol sundulan Danilo D'Ambrosio di awal babak kedua, ternyata tak memberi ampun karena Lautaro Martinez sukses mencetak gol keduanya.

Tendangannya yang akurat ke pojok kiri bawah Andriy Pyatov sulit dijangkau oleh kiper senior itu. Skor berubah menjadi 3-0, dan Inter berhasil membuat mentalitas lawan semakin terdegradasi.

Degradasinya mentalitas lawan kemudian berhasil dimanfaatkan Romelu Lukaku untuk mencetak gol kelima Inter. Melalui akselerasi cepat, Lukaku sukses membuat laga berakhir dengan skor yang di luar dugaan sebelumnya.

Conte terlihat puas dengan strateginya kali ini. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Conte terlihat puas dengan strateginya kali ini. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Faktor keempat yang membuat Inter pantas menang adalah keberadaan pemain-pemain inti di performa yang diharapkan. Mereka mampu bermain lebih maksimal dari sebelumnya. Ini pertanda bahwa jeda beberapa hari pasca perempatfinal telah dimanfaatkan Inter untuk recovery.

Selain itu, mereka juga memiliki skuad alternatif yang tak kalah bagus. Seandainya Inter tidak seefektif itu dalam mengancam gawang lawan, Conte sudah menyiapkan Christian Eriksen sebagai cara lain untuk membongkar pertahanan lawan.

Namun, ternyata Shakhtar sudah hancur lebur dengan formasi awal. Ini yang membuat Conte tidak perlu mengeluarkan kartu lainnya yang mana bisa diyakini bahwa Shakhtar Donetsk tak akan mampu menandinginya.

Perbandingan formasi Inter vs Shakhtar. Gambar: diolah dari Google/UEL
Perbandingan formasi Inter vs Shakhtar. Gambar: diolah dari Google/UEL
Alasannya sederhana, Luis Castro tidak memiliki banyak pilihan untuk beradu strategi dengan Conte. Di laga ini ia hanya berani melakukan dua pergantian pemain, karena seperti tak ada rencana lain untuk membuat Inter terkejut.

Faktor terakhir yang paling penting di laga ini adalah efektivitas dalam mengeksekusi peluang. Bisa terlihat bahwa para pemain sudah belajar dari kesalahan di laga sebelumnya yang sebenarnya sempat ingin disemprot oleh Conte*.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun