Pertama, faktor kesibukan mereka yang tidak selamanya dapat mengakomodir waktu untuk menonton film di bioskop. Ini dapat dialami oleh mahasiswa dan pekerja yang memiliki jadwal untuk berkegiatan secara padat.
Apapun level ekonominya tidak akan berpengaruh besar, selama akses mereka untuk mengunduh film lebih baik daripada harus mengorbankan waktu dan tenaganya untuk berada di bioskop.
Kedua, faktor wilayah yang tidak semuanya terdapat bioskop. Jika tidak percaya, ada beberapa daerah yang belum memiliki bioskop, dan bisa dicari sendiri-sendiri untuk membuktikannya. Salah satu kota yang pernah tidak memiliki bioskop adalah Blitar.
Sehingga, tidak mengherankan jika sebelum Agustus 2018, ada orang-orang dari sana yang harus "bermusafir" sejenak ke Tulungagung dan Malang untuk dapat menonton film. Wow!
Ketiga, faktor kebutuhan. Ada kalanya kita sebagai masyarakat ingin memiliki arsip terhadap film-film tersebut. Ini bahkan penulis alami ketika ingin menonton film-film lama yang bahkan dari film zaman Warkop DKI, Suzanna, hingga film zaman Benyamin Sueb yang pernah menjadi sang flamboyan di dunia perfilman Indonesia.
Bahkan, di film zaman sekarang pun sudah ada orang-orang yang menginginkan adanya arsipnya -seingat penulis pernah ada netizen di Youtube yang berharap ada unggahan film secara resmi di channel beberapa PH.
Hal ini biasanya disebabkan adanya apresiasi dari para penonton di bioskop yang mengakui bahwa film tersebut memang berkualitas dan perlu untuk dikoleksi. Pengoleksian film tersebut tentu menjadi bukti bahwa film itu layak diapresiasi hingga tak lekang oleh waktu, dan bisa saja menjadi bahan "tutur-tinular" kepada orang-orang terdekat dari si penonton bioskop tersebut dari waktu ke waktu.
Artinya, masyarakat yang mengunduh film-film itu juga tak selamanya hanya orang-orang yang tidak mampu berkunjung ke bioskop dan karena harga tiketnya yang mahal, melainkan juga orang-orang yang sudah pernah ke bioskop untuk menonton film itu.
Dikarenakan kualitas filmnya atau ketertarikan dari penonton tersebut, maka ada keinginan untuk mengunduh dan mengoleksi film tersebut.
Jadi, dengan tiga alasan dari keberadaan aktivitas mengunduh film tersebut, kita tidak bisa memukul rata terhadap status dan strata para pengunduh film.
Memang, jika dibandingkan dengan penonton di bioskop, jumlah pengunduh film atau pengunjung situs unduh film ilegal akan terlihat sangat banyak. Namun, bukan berarti mereka tidak mampu (ekonomi), melainkan ada hal-hal lain yang sebenarnya tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah dalam waktu cepat.