Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kota Hijau, Solusi untuk Masa Depan Perkotaan

24 Agustus 2024   15:17 Diperbarui: 24 Agustus 2024   15:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, konsep Kota Hijau atau Green City muncul sebagai salah satu solusi utama untuk masa depan perkotaan yang berkelanjutan. Kota Hijau adalah konsep perencanaan dan pengelolaan kota yang berfokus pada keseimbangan antara perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam konteks urbanisasi yang cepat dan perubahan iklim yang semakin nyata, Kota Hijau menawarkan pendekatan holistik untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat, produktif, dan resilient. Kali ini, kita akan membahas secara mendalam mengapa Kota Hijau menjadi solusi vital untuk masa depan perkotaan, dengan fokus pada pengurangan emisi karbon, peningkatan kualitas udara, manajemen sumber daya air, pengembangan ekonomi lokal, pendidikan lingkungan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Pengurangan Emisi Karbon

Salah satu pilar utama dari konsep Kota Hijau adalah pengurangan emisi karbon. Emisi gas rumah kaca yang tinggi di perkotaan merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Kota Hijau dirancang untuk mengurangi emisi karbon melalui berbagai strategi yang saling terkait.

Transportasi adalah salah satu sumber utama emisi karbon di kota-kota besar. Dengan mengadopsi sistem transportasi berkelanjutan, seperti peningkatan transportasi publik, pengembangan jalur sepeda, dan mendorong penggunaan kendaraan listrik, Kota Hijau dapat secara signifikan mengurangi jejak karbonnya. Di beberapa kota seperti Kopenhagen dan Amsterdam, penggunaan sepeda telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi yang berbahan bakar fosil.

Penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa juga menjadi kunci dalam mengurangi emisi karbon. Kota Hijau mendorong pembangunan infrastruktur energi terbarukan, baik dalam skala besar seperti pembangkit listrik, maupun skala kecil seperti panel surya di atap rumah. Dengan mengurangi ketergantungan pada energi berbahan bakar fosil, kota-kota dapat mengurangi emisi karbon dan mengatasi tantangan perubahan iklim dengan lebih efektif.

Bangunan hijau atau green building memainkan peran penting dalam strategi pengurangan emisi karbon di Kota Hijau. Bangunan ini dirancang untuk efisiensi energi yang tinggi, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, dan meminimalkan limbah. Teknologi seperti isolasi termal, pencahayaan alami, dan sistem pendingin/pemanas yang efisien membantu mengurangi konsumsi energi. Contohnya, Edge Building di Amsterdam yang dianggap sebagai salah satu bangunan paling berkelanjutan di dunia, menggunakan berbagai teknologi untuk mengurangi jejak karbonnya.

Peningkatan Kualitas Udara dan Kesehatan Masyarakat

Kualitas udara yang buruk adalah masalah umum di banyak kota besar, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Kota Hijau menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas udara dan, pada gilirannya, kesehatan masyarakat.

Ruang terbuka hijau seperti taman, hutan kota, dan jalur hijau adalah elemen penting dari Kota Hijau. Selain menyediakan tempat untuk rekreasi dan relaksasi, ruang terbuka hijau berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan ruang hijau yang cukup dapat mengurangi tingkat polusi udara dan meningkatkan kesehatan mental serta fisik warga kota.

Kota Hijau juga berfokus pada pengelolaan limbah yang efektif untuk mengurangi polusi udara. Sistem pengelolaan limbah yang efisien, termasuk daur ulang dan pengomposan, membantu mengurangi jumlah limbah yang dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan akhir, yang merupakan sumber polusi udara. Selain itu, regulasi yang ketat terhadap emisi industri dan kendaraan bermotor juga penting untuk menjaga kualitas udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun