Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengapa Ada Perbandingan Antara "Warkop DKI Reborn 3" dengan "Pretty Boys"? | Bagian 1

22 September 2019   20:47 Diperbarui: 23 September 2019   13:59 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cast Warkop DKI Reborn Part 3. (Grid.id)

Sebenarnya pemikiran saya tetap seperti reviewer, sehingga saya juga menyajikan sisi plus dan minus. Di sini saya menampilkan tiga hal positif untuk menanggapi keberadaan film ini dan dua hal negatif yang mungkin hanya mewakili first impression saya terhadap keberadaan film ini.

Plus pertama, saya mengapresiasi keberanian PH Falcon untuk kembali menggarap film WDR untuk part 3 ini dan bahkan terdengar kabar pula akan ada kelanjutan ke part 4 seperti seri sebelumnya (Part 1 dan 2). Bahkan, saya semakin mengapresiasi langkah Falcon dalam memilih komposisi penyokong film tersebut. Dari sutradara hingga pemeran tokohnya adalah orang-orang yang berbeda dari film sebelumnya.

Paling menyita perhatian tentunya dengan keberadaan cast baru sebagai trio Warkop DKI; Dono, Kasino, dan Indro. Ketiganya diperankan oleh Aliando, Adipati Dolken, dan Randy Danistha (Nidji). Keberadaan mereka seperti mengajak kita untuk berharap, bahwa wajah baru adalah semangat baru untuk tertawa bersama.

Plus kedua, saya melihat pemilihan tempat (merujuk dari trailer) di film ini terlihat seperti ala-ala WDR tempo doeloe. Tidak jarang, mereka bermain tentang pergantian tempat atau bisa disebut sebagai penjelajahan tempat. Sebenarnya pola ini (kabarnya) populer di zaman 80 atau 90-an. Ada kemungkinan bahwa penjelajahan tempat adalah siasat dari sebuah kisah yang ingin out of the box atau lebih tepatnya tidak ingin terikat oleh setting waktu dan tempat. Hal ini yang membuat saya menduga jika film ini menarik untuk ditonton.

Plus ketiga, ada semangat regenerasi Warkop DKI. Sebenarnya ini adalah kepanjangan tangan dari poin pertama. Melalui keberadaan cast baru, maka kita akan disuguhkan pada bukti nyata dari para pelaku industri perfilman Indonesia dalam merawat kekayaan karya yang pernah dihasilkan Indonesia di masa lalu.

Melalui cast baru, termasuk keberanian dalam memilih sutradara yang berbeda dari sebelumnya juga akan memberikan kesempatan kepada generasi muda yang ingin menghasilkan karya (sebagai director) dengan mencoba mengolah kisah yang sama -dan jadul- menjadi kisah yang terasa kekinian. Itulah harapan yang saya duga ada di balik keberadaan film ini.

Dari ketiga poin di atas, saya hanya ingin turut menghimbau kepada masyarakat untuk tetap mendukung setiap karya yang dihasilkan. Walau, kemudian (pasti) ada kekurangan-kekurangan didalamnya. Sebagai orang yang belum menonton filmnya, saya pun hanya bisa menemukan dua hal yang menurut saya masih sangat penting untuk dipertimbangkan ketika menghasilkan film yang beraroma remaking ini.

Pose trio DKI part 3. (Beritagar.id)
Pose trio DKI part 3. (Beritagar.id)

Pertama, pemilihan cast. Bagi saya, film yang harapannya 11-12 dengan terdahulunya harus diawali dengan kemiripan fisik. Wajah memang salah satu faktor yang paling harus dipertimbangkan. Namun, postur tubuh juga harus dipertimbangkan pasca urusan wajah selesai. Mengapa?

Keberadaan Dono, Kasino, dan Indro di film sebenarnya seperti keberadaan Vincent dan Desta di Pretty Boys. Mereka hampir menjadi dirinya sendiri meski mereka sadar bahwa mereka sedang berakting -memerankan karakter tertentu. Inilah yang membuat pertimbangan fisik seperti sangat diperhitungkan. Bahkan sebule-bulenya Abimana Aryasatya, wajahnya tetap mampu (baca: diharuskan) menjadi sosok yang menyerupai Dono.

Begitu pula dengan sosok Indro yang secara postur memang lebih tinggi dibandingkan "dua saudara seginjalnya" itu. Menurut saya, pemeran yang sampai saat ini masih relevan untuk menjadi Indro hanya Tora Sudiro. Bahkan postur dan wajahnya sudah tidak perlu dipermak begitu banyak, mungkin hanya perlu efford dalam "menghapus" koleksi tato di sekujur tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun